Bahan untuk proses ekstraksi jahe emprit Bahan uji respon hipersensitivitas tipe lambat DTH

grinder kemudian diayak menggunakan ayakan nomor mesh 40. Serbuk kering jahe emprit yang diperoleh dari hasil penyerbukkan sebanyak 1 kg. Selanjutnya serbuk yang sudah dibuat dilakukan penetapan kadar air berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 661MenkesSKVII1994 tentang Persyaratan Obat Tradisional, standar kadar air maksimum simplisia adalah 10. Penetapan kadar air dilakukan menggunakan metode gravimetri. Prinsip metode ini , yaitu analisis kuantitatif berdasarkan berat tetapnya berat konstan Gandjar dan Rohman, 2010. Kadar air yang diperoleh sebesar 9,50 dan kadar air yang diperoleh ini telah memenuhi syarat Menteri Kesehatan sehingga dapat disimpulkan bahwa serbuk yang digunakan masih memenuhi syarat simplisia yang baik.

3. Pembuatan ekstrak etanolik jahe emprit

Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi. Sebanyak 50,0 gram serbuk rimpang jahe emprit dimasukkan ke dalam erlenmeyer bertutup, lalu ditambahkan 250,0 mL pelarut etanol 96 dan dilakukan proses maserasi selama 3x24 jam pada suhu kamar. Setelah itu dilakukan penyaringan menggunakan corong Buchner. Maserat yang diperoleh untuk selanjutnya dipekatkandiuapkan untuk menghilangkan etanol. Penguapan dilakukan menggunakan rotary evaporator . Pelarut yang masih tersisa diuapkan dengan menggunakan bantuan oven pada suhu 40 C. Ekstrak kental yang diperoleh digunakan dalam pembuatan sediaan uji.

4. Pembuatan suspensi darah merah domba 1

Darah domba segar yang telah diberi antikoagulan disentrifugasi menggunakan sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm untuk memisahkan plasma dari sel darah merah. Lapisan atas yang berupa plasma dibuang dengan mikropipet dan pada lapisan bawah yang berupa endapan sel darah merah, ditambahkan larutan PBS pH 7,2 sebanyak 3 kali volume SDMD yang tersisa. Tabung kemudian dibolak-balik dengan perlahan-lahan sampai SDMD tersuspensi secara homogen, kemudian disentrifugasi lagi. Pencucian paling sedikit dilakukan 3 kali. Setelah disentrifugasi, PBS dikeluarkan sehingga yang tertinggal adalah SDMD 100. Ambil 0,5 mL suspensi SDMD 100, tambahkan PBS dengan volume sama sehingga didapat suspensi SDMD 50. Untuk mendapatkan suspensi SDMD 1, maka dari 1 mL suspensi SDMD 50 ditambahkan PBS ad 50 mL Kumala, Dewi, dan Nugroho, 2012.

5. Tahap penentuan dosis

Penentuan dosis campuran madu kelengkeng dan ekstrak etanolik jahe emprit didasarkan pada Suranto 2007 dan penelitian Mellawati 2008. Suranto menyatakan bahwa dosis madu yang dianjurkan pada manusia adalah 1-2 kalihari 1 sendok makan 15 mL. Konversi dosis pada manusia yang berat badannya 70 kg ke tikus yang berat badannya 200 g adalah 0,018 Ngatidjan, 1991. Dosis madu untuk tikus 200 g adalah : Faktor konversi x dosis penggunaan 2 kalihari = 0,018 x 30 mL = 0,54 mL ≈ 0,6 mL

Dokumen yang terkait

Formulasi Sediaan Gel dan Krim dari Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe)”.

24 174 112

Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol Rimpang Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Plasma dan Otot Gastroknemius Mencit Sebelum Latihan Fisik Maksimal

1 39 73

PENGARUH SEDIAAN MADU BUNGA KELENGKENG (Nephelium longata L) TERHADAP FARMAKOKINETIKA PARASETAMOL YANG DIBERIKAN BERSAMA SECARA ORAL PADA KELINCI JANTAN.

0 2 25

Pengaruh pemberian madu klengkeng (Nephelium longata L). terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat pada tikus putih jantan galur wistar.

0 3 74

Pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng (Nephelium longata L.) dan ekstrak etanolik jahe emprit (Zingiber officinale Roscoe)terhadap jumlah sel darah putih pada tikus putih jantan galur wistar.

0 6 107

Pengaruh pemberian madu kelengkeng (Nephelium longata L.) terhadap jumlah sel darah putih pada hewan uji tikus putih jantan galus wistar.

0 2 88

Pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng (Nephelium longata L.) dan ekstrak etanolik jahe emprit (Zingiber officinale Roscoe)terhadap jumlah sel darah putih pada tikus putih jantan galur wistar

0 1 105

Pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng (Nephelium longata L.) dan ekstrak etanolik jahe emprit (Zingiler officinale Roscoe) terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat tikus putih jantan galur wistar

4 12 91

Pengaruh pemberian madu klengkeng (Nephelium longata L). terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat pada tikus putih jantan galur wistar

0 0 72

Pengaruh pemberian madu kelengkeng (Nephelium longata L.) terhadap jumlah sel darah putih pada hewan uji tikus putih jantan galus wistar - USD Repository

0 0 86