Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

5

BAB II DASAR TEORI

A. Konsep 1. Pengertian Konsep

Dalam proses pembelajaran fisika guru dan siswa selalu menghadapi dan berhubungan dengan sejumlah konsep sesuai pokok bahasan yang sedang dipelajarinya. Konsep adalah gambaran mental tentang sesuatu Kartika Budi, 1987:234. Gambaran mental itu diperoleh melalui generalisasi dari contoh- contoh, data-data, dan peristiwa-peristiwa khusus. Dalam pembelajaran fisika konsep berupa obyek benda, gejala, situasi kondisi, sifat-sifat, dan atribut dari suatu obyek Euwe Van Den Berg, 1991:8. Konsep sebagai gambaran mental terbentuk sebagai hasil aktivitas manusia baik mental maupun fisik, konsep sendiri merupakan hasil akhir dari persepsi. Untuk membedakan konsep yang satu dengan konsep yang lain, konsep itu harus mengungkapkan hakekat atau ciri yang mengungkapkan anggota-anggotanya. Menurut Kartika Budi 1987:237 dalam pembelajaran fisika kita berhadapan dengan konsep fisis, baik itu konsep konkrit maupun konsep proses. Robert B. Sund dalam Kartika Budi 1987:235 menjelaskan bahwa konsep konkrit adalah konsep yang mengacu pada obyek seperti benda-benda, besaran-besaran atau atribut dari besaran misalnya batu baterai, gaya, tegangan, tekanan dan sebagainya. Sedangkan konsep proses adalah konsep yang mengacu pada proses dari benda-benda atau besaran-besaran fisis seperti pemuaian, perambatan panas dan sebagainya. Selain itu dalam pembelajaran fisika kita juga menjumpai konsep seperti konsep medan magnet, momen putar dan sebagainya. Untuk membedakan konsep-konsep tersebut dapat ditinjau dari beberapa dimensi atau sudut pandang kita terhadap obyek tersebut. Flavell sebagaimana dikutip oleh Ratna Wilis Dahar 1989:79 menyebutkan bahwa konsep dapat berbeda dalam tujuh dimensi: a. Atribut Setiap konsep memiliki atribut yang berbeda-beda baik ditinjau secara fisik maupun fungsinya. Misalnya konsep meja harus memiliki permukaan yang datar dan sambungan-sambungan yang mengarah ke bawah yang mengangkat permukaan itu dari lantai. b. Struktur Struktur berkaitan dengan cara bagaimana atribut tersebut saling terkait. Ada tiga macam struktur yaitu 1 struktur konjunktif yaitu konsep di mana terdapat dua atau lebih sifat sehingga dapat memenuhi syarat sebagai contoh konsep, seperti percepatan adalah perubahan kecepatan tiap selang waktu. Dua atribut yaitu perubahan kecepatan dan selang waktu harus ada agar memenuhi konsep percepatan, 2 struktur disjunktif yaitu konsep di mana satu dari dua atau lebih sifat harus ada, 3 struktur relasional menyatakan hubungan tertentu antar atribut-atribut konsep seperti superposisi. c. Keabstrakan Ada konsep yang begitu konkrit dan abstrak misalnya jarak dan elektron. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d. Keinklusifan Keinklusifan mengacu pada jumlah contoh yang dapat terlibat dalam konsep. e. Generalitas Bila diklasifikasikan konsep dapat berbeda dalam posisi superordinat atau subordinat, misalnya energi merupakan superordinat dari energi kinetik. f. Ketetapan Ketetapan menyangkut apakah ada sekumpulan aturan untuk membedakan contoh-contoh dari noncontoh. g. Kekuatan Kekuatan ditentukan sejauhmana orang setuju bahwa konsep itu penting. Penjelasan yang kita berikan kepada orang lain mengenai suatu konsep dengan menunjuk salah satu atau lebih dari dimensi-dimensi yang dicakup oleh konsep yang dimaksud akan memberikan gambaran pada orang lain tersebut mengenai konsep yang dimaksud. Konsep yang sudah dikuasai dengan benar, akan membantu siswa dalam memecahkan suatu masalah. Sementara itu, tidak tertutup kemungkinan konsep yang telah dikuasai siswa tidak tepatsalah. Hal ini terjadi karena siswa percaya bahwa pengertian awal mereka telah berjasa dalam memahami dunia ini. Dengan demikian dalam proses kegiatan pembelajaran seorang guru harus membantu siswa dalam mengembangkan perubahan konsep sehingga siswa mendapatkan pengetahuan yang lebih lengkap dan benar.