2.1.1.2 Tujuan Buku Cerita Anak
Buku cerita anak yang dibuat peneliti memiliki tujuan yang berguna bagi anak-anak. Tujuan dari buku cerita anak diantaranya adalah :
1. Dengan buku cerita anak dapat membuat anak menjadi terinspirasi,
2. Membantu anak dalam perkembangan apresiasi kultural,
3. Memperluas pengetahuan anak,
4. Menimbulkan kesenangan tersendiri bagi anak,
5. Mengembangkan imajinasi anak,
6. Dapat memotivasi anak untuk lebih banyak menggali literature Raines,
2002: vii Sesuai dengan salah satu tujuan cerita anak yaitu mengembangkan
imajinasi anak buku cerita bergambar yang disusun untuk memfasilitasi anak dalam mengembangkan imajinasi. Melalui gambar-gambar yang terdapat pada
buku cerita. Berikut cerita anak dapat dikemas dalam berbagai bentuk buku. Berikut macam-macam bentuk buku anak menurut para ahli.
2.1.1.3 Macam-macam Bentuk Buku Cerita
Menurut Tarigan dalam Hardjana 2006: 4 mengarang buku cerita anak dapat menggunakan bentuk atau wadah : cerita pendek, novelet dan novel. Dalam
ilmu kesusastraan ketiga bentuk cerita tadi disebut fiksi. Kata fiksi dalam bahasa Inggris dinamakan fiction diturunkan dari bahasa Latin fictio yang berarti :
membentuk, membuat, menggandakan, dan menciptakan. Cerita fiksi adalah cerita yang dibentuk, cerita yang dibuat, cerita yang diadakan atau yang
diciptakan. Oleh sebab itu, cerita fiksi juga disebut sebagai cerita rekaan. Selain
fiksi ada juga cerita nonfiksi, kalau fiksi berdasarkan khayalan atau tidak nyata sedangkan nonfiksi merupakan nyata.
Perbedaan utama antara fiksi dengan nonfiksi terletak dalam tujuan. Maksud dan tujuan narasi nonfiksi adalah untuk menciptakan kembali sesuatu
yang telah terjadi secara actual. Karena itu dengan kata lain dapat dikatakan a narasi nonfiksi mulai dengan mengatakan: karena semua ini fakta, maka beginilah
yang harus terjadi, dan b narasi fiksi mulai dengan mengatakan: seandainya semua ini fakta, maka beginilah yang akan terjadi Hardjana, 2006: 5.
Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan ada dua bentuk buku cerita yaitu fiksi dan non fiksi. Fiksi itu apa yang dapat terjadi, tetapi belum tentu
terjadi rekaan, sedangkan non fiksi apa yang benar terjadi nyata. Buku cerita anak berbasis pendidikan seks merupakan buku cerita
nonfiksi, artinya buku tersebut dibuat berdasarkan fakta tentang pacaran di dalam sekolah. Cerita nonfiksi tersebut dikemas dalam bentuk buku cerita sederhana
yang ditambah gambar-gambar untuk mempermudah pemahaman anak. 2.1.2
Pendidikan Seks 2.1.2.1
Pengertian Pendidikan Seks
Menurut Wuryani 2008: 5 Pendidikan seks adalah pendidikan tentang
tingkah laku yang baik sehubungan dengan masalah-masalah seks. Andika 2010: 15 mengemukakan pendidikan seks bertujuan untuk
mengenalkan anak tentang jenis kelamin dan cara menjaganya, baik dari sisi kesehatan dan kebersihan, keamanan, serta keselamatan.
Calderone dalam Wuryani, 2008: 4 memberikan definisi bahwa pendidikan seks adalah pelajaran untuk menguatkan kehidupan keluarga, untuk
menumbuhkan pemahaman diri dan hormat terhadap diri, untuk mengembangkan kemampuan hubungan manusiawi yang sehat, untuk membangun tanggung jawab
seksual dan sosial: untuk mempertinggi masa perkenalan yang bertanggung jawab, perkawinan yang bertanggung jawab, dan orang tua yang bertanggung
jawab. Menurut Warnaen dalam Wuryani, 2008: 5 Pendidikan seks juga dapat
diartikan sebagai semua cara pendidikan yang dapat membantu anak muda untuk menghadapi persoalan hidup yang berpusat pada naluri seks, yang kadang-kadang
timbul dalam bentuk tertentu dan merupakan pengalaman manusia yang normal. Dari definisi-definisi yang tertera di atas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan seks adalah pendidikan yang bertujuan mengenalkan tentang jenis kelamin dan cara menjaganya untuk meningkatkan hubungan manusiawi yang
sehat dalam menghadapi persoalan hidup yang berpusat pada naluri seks.
2.1.2.2 Pentingnya Pendidikan Seks Bagi Siswa