Sidang Pleno Konstituante Kepemimpinan Konstituante

membicarakan soa-soal tersebut dan sidang plenonya yang pertama pada tahun 1956, termasuk membicarakan prosedur untuk memilih pemimpin, yang kemudian disusul dengan acara pemilihan. Kemudian, Badan Konstituante membahas dan menyusun PTTK, menentukan struktur organisasi pembagian ke hak-hak dan tanggung jawab anggota, penyusunan dan perubahan agenda, serta proses pemungutan suara. Dengan demikian, Konstituante sekaligus juga menggariskan ketidaktergantungannya pada pemerintah dalam penyusunan undang-undang dasar baru. Dalam menyusun PTTK, Badan Konstituante menentukan organ- organnya sebagai berikut: Sidang pleno, Pemimpin ketua dan wakil-wakil ketua, Panitia Persiapan Konstitusi, Komisi-komisi konstitusi, Panitia Musyawarah, Panitia Rumah Tangga, panitia-panitia lain sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 40 2 PTT dan Sekretariat.

1. Sidang Pleno Konstituante

Sidang Pleno Konstituante merupakan badan tertinggi Konstituante yang membuat keputusan mengenai rancangan undang-undang dasar dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Aparat-aparat lain hanya merupakan bagian dari sidang pleno dan berada di bawahnya. Sidang ini harus diadakan sekurang-kurangnya dua kali dalam satu tahun dan harus diadakan apabila dianggap peroleh Panitia Persiapan Konstitusi, atau atas permintaan tertulis dari sekurang-kurangnya sepersepuluh dari jumlah anggotanya. Sidang pleno harus dinyatakan terbuka untuk umat kecuali apabila ketua menganggap perlu menutupnya, atau atas permintaan sekurang- kurangnya 20 orang anggota. Semua keputusan; kecuali yang dibuat dalam sidang tertutup harus diambil secara terbuka. Agenda sidang pleno ditetapkan oleh Panitia Persiapan Konstitusi tanpa mengurangi hak sidang pleno untuk mengubahnya. Setiap usul untuk mengubah agenda, baik waktu, topik pembicaraan, atau penambahan topik-topik baru, harus diajukan dalam bentuk tertulis dan ditandatangani oleh sekurang- kurangnya 20 oranganggota dan kemudian diserahkan kepada ketua selambat-lambatnya dua hari sebelum, agenda tersebut dinyatakan berlaku.

2. Kepemimpinan Konstituante

Konstituante dipimpin oleh ketua dengan lima orang wakil ketua. Mereka dipilih dari anggota Konstituante dalam rapat terbuka yang harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya dua, pertiga dari jumlah anggota Konstituante dan disahkan oleh Presiden. Sebelum pemilihan dan pengesahan ketua, sidang akan diketuai oleh anggota yang tertua. Ketua menjalankan tugas- tugas berikut: 1 merencanakan, mengatur, dan memimpin pekerjaan Konstituante, 2 menjalankan Anggaran Dasar, 3 memimpin sidang-sidang dan menjaga ketertibannya, 4 memberi izin kepada anggota untuk berbicara, 5 menyimpulkan soal-soal yang diajukan oleh anggota dan menyimpulkan keputusan-keputusan yang diambil oleh siding, 6 memberi kesempatan yang layak bagi anggota untuk berbicara tanpa gangguan, 7 mengumumkan hasil-hasil siding, dan 8 menjalankan keputusan sidang. Wilopo PNI dipilih sebagai ketua; Prawoto Mangkusasmito Masyumi, Fatchurahman, Kafrawi NU, Leimena Parkindo, Sakirman PKI, dan Hidajat, Ratu Aminah IPKI dipilih sebagai wakil-wakil ketua oleh sidang pleno yang berlangsung dari tanggal 19 hingga 22 November 1956. 10

3. Panitia Persiapan Konstitusi