Meningkatkan Produktifitas dengan menggunakan metode Lean Thinking | Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN”VETERAN”JATIM
pekerjaan oleh karyawan atau untuk peningkatan produktivitas dengan dukungan pelatihan spesifik dan keterampilan. Pada gilirannya efisiensi produksi dan
kepuasan karyawan akan tercapai. Namun demikian, proses perancangan kembali suatu pekerjaan bukanlah
pekerjaan yang mudah. Masih banyak peubah-peubah lain yang mempengaruhi kinerja perusahaan dan karyawan, seperti kondisi karyawan itu sendiri, teknologi
yang digunakan, karakteristik pekerjaan, iklim perusahaan, dan gaya kepemimpinan. Berikut diuraikan dua teori yang terkait dengan hubungan
rancangan pekerjaan dengan motivasi, yakni teori pengayaan pekerjaan dan karakteristik pekerjaan.
2.9.1 Teori Pengayaan Pekerjaan
Pengayaan pekerjaan lahir dari adanya teori faktor ganda motivasi yang diungkapkan oleh Fredrick Herzberg Mangkuprawiro, 2003. Menurutnya, dalam
keseharian pekerjaannya, karyawan dihadapkan pada dua set faktor motivasi yang berbeda yaitu faktor higienis dan motivator. Faktor higienis dapat menumbuhkan
ketidakpuasan karyawan. Jika faktor-faktor higienis, seperti kebijakan perusahaan, gaji, hubungan antar personal, kondisi kerja, dan kualitas penyelesaian, tidak
diterima karyawan maka motivasi mereka tidak meningkat sedang di sisi lain mereka merasa tidak puas. Sementara, faktor motivator, seperti unsur pengakuan
kerja, penghargaan, pekerjaan, tanggung jawab, dan pengembangan, akan mendorong karyawan termotivasi.
Pengayaan pekerjaan berangkat dari asumsi bahwa tiap karyawan memiliki derajat kepuasan yang beragam, bergantung pada jenis, frekuensi, dan lamanya
melaksanakan pekerjaannya. Secara manusiawi, seorang karyawan dalam
Meningkatkan Produktifitas dengan menggunakan metode Lean Thinking | Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN”VETERAN”JATIM
menekuni bidang pekerjaannya pada suatu ketika akan merasa bosan dan bahkan jenuh kalau dia relatif terlalu lama berada dalam posisi pekerjaan yang sama.
Kalau dibiarkan maka akan terjadi trade-off dalam bentuk produktivitas kerja yang menurun. Karena itu, perlu pengayaan pekerjaan dalam bentuk ekspansi
pekerjaan vertikal. Di dalamnya terdapat penambahan otoritas, otonomi, dan tanggung jawab karyawan dalam mengerjakan beragam penugasan yang semakin
sulit. Contoh dari pengayaan pekerjaan yang bersifat vertikal antara lain peningkatan posisi karyawan dari posisi staf menjadi asisten manajer produksi,
kemudian menjadi manajer sampai direksi. Hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan wewenang, otonomi, dan tanggung jawab karyawan. Di situ
sekaligus terjadi peningkatan motivasi dan kepuasan kerja.
2.9.2 PENINGKATAN MOTIVASI
Manajemen menengah puncak perlu membuat beberapa kondisi prinsip- prinsip dasar penerapan strategi pemotivasian karyawan.
1. Penerapan kesepadanan kondisi karyawan dengan keahliannya kompetensi. Karyawan yang merasa cocok dengan posisi pekerjaannya akan lebih merasa
puas daripada kalau mendapat beban berlebihan atau jika pekerjaannya tidak cocok dengan latar belakang keahliannya. Namun demikian, karyawan yang
belum sepadan keahliannya dengan jenis pekerjaan perlu difasilitasi melalui pelatihan-pelatihan berbasis kompetisi untuk menambah kemampuan
kerjanya. 2. Perumusan konsep bekerja dengan tujuan yang jelas. Buatlah sedemikian rupa
tujuan yang ingin ditetapkan itu dapat dikelola, dilaksanakan, dan dicapai oleh karyawan Untuk itu, para karyawan seharusnya mengetahui persis apa
Meningkatkan Produktifitas dengan menggunakan metode Lean Thinking | Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN”VETERAN”JATIM
yang dapat diharapkan dari tujuan tersebut. Dengan demikian, biasanya karyawan akan termotivasi dalam bekerja dengan sungguh-sungguh untuk
mencapai tujuan tersebut. 3. Pemberian penghargaan. Penghargaan tidak selalu dalam bentuk uang. Pada
tahap tertentu uang bukan segalanya dalam memotivasi karyawan untuk bekerja dengan baik. Unsur uang sifatnya berjangka pendek. Kedudukan uang
hanyalah untuk mencegah terjadi penurunan motivasi. Untuk itu, perlu dicari bentuk lain, misalnya pengembangan karir yang jelas dan pemberian otonomi.
Temukanlah unsur-unsur apa saja yang spesifik atau sebenarnya dapat memotivasi karyawan secara individual
4. Penciptaan lingkungan kerja yang nyaman. Lingkungan kerja yang nyaman tidak saja dicirikan oleh fasilitas kerja fisik suhu ruangan, alat kerja, kursi
serta meja kerja, dan sebagainya, tetapi juga oleh fasilitas non fisik, seperti manajemen kepemimpinan yang partisipatif dan hubungan sosial antar
karyawan yang akrab. Di samping itu, diperlukan komunikasi horizontal dan vertikal yang tidak kaku, dibatasi oleh status atau posisi pekerjaan.
Dari uraian ini maka manajer dapat merinci beberapa kondisi yang dibutuhkan untuk menciptakan karyawan yang termotivasi, yaitu sebagai berikut :
1 Memahami karakter individu masing-masing karyawan, seperti dalam hal
kepercayaan diri, kemampuan, nilai, dan harapan-harapan dari kemampuannya yang dapat dimotivasi.
2 Jangan menganggap faktor-faktor yang dapat memotivasi manajer juga
otomatis berlaku buat orang lain. Beberapa orang boleh jadi termotivasi kerja karena faktor uang. Sementara orang lain tidak begitu termotivasi oleh uang.
Meningkatkan Produktifitas dengan menggunakan metode Lean Thinking | Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN”VETERAN”JATIM
Jadi, yang penting adalah adanya kejelasan karier karena hal itu berarti karyawan memiliki tambahan tanggung jawab atau boleh jadi faktor penentu
motivasi karyawan lain adalah lingkungan kepemimpinan yang diterapkan di lingkungan kerjanya.
3 Berupaya menentukan strategi pendekatan yang sesuai dengan apa yang ingin
dituju karyawan dari pekerjaannya, seperti keinginan memperoleh pengakuan atau memperbaiki gaya hidup. Karyawan yang paling sulit dikelola adalah
mereka yang tidak dapat mengartikulasi kebutuhan-kebutuhannya. Tes berbentuk psikometrik dapat mengindikasikan cara-cara dan motivasi
karyawan dalam bertingkah laku dengan orang lain. Dalam hal ini, maka manajer perlu memiliki karakteristik perlakukan
berikut : 1
Seperangkat alat atau cara untuk memotivasi kelompok karyawan dalam bentuk berikut.
a Memberi pujian dan pengakuan atau penghargaan yang wajar
kepada karyawan. b
Memposisikan manajer sebagai sumber kepercayaan, kehormatan, dan harapan.
c Menunjukkan kesetiaan manajer karena karyawan pun akan setia
pada organisasi. d
Menerapkan orientasi pada pengayaan pekerjaan. e
Menunjukkan kemampuan komunikasi multilini yang baik f
Menanamkan kepercayaan bahwa insentif finansial bukan segalanya
Meningkatkan Produktifitas dengan menggunakan metode Lean Thinking | Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN”VETERAN”JATIM
g Membuka akses informasi tentang peluang karir.
2 Mengajak lebih ampuh dibanding memaksa
Persuasi jauh lebih kuat efeknya dibanding paksaan, seperti halnya dalam mitos jurnalis pena lebih tajam ketimbang pedang. Paksaan
akan mengakibatkan keputusasaan karyawan karena dianggap diperlakukan tidak ada bedanya dengan hewan dehumanisasi, tidak
dipercaya, dan tidak dihargai kemampuannya. Perusahaan akan rugi karena paksaan hanya akan membuahkan kontraproduktif. Sebaliknya,
dengan persuasi justru para karyawan akan merasa diajak untuk memahami persoalan yang dihadapi dirinya dan organisasi, diberi
peluang untuk berpikir, berkreasi, dan berprakarsa. Dengan demikian, mereka merasa mendapat perlakuan secara manusiawi. Hasilnya akan
semakin produktif, walaupun tidak jarang membutuhkan waktu yang relatif panjang dan kesabaran tinggi.
Karena itu, ketika manajer akan mendorong karyawan agar mereka mau dan mampu bekerja semakin produktif diperlukan syarat-syarat berikut :
1 Perlakukan karyawan sebagai manusia seutuhnya yang memiliki ciri
keunikan dibanding faktor produksi lainnya 2
Jangan memandang posisi karyawan sebagai subordinasi bawahan, tetapi harus sebagai mitra manajer
3 Kenalilah secara persis kebutuhan, kepentingan, dan masalah-masalah
yang dihadapi oleh karyawan 4
Dekatlah dengan karyawan untuk bersama-sama menyolusikan masalah individu dan organisasi
Meningkatkan Produktifitas dengan menggunakan metode Lean Thinking | Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN”VETERAN”JATIM
5 Bangkitkan suasana kebersamaan dan keharmonisan kerja lewat
kegiatan-kegiatan informal, seperti acara keluarga dalam bentuk piknik dan olahraga bersama
2.9.3 MEMBANGUN ETIKA KERJA