yang diperoleh dari CV. Merapi Farma Herbal memang benar-benar Zingiber officinale
Roscoe Lampiran 3.
C. Pembuatan Ekstrak Etanolik Jahe Emprit
Proses ekstraksi rimpang jahe emprit diawali dengan tahap penyerbukan
simplisia. Simplisia kering dari rimpang jahe emprit perlu dilakukan penyerbukan dengan menggunakan mesin grinder yang bertujuan untuk memperkecil ukuran
partikel sehingga memperluas kontak antara bahan terhadap cairan penyari. Semakin besar kontak antara bahan dengan penyari, maka semakin mudah
kandungan–kandungan senyawa tersari dengan optimal. Sebelum dilakukan proses ekstraksi, dilakukan pengukuran kadar air dari
serbuk jahe emprit dan kadar air yang diperoleh sebesar 9,50. Kadar air yang diperoleh ini sudah memenuhi syarat Menteri Kesehatan sehingga dapat
disimpulkan bahwa serbuk yang digunakan sudah memenuhi syarat simplisia yang baik. Proses selanjutnya yaitu dilakukan tahap ekstraksi. Serbuk rimpang
jahe emprit dibuat menjadi ekstrak kental mengunakan metode ekstraksi maserasi. Maserasi merupakan metode yang paling mudah untuk dilakukan karena peralatan
yang digunakan lebih sederhana dibandingkan metode ekstraksi lainnya. Proses ekstraksi serbuk rimpang jahe emprit dilakukan dengan
menggunakan etanol 96 sebagai cairan penyari. Pemilihan etanol 96 didasarkan pada sifat etanol sebagai penyari universal yang mampu melarutkan
senyawa polar maupun senyawa non polar namun tetap dapat memisahkan dengan baik beberapa senyawa tertentu dengan tingkat kepolaran yang tertentu pula, sulit
ditumbuhi kapang diatas konsentrasi 20, netral, tidak beracun, dan panas yang diperlukan dalam proses pemekatan lebih selektif. Berdasarkan sifat etanol
tersebut maka diharapkan senyawa-senyawa yang terkandung di dalam rimpang jahe emprit mampu tersari dengan baik selain itu, pemakaian etanol akan lebih
menguntungkan bila dibandingkan dengan air sebagai cairan penyari. Jika menggunakan air sebagai cairan penyari, penyarian yang dilakukan akan rentan
terhadap kontaminasi mikroba dan dalam proses penguapannya untuk mendapatkan ekstrak kental akan memerlukan waktu yang lama dibandingkan
etanol yang lebih mudah menguap dan tidak mudah ditumbuhi mikroba. Konsentrasi etanol yang digunakan adalah 96 yang didasarkan
berdasarkan hasil penelitian Ramadhan dan Phaza 2010 yang menyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi etanol yang digunakan maka rendemen ekstrak yang
dihasilkan juga semakin banyak. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi konsentrasi pelarut yang digunakan maka kepolaran pelarut akan semakin rendah
sehingga akan meningkatkan kemampuan pelarut dalam mengekstrak kandungan oleoresin dalam jahe di mana di dalam kandungan oleoresin ini terdapat senyawa
yang berperan dalam sistem imun selain itu, bila ditinjau dari aspek kepolarannya kandungan oleoresin dalam jahe juga bersifat kurang polar sehingga akan lebih
banyak oleoresin yang terekstraksi dengan pelarut etanol 96. Pada pembuatan ektrak etanolik jahe emprit ini, perbandingan antara
serbuk dan cairan penyari yang digunakan adalah 1 : 5 karena perbandingan ini merupakan perbandingan yang optimal untuk proses ekstraksi rimpang jahe
emprit Daryono, 2010.