Gambar di atas menunjukkan bahwa sudah ada penelitian mengenai pendidikan seks di desa pendidikan seks perlu untuk anak SD. Ada juga
penelitian untuk pengembangan buku cerita. Berdasarkan hasil penelitian yang relevan tersebut, peneliti melihat bahwa belum ada penelitian yang
mengembangkan buku cerita tentang pengetahuan seks untuk anak SD khususnya kelas atas. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
pengembangan buku cerita anak berbasis pendidikan seks untuk anak SD kelas Atas SD N Banaran III.
2.3 Kerangka Berpikir
Upaya peningkatan kualitas pendidikan menjadi tugas dan tanggung jawab seorang guru, karena guru yang berhadapan langsung untuk membina para siswa
di sekolah dalam proses kegiatan belajar mengajar. Jika siswa terbina dengan baik maka akan timbul generasi-generasi penerus bangsa yang berkualitas. Banyak
kasus yang merusak masa depan anak bangsa contoh salah satunya yaitu pelecehan seksual dan kasus kehamilan di usia dini. Dengan tidak mengertinya
anak tentang seks, maka itu akan mudah sekali anak masuk ke dalam pergaulan yang salah dan akhirnya terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak diinginkan karena
sifat kemudaan remaja yang kurang mengendalikan diri. Pendidikan seks sangat diperlukan untuk anak-anak mengingat kasus-kasus yang sering muncul di usia
anak dibawah umur. Pendidikan seks dapat terjadi dalam berbagai situasi, mulai dari membaca
buku-buku yang ditulis oleh para professional sampai ke bisik-bisik anak-anak umur sebelas tahun di belakang pintu Wuryani, 2008: xiii. Pemberian
pendidikan seks penting supaya anak memiliki pengetahuan yang cukup tentang seks sehingga anak tidak terjerumus kedalam hal-hal negatif. Mengingat yang
menjadi kekhawatiran guru SD Banaran III mengenai banyaknya kasus pelecehan seksual remaja putri dan belum ada media yang dapat digunakan sekolah untuk
memberikan pelayanan dan dukungan terhadap kasus tersebut maka pada penelitian ini akan dibuat pengembangan media buku cerita anak mengenai
pendidikan seks untuk anak SD kelas 6. Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan sebelumnya, kemudian mengidentifikasi masalah sehingga ide untuk
mengembangkan media buku cerita anak muncul. Buku cerita anak yang dikembangkan harus melewati tahap validasi dan
revisi, kemudian tahap uji lapangan. Jika kedua tahap telah dilakukan, akan didapat media buku cerita anak berbasis pendidikan seks yang layak dan dapat
dipergunakan sebagai media baca anak. Buku dapat dipergunakan guru untuk mengajarkan pendidikan seks dalam mendukung praktik pendidikan melalui
gerakan literasi sekolah yaitu gerakan 15 menit membaca buku non pelajaran sebelum waktu belajar dimulai. Tujuan ini yaitu supaya menumbuhkan minat baca
anak serta menambah wawasan agar pengetahuan tentang seks dapat dikuasai secara lebih baik.
2.4 Pertanyaan Penelitian