MEMBANGUN ETIKA KERJA MOTIVASI DAN RANCANGAN PEKERJAAN

Meningkatkan Produktifitas dengan menggunakan metode Lean Thinking | Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN”VETERAN”JATIM 5 Bangkitkan suasana kebersamaan dan keharmonisan kerja lewat kegiatan-kegiatan informal, seperti acara keluarga dalam bentuk piknik dan olahraga bersama

2.9.3 MEMBANGUN ETIKA KERJA

Masalah yang begitu kompleks yang sering dihadapi oleh para manajer adalah dalam menghadapi tingkah laku karyawan. Keadaan ini dapat menjadi tekanan dan bahkan tantangan dalam menerapkan aspek etika kerja, seperti ketidakjujuran, ketidakdisiplinan, ketidakadilan, kecurangan pertanggungjawaban administrasi, keegoan, dan sebagainya. Karena itu, muncullah perhatian yang besar bagaimana caranya agar para karyawan dan tentunya juga manajer bekerja dengan standar etika tertentu. Etika kerja adalah aturan normatif yang mengandung sistem nilai dan prinsip moral yang merupakan pedoman bagi karyawan dalam melaksanakan tugas pekerjaannya di dalam perusahaan. Agregasi dari perilaku karyawan yang beretika kerja merupakan gambaran etika kerja karyawan dalam perusahaan. Karena itu, etika kerja karyawan secara normatif diturunkan dari etika bisnis. Konsekuensinya etika tidak ditetapkan atau ditujukan untuk para karyawan saja. Artinya, kebijakan manajemen yang menyangkut karyawan seharusnya pula beretika, misalnya keadilan dan keterbukaan dalam hal kompensasi, karir dan evaluasi kinerja karyawan. Jadi, tiap keputusan etika dalam perusahaan tidak saja dikaitkan dengan kepentingan manajemen, tetapi juga dengan kepentingan karyawan. Meningkatkan Produktifitas dengan menggunakan metode Lean Thinking | Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN”VETERAN”JATIM Menurut Jackson and Mathis 2001, etika memiliki dimensi-dimensi konsekuensi luas, alternatif ganda, akibat berbeda, ketidakpastian konsekuensi, dan efek personal. a Konsekuensi luas : keputusan etika membawa konsekuensi yang luas. Misalnya, karena menyangkut masalah etika bisnis tentang pencemaran lingkungan maka diputuskan penutupan perusahaan dan pindah ke tempat lain yang jauh dari karyawan. Hal itu akan berpengaruh terhadap kehidupan karyawan, keluarganya, masyarakat, dan bisnis lainnya. b Alternatif ganda : beragam alternatif sering terjadi pada situasi pengambilan keputusan dengan jalur di luar aturan. Sebagai contoh, memutuskan seberapa jauh keluwesan dalam melayani karyawan tertentu dalam hal persoalan keluarga, sementara terhadap karyawan yang lain menggunakan aturan yang ada. c Akibat berbeda : keputusan-keputusan dengan dimensi-dimensi etika dapat menghasilkan akibat yang berbeda, yaitu positif dan negatif. Misalnya, mempertahankan pekerjaan beberapa karyawan di suatu pabrik dalam waktu relatif lebih lama mungkin akan mengurangi peluang para karyawan lainnya untuk bekerja di pabrik itu. Di satu sisi, keputusan itu menguntungkan perusahaan, tetapi pihak karyawan dirugikan. d Ketidakpastian Konsekuensi : konsekuensi keputusan-keputusan bernuansa etika sering tidak diketahui secara tepat. Misalnya, pertimbangan penundaan promosi pada karyawan tertentu yang hanya Meningkatkan Produktifitas dengan menggunakan metode Lean Thinking | Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN”VETERAN”JATIM berdasarkan pada gaya hidup dan kondisi keluarganya, padahal karyawan tersebut benar-benar berkecakapan. e Efek Personal : keputusan-keputusan etika sering mempengaruhi kehidupan karyawan dan keluarganya, misalnya pemecatan terhadap karyawan di samping membuat sedih si karyawan juga akan membuat susah keluarganya. Misal lainnya, kalau para pelanggan tidak menginginkan dilayani oleh “sales” perempuan maka akan berpengaruh negatif pada masa depan karier para “sales” perempuan. Etika kerja terkait dengan apa yang seharusnya dilakukan oleh karyawan atau manajer. Untuk itu, etika kerja setiap karyawan didasari pada prinsip-prinsip berikut : a Melaksanakan tugas sesuai dengan visi, misi, dan tujuan perusahaan. b Selalu berorientasi pada budaya peningkatan mutu kinerja. c Saling menghormati sesama karyawan. d Membangun kerja sama dalam melaksanakan tugas-tugas perusahaan. e Memegang amanah atau tanggung jawab dan kejujuran. f Menanamkan kedisiplinan bagi diri sendiri dan perusahaan. Dalam praktiknya, penerapan etika kerja di kalangan karyawan tidaklah mudah. Tidak jarang, bukan saja di kalangan karyawan, tetapi juga di kalangan manajer banyak yang kurang memahami etika kerja. Hal itu ditunjukkan oleh adanya sekelompok karyawan, bahkan manajer yang egois, menjadi penyebab timbulnya konflik serta ketidakpuasan di kalangan karyawan. Kalau ini dibiarkan maka lambat laut akan mengganggu proses pekerjaan dan mutu kinerja Meningkatkan Produktifitas dengan menggunakan metode Lean Thinking | Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN”VETERAN”JATIM perusahaan secara keseluruhan. Karena itu, diperlukan peran perusahaan dalam membangun etika kerja para karyawan. Perusahaan dapat berperan dalam berbagai bentuk upaya berikut : a Membuat kode etika kerja dengan melibatkan para karyawan. b Pelatihan tentang pengertian dan penerapan etika kerja. c Melaksanakan proses sosialisasi dan internalisasi etika kerja. d Meningkatkan komunikasi horizontal dan vertikal : formal dan informal. e Meningkatkan fungsi pengawasan kerja. f Memberikan penghargaan kepada para karyawan yang beretika kerja tinggi sebagai motivasi bagi karyawan lainnya dalam meningkatkan etika kerjanya.

2.10 PENGERTIAN KEDISIPLINAN KARYAWAN