Percobaan 3 Pembahasan Perubahan Konsep Siswa Untuk Masing-masing Percobaan

A tidak bisa menjelaskannya alasan mengatakan tenggelam. Prediksi dan penjelasan siswa A dapat dilihat pada contoh transkrip berikut: Transkrip 37 P: kalau airnya dimasukin dengan garam kira-kira 1-2 sendok makan lalu diaduk sampai rata, bagaimana keadaan telurnya terapung, melayang, atau tenggelam menurut anda? Ps: tenggelam. P: alasannya? Ps: tidak tahu, saya hanya menebak saja. Siswa B memprediksikan keadaan telur akan melayang dan siswa B juga tidak tidak bisa memberikan alasan seperti siswa A. Prediksi dan penjelasan dari siswa B dapat dilihat pada contoh transkrip berikut: Transkrip 38 P: kalau saya tambahkan dengan garam kira-kira 1-2 sendok makan kemudian diaduk sampai larut, bagaimana menurut anda telurnya terapung, tenggelam, atau melayang? Ps: telurnya melayang. P: alasan anda mengatakan melayang, mengapa? Ps: saya hanya menebaknya saja. Siswa C memprediksi bahwa keadaan telur terapung dengan alasan karena telurnya ringan. Prediksi dan penjelasan dari siswa C dapat dilihat pada contoh transkrip berikut: Transkrip 39 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI P: gelas yang berisi air nanti dimasukin garam kira-kira 1-2 sendok makan lalu diaduk sampai garamnya larut, menurut anda apa yang terjadi dengan telur tersebut ketika dimasukin dengan garam tadi? Apakah tenggelam, melayang, atau terapung? Ps: telurnya terapung. P: kemudian gelas itu ditambah kembali dengan air sampai penuh, bagaimana keadaan telur tersebut? Apakah melayang, terapung, atau tenggelam? Ps: telurnya tetap terapung juga. P: dari ketiga peristiwa yang sudah terjadi anda mengatakan semuanya terapung, apa alasan anda mengatakan semuanya terapung? Ps: karena telurnya ringan. Untuk membuktikan prediksi beserta penjelasan dari masing-masing siswa maka dilakukan percobaan dan observasi. Setelah dilakukan percobaan siswa A memberikan penjelasan yang sama dengan observasi bahwa keadaan telur terapung dikarenakan berada di atas permukaan air. Penjelasan siswa A dapat dilihat pada contoh transkrip berikut: Transkrip 40 P: setelah dimasukkan garam sekitar 1 sendok sendok makan lebih lalu diaduk sampai rata, apa yang terjadi dengan telur? Ps: terapung. P: bagaimana telur bisa dikatakan terapung? P: contoh terapung itu seperti apa? Ps: berada di atas permukaan air. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Siswa B menjelaskan keadaan telurnya terapung tetapi alasannya karena berada di tengah-tengah pada saat dimasukkan garam. Penjelasan siswa B berbeda dengan observasi ketika dilakukan percobaan. Penjelasan siswa B dapat dilihat pada contoh transkrip berikut: Transkrip 41 P: saat telur yang sudah dimasukin ke dalam gelas yang berisi air, kemudian ditambahkan dengan garam sekitar 1sendok lebih, bagaimana keadaan telurnya? Ps: keadaan telurnya terapung. P: bagaimana telur dikatakan terapung? Ps: karena telur berada ditengah-tengah pada saat dimasukan garam. Sedangkan siswa C menjelaskan keadaan telurnya terapung dengan alasan dikarenakan dimasukan dengan garam. Penjelasannya siswa C berbeda dengan observasi, penjelasan tersebut dapat dilihat pada contoh transkrip berikut: Transkrip 42 P: setelah dimasukin garam satu sendok sendok makan lebih, telurnya bagaimana? Ps: terapung. P: telur yang dikatakan terapung itu bagaimana? Ps: pada saat air ditambahkan dengan garam satu sendok makan dan diaduk sampai larut, jadi keadaan telurnya terapung. Setelah dilakukan percobaan dan observasi siswa A mengalami perubahan konsep. Sebelum dilakukan percobaan dan observasi siswa A masih belum PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bisa memberikan penjelasan tetapi setelah dilakukan percobaan dan observasi siswa A memberikan penjelasan yang benar. Siswa B sebelum dilakukan percobaan dan observasi juga tidak bisa memberikan penjelasan, tetapi setelah dilakukan percobaan dan observasi siswa B masih memberikan penjelasan yang salah. Siswa C memberikan penjelasan yang benar sebelum dilakukan percobaan dan observasi, tetapi setelah dilakukan percobaan dan observasi siswa C menjelaskan dengan penjelasan yang salah. Permasalahan ketiga yang diajukan dalam percobaan yaitu “bagaimanakah keadaan telur tenggelam, terapung, melayang setelah dimasukkan garam 1-2 sendok makan dan ditambah air sampai gelas penuh? Jelaskan ”. Sebelum dilakukan percobaan siswa B dan siswa C memprediksi keadaan telur terapung. Menurut siswa B telur terapung dikarenakan airnya banyak, penjelasannya dapat dilihat pada contoh transkrip berikut: Transkrip 43 P: kalau saya tambahkan airnya sampai penuh gelasnya, menurut anda telurnya bagaimana? Ps: terapung. P: alasan anda mengatakan terapung, mengapa? Ps: karena airnya makin banyak. Siswa C menjelaskan keadaan telur tenggelam dikarenakan telurnya ringan. Penjelasan dari siswa C dapat dilihat pada contoh transkrip berikut: Transkrip 44 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI P: kemudian gelas itu ditambah kembali dengan air sampai penuh, bagaimana keadaan telur tersebut? Apakah melayang, terapung, atau tenggelam? Ps: telurnya tetap terapung juga. P: dari ketiga peristiwa yang sudah terjadi anda mengatakan semuanya terapung, apa alasan anda mengatakan semuanya terapung? Ps: karena telurnya ringan. Sedangkan siswa A memprediksi bahwa keadaan telurnya tenggelam tetapi siswa A tidak dapat menjelaskannya alasan telur tenggelam. Prediksi siswa A dapat dilihat pada contoh transkrip berikut: Transkrip 45 P: kalau airnya ditambah sampai penuh, bagaimana telurnya? Tenggelam, terapung, atau melayang menurut anda? Ps: tenggelam P: alasannya? Ps: tidak tahu, hanya menebak saja. Untuk membuktikan prediksi dan penjelasan dari masing-masing siswa, maka dilakukan percobaan dan observasi. Setelah dilakukan percobaan dan observasi siswa A, siswa B, dan siswa C memberikan penjelasan yang sama. Penjelasan dari siswa A, siswa B, dan siswa C dapat dilihat pada salah satu contoh transkrip berikut: Transkrip 46 P: oke, setelah itu ditambahkan dengan air sampai gelas terisi penuh dengan air, bagaimana keadaan telurnya? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Ps: melayang. P: telur atau benda yang dikatakan melayang itu seperti apa? Kenapa kok bisa dikatakan melayang? Ps: telurnya berada di tengah-tengah, telurnya tidak berada di bagian bawah dan tidak juga berada di atas permukaan air. Setelah dilakukan percobaan siswa A, siswa B, dan siswa C mengalami perubahan konsep. Perubahan konsep yang terjadi pada siswa B dan siswa C yaitu sebelum dilakukan percobaan dan observasi siswa B dan siswa C memberikan penjelasan yang salah tetapi setelah dilakukan percobaan dan observasi siswa B dan siswa C memberikan penjelasan yang benar. Sedangkan untuk siswa A tidak bisa memberikan penjelasan sebelum dilakukan percobaan dan observasi tetapi setelah dilakukan percobaan dan observasi siswa A dapat menjelaskan konsep dengan benar. Hasil percobaan 3 menunjukkan bahwa eksperimen terbimbing dapat membantu siswa dalam memberikan penjelasan dari konsep yang masih salah menjadi konsep yang benar seperti yang terjadi pada siswa B dan siswa C permasalahan pertama dan ketiga. Eksperimen terbimbing dapat juga membantu siswa dalam memberikan penjelasan dari tidak tahu atau tidak mengerti konsep menjadi tahu konsep yang benar seperti yang terjadi pada siswa A permasalahan pertama, kedua, dan ketiga. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian ini temu fakta pada tiga siswa kelas VIII SMPN 3 Sendawar Kutai Barat dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pemahaman siswa tentang konsep-konsep yang berkaitan dengan tekanan pada zat padat dan zat cair sebelum mengikuti pembelajaran fisika dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing masih mengalami masalah. Siswa banyak mengalami konsep yang masih salah. 2. Pembelajaran fisika dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing dapat membantu siswa untuk mengubah pemahamannya. Setelah mengikuti pembelajaran fisika dengan metode eksperimen terbimbing, pemahaman siswa menjadi lebih baik. Siswa menjadi lebih memahami konsep-konsep yang berkaitan dengan tekanan pada zat padat dan zat cair. 3. Pembelajaran fisika dengan metode eksperimen terbimbing dapat membantu siswa untuk membenarkan konsep yang masih salah menjadi konsep yang benar dan memperluas konsep yang belum lengkap menjadi lebih lengkap.

B. Saran

Beberapa saran yang dapat diajukan oleh peneliti agar penelitian yang akan datang bisa menjadi lebih baik. 1. Sampel yang digunakan sebaiknya dalam jumlah yang besar satu kelas agar perubahan konsep yang terjadi lebih terlihat. 2. Melakukan teknik pengumpulan data yang lebih mendalam untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. 71 DAFTAR PUSTAKA Berg, Euwe Van Den. 1991. Miskonsepsi Fisika Dan Remediasi. Salatiga: UKSW. Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Kartika Budi, Fr. Y. 1987. Konsep: Pembentukan dan Penanamannya dalam Sumbangan Pikiran Terhadap Pendidikan Matematika dan Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Kartika Budi, Fr. Y. 1992. Pemahaman Konsep Gaya dan Beberapa Salah Konsepsi Yang Terjadi dalam Widya Dharma. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Kartika Budi, Fr. Y. 1998. Pemetaan Konsep Sebagai Strategi Membangun Kesatuan IPA Pada Siswa Mahasiswa dalam Pendidikan Matematika dan Sains: Tantangan dan Harapan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Kartini. 2006. Perubahan Konsep Siswa Tentang Perpindahan Kalor Melalui Eksperimen Terbimbing dalam Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Moedjiono dan Moh. Dimyati. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud. Nurachmandani, S Samsulhadi, S. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu untuk SMP dan MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional. Peter Salim Yenny Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, ed. Pertama. Jakarta: Modern English Press. Saptaningrum, Ana Wijayanti. 2007. Perubahan Konsep Siwa Kelas VIIA SMPN 1 Kaliwungu Kabupaten Semarang Tentang Suhu dan Pengukurannya Melalui Pembelajaran Dengan Metode Eksperimen Terbimbing dalam skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Sarosa, Samiaji. 2012. Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar. Jakarta: Indeks. Severinus, Domi. 1998. Strategi POP dalam Pembelajaran Fisika dalam Menuju Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Sukarno, dkk. 1973. Dasar-dasar Pendidikan Science. Bandung: Bhratara. Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Suparno, P. 2000. Teori Perubahan Konsep dan Aplikasinya dalam Pembelajaran Fisika dalam Widya Dharma. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Suparno, P. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo. TIM ABDI GURU. 2012. IPA TERPADU untuk SMPMTs Kelas VIII. Jakarta: Erlangga. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Wariyono, S Muharomah, Y. 2009. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar untuk Kelas VIII SMPMTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional. Winarni, Agustina. 1995. Pendekatan Keterampilan Proses dengan Metode Eksperimen sebagai Salah Satu Alternatif untuk Mengaktifkan Pengajaran Fisika pada Siswa Kelas 1 SMUN Kalasan dalam Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI