seorang guru perlu mengerti ekologi konseptual siswa, yaitu pengetahuan dan kepercayaan yang dimiliki siswa. Hal tersebut
meliputi antara lain: 1 Pengetahuan awal atau konsep yang telah ada dalam diri siswa.
2 Relasi antara konsep-konsep tersebut dalam pikiran siswa. 3 Pengetahuan baru tentang konsep-konsep alternatif yang dimiliki
siswa. 4 Keyakinan epistemologis siswa, yaitu keyakinan siswa yang
membuat siswa percaya bahwa pengetahuannya benar.
B. Miskonsepsi
Siswa sewaktu memasuki kelas untuk belajar fisika tidak dengan kepala kosong tetapi kepala siswa sudah mempunyai pengetahuan yang berhubungan
dengan fisika Euwe Van Den Berg, 1991:1. Misalnya, sebelum siswa mengikuti pelajaran mekanika, mereka sudah banyak berpengalaman dengan
peristiwa mekanika gaya, gerak, benda yang jatuh bebas dan sebagainya. Dengan pengalaman tersebut mereka mengembangkan banyak konsepsi
mengenai konsep-konsep fisika. Menurut Van Den Berg 1991:10 konsepsi adalah penafsiran seseorang tentang konsep.
Dalam mempelajari suatu konsep tertentu konsepsi awal siswa tersebut bisa jadi berbeda dengan konsepsi para fisikawan. Misalnya, inti konsep
massa jenis adalah bahwa untuk jenis bahan tertentu hasil bagi antara massa dan volume selalu tetap dan bahwa tetapan itu berbeda untuk setiap
unsursenyawacampuran, maka unsursenyawa dapat dikenal dengan massa jenisnya. Tetapi banyak siswa mempunyai konsepsi berbeda, mereka
cenderung berpikir bahwa jika jumlah zat massanya ditambah, maka massa jenis juga bertambah. Konsepsi siswa yang tidak sesuai dengan konsepsi para
fisikawan disebut miskonsepsi atau salah konsepsi. Menurut Suparno 2005:4 miskonsepsi atau salah konsep adalah sesuatu
yang menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang itu. Bentuknya dapat
berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep- konsep, gagasan intuitif, atau pandangan yang naif. Kartika Budi 1998:254
mendefinisikan miskonsepsi sebagai konsep yang tidak sama bahkan bertentangan dengan konsepsi yang dibangun oleh para ilmuwan yang
diterima sebagai konsepsi yang benar. Namun ada pula konsepsi yang tidak sepenuhnya salah, tetapi
mengakibatkan salah pada konsepsi yang lain. Misalnya, gaya dipandang sebagai tarikan atau dorongan mempunyai makna berbeda den
gan “gaya adalah yang menyebabkan kecepatan atau momentum berubah”, tetapi
keduanya tidak salah. Konsepsi gaya sebagai “penyebab gerak”, tidak sepenuhnya salah, akan tetapi dapat menghasilkan salah konsepsi pada konsep
yang lain, misalnya gaya selalu digambarkan searah dengan gerak; pada benda yang bertumbukan, setelah peristiwa tumbukan berakhir, pada benda tetap
dianggap masih mengalami gaya untuk mempertahankan geraknya, yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bertentangan dengan konsep: “sebagai hasil interaksi, gaya ada saat ada interak
si, dan gaya tak lagi ada setelah interaksi berakhir”. Untuk menyadarkan siswa akan miskonsepsi mereka, ada baiknya bila
seorang guru memberikan pengalaman belajar yang menantang konsep awal siswa yang kurang tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan percobaan, karena
percobaan dapat menantang intuisi siswa apakah benar atau tidak konsep mereka. Dengan mengalami dan mengamati percobaan yang hasilnya terus
menerus berbeda, maka siswa tertantang untuk mengubah gagasan atau konsep mereka. Dengan demikian miskonsepsi dapat diluruskan yang
membantu siswa mengembangkan konsep yang lebih benar.
C. Metode Eksperimen 1. Pengertian Eksperimen
Fisika adalah ilmu yang eksperimental, artinya bahwa pelajaran fisika harus dibarengi dengan percobaan atau eksperimen Euwe Van Den Berg,
1991 dalam Saptaningrum, 2007:26. Tujuan-tujuan pokok penggunaan eksperimen dalam proses belajar mengajar untuk memperjelas pengertian
konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu merupakan alat bantu memperjelas apa-apa yang diuraikan, jadi lebih
berfungsi sebagai strategi mengajar. Eksperimen merupakan metode mengajar yang sangat efektif dalam
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu fakta yang ingin diketahui. Menurut Sukarno dkk 1973:50 eksperimen adalah suatu
kegiatan menggunakan alat-alat sains dengan tujuan untuk mengetahui sesuatu yang baru atau untuk mengetahui apa yang terjadi kalau diadakan suatu proses
tertentu. Eksperimen adalah kaidah lazim yang digunakan dalam mata pelajaran
sains Peter Salim, 1991:382. Dengan metode eksperimen siswa dapat mengamati suatu proses atau kejadian sehingga benar-benar yakin akan suatu
proses dengan demikian apa yang dipelajari tidak mudah terlupakan karena siswa sendiri merasa ikut menemukan konsep sebagai hasil dari proses yang
dilakukan. Dengan mendengarkan saja belum tentu siswa dapat belajar tanpa adanya
pengalaman-pengalaman yang membuat siswa melatih keterampilannya dan melatih penalarannya dalam berpikir secara eksperimental Euwe Van Den
Berg, 1991 dalam Saptaningrum, 2007:27 .
Eksperimen adalah salah satu bentuk pengajaran yang sangat sesuai untuk memenuhi fungsi pendidikan sebagai latihan dan motivasi siswa Tjipto
Utomo, 1985 dalam Saptaningrum, 2007:27. Eksperimen adalah untuk mencapai beberapa keterampilan.
a. Keterampilan kognitif yang tinggi Keterampilan kognitif antara lain melatih siswa untuk memahami
suatu teori dan dapat menerapkan teori pada keadaan yang berlainan. b. Keterampilan afektif
Keterampilan afektif antara lain belajar bekerja sama, belajar mengomunikasikan informasi, belajar merencanakan kegiatan belajar.
c. Keterampilan psikomotorik Keterampilan psikomotorik antara lain belajar memasang peralatan
dan belajar menggunakan peralatan. Eksperimen dalam pengajaran fisika dapat diadakan sebagai usaha
pengenalan yang dapat menjadi motivasi, usaha untuk lebih dipahami sebagai model
maupun usaha
pengulangan Druxes
dkk, 1986
dalam Winarni,1995:29. Eksperimen merupakan bagian dari IPA, oleh karena itu
kedudukan eksperimen sangat penting. Namun ada dua istilah yang sering digunakan walaupun pada kenyataannya agak berbeda Sukarno dkk,
1973:50: 1 Praktikum
Praktikum adalah kegiatan-kegiatan yang mempergunakan alat-alat sains yang merupakan latihan-latihan untuk mempergunakan alat-alat
untuk keperluan tertentu misalnya latihan menggunakan ampermeter, voltmeter.
2 Eksperimen Eksperimen adalah suatu kegiatan mempergunakan alat-alat sains
dengan tujuan untuk mengetahui sesuatu yang baru atau mengetahui apa yang akan terjadi kalau diadakan suatu proses tertentu.
2. Eksperimen Terbimbing
Eksperimen terbimbing adalah suatu metode pembelajaran di mana siswa melakukan percobaan menggunakan peralatan sains dengan bimbingan