Tahap percobaan uji respon hipersensitivitas tipe lambat DTH

diinjeksi dengan antigen pada telapak kaki sebelah kiri secara subkutan tetapi sebelum diinjeksi kaki tikus diukur terlebih dahulu menggunakan jangka sorong digital sebagai data pre. Setelah 24 jam diinjeksi secara subkutan, kaki belakang tikus kembali diukur sebagai data post. Selisih volume telapak kaki belakang tikus sebelum dan sesudah diinjeksi dengan antigen secara subkutan dinyatakan sebagai respon DTH.

F. Analisis Hasil

Data yang diperoleh selanjutnya dievaluasi secara statistik dengan melakukan uji normalitas dengan metode Kolmogorov-Smirnov dan Levene test untuk mengetahui homogenitas data. Data yang terdistribusi normal dan homogen p 0,05 dilanjutkan dengan uji one way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95, selanjutnya jika terdapat perbedaan yang bermakna pada data akan dilanjutkan dengan uji Tukey. 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh dari pemberian campuran madu kelengkeng dan ekstrak etanolik jahe emprit terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat. Respon hipersensitivitas tipe lambat ini ditunjukkan dengan perbedaan volume bengkak pada kaki tikus sebelum dan sesudah diinjeksi dengan antigen yang diukur dengan menggunakan jangka sorong digital. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov untuk mengetahui normalitas data. Data yang terdistribusi normal P 0,05 selanjutnya dianalisis dengan uji Levene untuk mengetahui homogenitas data lalu dianalisis menggunakan uji one way ANOVA taraf kepercayaan 95 yang dilanjutkan dengan uji Tukey untuk melihat perbedaan yang signifikan pada respon hipersensitivitas tipe lambat tiap kelompok perlakuan.

A. Identifikasi Madu Kelengkeng

Penelitian ini menggunakan jenis madu kelengkeng sebagai salah satu bahan utama yang diperoleh dari distributor “Madu Pramuka” di kota Yogyakarta. Dilakukan proses identifikasi pada madu kelengkeng yang digunakan dengan tujuan untuk mengetahui kebenaran identitas dan keaslian dari jenis madu yang digunakan dalam penelitian ini. Proses identifikasi madu pada penelitian ini dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : a. Menurut cara yang dijelaskan oleh Ihsan 2011, yaitu dengan cara menuangkan cairan madu ke dalam sebuah gelas berisi air . Madu tersebut dikatakan murni jika madu tersebut mengendap dan tidak bercampur dengan air sehingga air akan tetap jernih. b. Menurut cara yang dijelaskan oleh Saqa 2010, yaitu saat menuangkan cairan madu dari dalam wadah, madu dikatakan murni jika saat dituang madu tersebut seperti benang dan tidak terputus. c. Menurut Sulaiman 2010 dan Ihsan 2011, akan tercium aroma yang khas dalam tiap jenis madu berdasarkan jenis bunga yang menjadi sumber nektarnya, misalnya madu rambutan memiliki aroma buah rambutan karena sumber nektarnya berasal dari bunga buah rambutan. Hasil identifikasi yang diperoleh dari cara-cara yang dilakukan diatas, madu yang digunakan termasuk madu murni karena saat dituang ke dalam segelas air, madu tersebut langsung mengendap dan tidak tercampur dengan air sehingga air tetap jernih serta aliran madu saat dituang berbentuk seperti benang dan tidak terputus Lampiran 5 sedangkan dari aromanya, tercium bau khas buah kelengkeng karena madu kelengkeng merupakan madu berasal dari nektar bunga kelengkeng sebagai sumber utama nektarnya.

B. Determinasi Tanaman Jahe Emprit

Pada penelitian ini juga dilakukan determinasi tanaman jahe emprit Zingiber officinale Roscoe yang digunakan sebagai bahan utama selain madu kelengkeng. Determinasi ini bertujuan untuk mengetahui kebenaran identitas dari bahan uji yang digunakan dalam penelitian sehingga bahan yang diperoleh tersebut benar-benar bahan yang kita inginkan. Proses determinasi dilakukan oleh pihak CV. Merapi Farma Herbal. Hasil determinasi menunjukkan bahwa bahan

Dokumen yang terkait

Formulasi Sediaan Gel dan Krim dari Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe)”.

24 174 112

Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol Rimpang Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Plasma dan Otot Gastroknemius Mencit Sebelum Latihan Fisik Maksimal

1 39 73

PENGARUH SEDIAAN MADU BUNGA KELENGKENG (Nephelium longata L) TERHADAP FARMAKOKINETIKA PARASETAMOL YANG DIBERIKAN BERSAMA SECARA ORAL PADA KELINCI JANTAN.

0 2 25

Pengaruh pemberian madu klengkeng (Nephelium longata L). terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat pada tikus putih jantan galur wistar.

0 3 74

Pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng (Nephelium longata L.) dan ekstrak etanolik jahe emprit (Zingiber officinale Roscoe)terhadap jumlah sel darah putih pada tikus putih jantan galur wistar.

0 6 107

Pengaruh pemberian madu kelengkeng (Nephelium longata L.) terhadap jumlah sel darah putih pada hewan uji tikus putih jantan galus wistar.

0 2 88

Pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng (Nephelium longata L.) dan ekstrak etanolik jahe emprit (Zingiber officinale Roscoe)terhadap jumlah sel darah putih pada tikus putih jantan galur wistar

0 1 105

Pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng (Nephelium longata L.) dan ekstrak etanolik jahe emprit (Zingiler officinale Roscoe) terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat tikus putih jantan galur wistar

4 12 91

Pengaruh pemberian madu klengkeng (Nephelium longata L). terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat pada tikus putih jantan galur wistar

0 0 72

Pengaruh pemberian madu kelengkeng (Nephelium longata L.) terhadap jumlah sel darah putih pada hewan uji tikus putih jantan galus wistar - USD Repository

0 0 86