banyak diteliti dan dilaporkan memiliki peran dalam sistem imun yaitu flavonoid. Pada penggunaannya di masyarakat, madu sering dikombinasikan dengan
tanaman herbal untuk meningkatkan manfaatnya. Salah satu tanaman herbal yang sudah dikenal dan banyak digunakan dalam masyarakat adalah jahe, yang terdiri
atas beberapa jenis dan salah satunya adalah jahe emprit. Dari berbagai penelitian diketahui bahwa jahe juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh dari komponen
utamanya seperti gingerol. Dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan mengenai campuran
berbagai tanaman berkhasiat obat ternyata memiliki aktivitas yang lebih baik dibandingkan bentuk tunggalnya. Hal ini didukung juga oleh penelitian Omoya
dan Akharaiyi 2012 yang menggunakan campuran madu dan jahe dalam penelitiannya di mana hasilnya ternyata bahan campuran tersebut memiliki
aktivitas antibakteri yang lebih tinggi dibandingkan pada penggunaan bentuk tunggalnya. Banyak penelitian saat ini yang berfokus pada tanaman atau bahan
alam yang diduga memiliki pengaruh terhadap respon imun, termasuk pengaruhnya terhadap reaksi hipersenstivitas tipe lambat yang merupakan bentuk
dari respon imun spesifik seluler sebagai bentuk pertahanan tubuh kedua jika respon imun non spesifik tidak dapat mengatasi invasi benda asing atau antigen.
Oleh karena itu, ada kemungkinan bahwa campuran antara kedua bahan alam ini juga akan memiliki pengaruh terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat yaitu
berupa peningkatan respon hipersensitivitas tipe lambat.
G. Hipotesis
Campuran madu kelengkeng Nephelium longata L. dan ekstrak etanolik jahe emprit Zingiber officinale Roscoe memiliki pengaruh terhadap sistem imun
berupa peningkatan respon hipersensitivitas tipe lambat Delayed-Type Hypersensitivity
DTH pada hewan uji tikus putih jantan galur Wistar dan pengaruh yang ditimbulkan lebih baik bila dibandingkan dengan madu
kelengkeng tunggal dan ekstrak etanolik jahe emprit tunggal.
21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental murni, yaitu penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok perlakuan dan
dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian acak lengkap
pola searah, yaitu cara menetapkan sampel dalam kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan sistem pengacakan sehingga setiap sampel memiliki
kesempatan yang sama untuk dapat masuk ke dalam kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol. Pola searah ditunjukkan dengan adanya perlakuan yang sama
pada kelompok perlakuan, yaitu pemberian campuran madu kelengkeng dan ekstrak etanolik jahe emprit. Penelitian ini menggunakan subjek uji berupa tikus
putih jantan galur Wistar. Kriteria inklusi hewan uji yang digunakan yaitu berkelamin jantan, berat badan 150-250 g, berumur 2-3 bulan yang diperoleh dari
Laboratorium Imuno Hayati Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Kriteria drop out
adalah tikus mati selama perlakuan. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakologi Toksikologi, Laboratorium Farmakognosi Fitokimia
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan di Unit III Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
B. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
a. Variabel utama 1 Variabel bebas
: perbandingan dosis campuran madu kelengkeng dan ekstrak etanolik
jahe emprit 2 Variabel tergantung
: selisih volume telapak kaki kiri belakang tikus sebelum dan
setelah 24 jam injeksi antigen secara subkutan
b. Variabel pengacau 1 Variabel yang dikendalikan : jenis makanan, variasi genetik,
jenis kelamin, berat badan, galur tikus, dan umur tikus.
2 Variabel yang tidak terkendali : kondisi psikologis dan patofisiologis tikus
2. Definisi operasional
a. Campuran madu kelengkeng dan ekstrak etanolik jahe emprit. Larutan yang terdiri dari campuran : madu monoflora yang berasal dari nektar bunga
kelengkeng yang diproduksi oleh lebah ternak dan ekstrak kental jahe yang berasal dari hasil ekstraksi serbuk rimpang jahe emprit.
b. Respon hipersensitivitas tipe lambat Delayed-Type HypersensitivityDTH. Respon hipersensitivitas tipe lambat atau respon DTH merupakan respon