Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BNSP. b. Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 1. Tujuan Umum Secara umum tujuan diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian wewenang otonomi kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam mengembangkan kurikulum. 2. Tujuan Khusus Secara khusus tujuan diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah : a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia. b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama. c. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Landasan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilandasi oleh Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan. 3. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. 4. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. 5. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 dan 23. d. Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memiliki beberapa karakteristik yaitu : 1. Pemberian Otonomi kepada Sekolah dan Satuan Pendidikan 2. Partisipasi Masyarakat dan Orang Tua yang Tinggi 3. Kepemimpinan yang Demokratis dan Profesional 4. Tim Kerja yang Kompak dan Transparan e. Aspek - Aspek Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Agar Pengembangan dan Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mampu mendongkrak kualitas pendidikan, perlu didukung oleh perubahan mendasar dalam kebijaksanaan pengelolaan sekolah yang menyangkut aspek-aspek berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. Iklim Pembelajaran yang Kondusif Iklim yang kondusif akan mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan bermakna yang lebih menekankan pada belajar mengetahui Learning to know, belajar berkarya learning to do, belajar menjadi diri sendiri learning to be , dan belajar hidup bersama secara harmonis learning to live together 2. Otonomi Sekolah dan Satuan Pendidikan Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, kebijakan pengembangan kurikulum dan pembelajaran beserta sistem evaluasinya didesentralisasikan ke sekolah dan satuan pendidikan, sehingga pengembangan kurikulum diharapkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan masyarakat secara lebih fleksibel. 3. Kewajiban Sekolah dan Satuan Pendidikan Sekolah dan satuan pendidikan dituntut mampu mengembangkan kurikulum dan mengelola sumber daya secara transparan, demokratis, dan bertanggung jawab baik terhadap masyarakat maupun pemerintah dalam rangka meningkatkan kapasitas pelayanan dan kualitas terhadap peserta didik. 4. Kepemimipinan Sekolah yang Demokratis dan Profesional Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, kepala sekolah dan guru merupakan the key person dalam keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. 5. Revitalisasi Partisipasi Masyarakat dan Orang Tua Masyarakat dan orangtua harus disadarkan bahwa sekolah adalah lembaga pendidikan yang perlu didukung oleh semua pihak. Prestasi keberhasilan sekolah harus menjadi kebanggaan masyarakat dan lingkungannya. Ini berarti, pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memerlukan kesadaran dan partisipasi aktif semua pihak yang terkait dengan pendidikan. 6. Menghidupkan serta Meluruskan Kelompok Kerja Guru KKG dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP Kegiatan MGMP dan KKG perlu dihidupkan dan diluruskan agar dapat dijadikan sebagai wadah guru untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah melalui peningkatan mutu pembelajaran effective teaching 7. Kemandirian Guru Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, guru harus mampu bekerja mandiri untuk memperbaiki diri dalam pembelajaran. Hal ini penting agar ia benar-benar menjadi guru yang bisa digugu dan ditiru, sehingga tidak saja mampu mengembangkan Kurikulum Tingkat Satua n Pendidikan tetapi juga melaksanakannya dalam pembelajaran secara efektif dan menyenangkan. 2. Memahami dan memaknai Standar Isi a. Struktur Kurikulum Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. 1. Struktur Kurikulum SDMI Tabel II.1 Struktur Kurikulum SDMI KELAS DAN ALOKASI WAKTU KOMPONEN I II III IV,V,VI A.MATA PELAJARAN 1. Pendidikan Agama 3 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 3. Bahasa Indonesia 5 4. Matematika 5 5. Ilmu Pengetahuan Alam 4 6. Ilmu Pengetahuan Sosial 3 7. Seni Budaya dan Keterampilan 4 8. Pendidikan Jasmani, Olahraga 4 Dan Kesehatan B. MUATAN LOKAL 2 C. PENGETAHUAN DIRI 2 Jumlah 26 27 28 32 2 Ekuivalen 2 jam pelajaran 2. Struktur Kurikulum SMPMTs Tabel II.2 Struktur Kurikulum SMPMTs KELAS DAN ALOKASI WAKTU KOMPONEN VII VIII IX A.MATA PELAJARAN 1. Pendidikan Agama 2 2 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4. Bahasa Inggris 4 4 4 5. Matematika 4 4 4 6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4 7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4 8. Seni Budaya 2 2 2 9. Pendidikan Jasmani, Olahraga 2 2 2 dan Kesehatan 10, KeterampilanTeknologi 2 2 2 Informasi dan Komunikasi B. MUATAN LOKAL 2 2 2 C. PENGETAHUAN DIRI 2 2 2 Jumlah 32 32 32 2 Ekuivalen 2 jam pelajaran 3. Struktur Kurikulum SMAMA Tabel II.3 Struktur kurikulum SMAMA Kelas X KELAS DAN ALOKASI WAKTU KOMPONEN X A.MATA PELAJARAN 1. Pendidikan Agama 2 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 3. Bahasa Indonesia 4 4. Bahasa Inggris 4 5. Matematika 4 6. Fisika 2 7. Biologi 2 8. Kimia 2 9. Sejarah 1 10. Geografi 1 11. Ekonomi 2 12. Sosiologi 2 13. Seni Budaya 2 14. Pendidikan Jasmani, Olahraga 2 dan Kesehatan 15, KeterampilanTeknologi 2 Informasi dan Komunikasi B. MUATAN LOKAL 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI C. PENGETAHUAN DIRI 2 Jumlah 38 2 Ekuivalen 2 jam pelajaran Tabel II.4 Struktur kurikulum SMAMA Kelas XI dan XII untuk program IPA KELAS DAN ALOKASI WAKTU KOMPONEN XI XII A.MATA PELAJARAN 1. Pendidikan Agama 2 2 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 3. Bahasa Indonesia 4 4 4. Bahasa Inggris 4 4 5. Matematika 4 4 6. Fisika 4 4 7. Biologi 4 4 8. Kimia 4 4 9. Sejarah 1 1 10. Seni Budaya 2 2 11. Pendidikan Jasmani, Olahraga 2 2 dan Kesehatan 12, KeterampilanBahasa Asing 2 2 B. MUATAN LOKAL 2 2 C. PENGETAHUAN DIRI 2 2 Jumlah 39 39 2 Ekuivalen 2 jam pelajaran Tabel II.5 Struktur kurikulum SMAMA Kelas XI dan XII untuk program IPS KOMPONEN KELAS DAN ALOKASI WAKTU XI XII A.MATA PELAJARAN 1. Pendidikan Agama 2 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 3. Bahasa Indonesia 4 4. Bahasa Inggris 4 5. Matematika 4 6. Sejarah 3 3 7. Geografi 3 3 8. Ekonomi 4 4 9. Sosiologi 3 3 10. Seni Budaya 2 2 11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2 12, Teknologi Informasi dan 2 2 Komunikasi 13. KeterampilanBahasa Asing2 2 2 B. MUATAN LOKAL 2 2 C. PENGETAHUAN DIRI 2 2 Jumlah 39 39 2 Ekuivalen 2 jam pelajaran 4. Struktur KurikulumSMKMAK Tabel II.1 Struktur Kurikulum SMKMAK KELAS DAN ALOKASI WAKTU Jam Pelajaran Durasi Waktu KOMPONEN per muinggu Jam A.MATA PELAJARAN 1. Pendidikan Agama 2 192 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 192 3. Bahasa Indonesia 4 192 4. Bahasa Inggris 4 440 5. Matematika 4 440 6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 192 7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 192 8. Seni Budaya 2 192 9. Pendidikan Jasmani, Olahraga 2 192 dan Kesehatan 10, KeterampilanBahasa Asing 2 1. Keterampilan Komputer 202 dan pengelolaan Informasi 2. Kewirausahaan 192 3. Dasar Kompetensi 140 Kejuruan 4. Kompetensi Kejuruan 1000 B. MUATAN LOKAL 2 192 C. PENGETAHUAN DIRI -2 -192 Jumlah 36 3950 b. Beban Belajar Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. 1. Kegiatan Tatap Muka Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan guru.Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada masing- nmasing satuan pendidikan adalah sebagai berikut: a. SDMISDLB berlansung selama 35 menit. b. SMPMTsSMPLB berlangsung selama 40menit. c. SMAMASMALB SMKMAK berlangsung selama 45 menit. 2. Penugasan Terstruktur Penugasan Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. 3. Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur Penugasan Mandiri Tidak Terstruktur kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Pemberian tugas ini tidak dilakukan secara teratur, namun bersifat insidental. 3. Mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan a. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pengembangan kurikulum menyangkut beberapa tingkat, yaitu: 1 Pengembangan Kurikulum Tingkat Nasional Dalam kaitannya dengan KTSP, pengembangan kurikulum tingkat nasional dilakukan dalam rangka mengembangkan Standar Nasional Pendidikan yang pada saat ini mencakup Standar Kompetensi Lulusan SKL dan Standar Isi SI untuk setiap satuan pendidikan pada masing- masing jenjang dan jenis pendidikan, terutama pada jalur pendidikan sekolah. 2 Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain: a Menganalisis dan mengembangkan Standar Kompetensi Lulusan SKL dan Standar Isi SI. b Merumuskan visi dan misi, serta merumuskan tujuan pendidikan pada satuan pendidikan. c Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, visi dan misi, serta tujuan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan selanjutnya dikembangkan bidang studi yang akan diberikan untuk merealisasi tujuan tersebut. d Mengembangkan dan mengidentifikasi tenaga-tenaga kependidikan sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan. e Mengidentifikasi fasilitas pembelajaran yang diperlukan untuk memberi kemudahan belajar. 3 Pengembangan Silabus Kegiatan yang dilakukan antara lain: a Mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar serta tujuan setiap bidang studi b Mengembangkan kompetensi dasar dan materi standar yang diperlukan dalam pembelajaran. c Mendiskripsikan kompetensi dasar serta mengelompokkannya sesuai dengan ruang lingkup dan urutannya. d Mengembangkan setiap indikator untuk setiap kompetensi serta kriteria pencapaiannya dan pengelompokannya sesuai dengan ranah pengetahuan, pemahaman, kemampuan keterampilan, nilai dan sikap. e Mengembangkan instrumen penilaian yang sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. 4 Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kegiatan pengembangan kurikulum pada tingkat ini adalah menyusun dan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran atau persiapan mengajar. 5 Kurikulum Aktual Kurikulum aktual atau pelaksanaan pembelajaran adalah interaksi antara peserta didik dengan guru dan lingkungan pembelajaran. b. Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan di sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut: 1 Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya 2. Beragam dan terpadu 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan 5. Menyeluruh dan berkesinambungan 6. Belajar sepanjang hayat 7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah c. Strategi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Strategi yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan KTSP yaitu berkaitan dengan : 1 Sosialisasi KTSP di sekolah 2 Menciptakan suasana yang kondusif 3 Mengembangkan fasilitas dan sumber belajar 4 Membina disiplin 5 Mengembangkan kemandirian Kepala Sekolah 6 Mengubah paradigma pola pikir guru 7 Memberdayakan staff 4. Pembelajaran dan Penilaian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan a. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut : 1 Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk mengusasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. 2 Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: a belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, b belajar untuk memahami dan menghayati, c belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, d belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, e belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. 3 Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan danatau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral. 4 Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat. 5 Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sabagai sumber belajar. 6 Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal. 7 Kurikulum yangt mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan. b. Pengembangan Program 1. Program Tahunan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Program Tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Sumber-sumber yang dapat dijadik an sebagai bahan pengembangan program tahunan antara lain: a. Daftar kompetensi standar sebagai konsensus nasional yang dikembangkan dalam silabus mata pelajaran yang akan dikembangkan. b. Ruang lingkup dan urutan kompetensi. c. Kalender Pendidikan. 2. Program Semester Program semester berisikan garis-garis besar mengenai hal- hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Umumnya berisi bulan, pokok bahasan yang hendak disampaikan, waktu yang direncanakan, dan keterangan- keterangan. 3. Program Mingguan dan Harian Untuk membantu kemajuan peserta didik, disamping modul perlu dikembangkan program mingguan dan harian. Melalui program ini dapat diketahui tujuan-tujan yang belum tercapai dan yang perlu diulang bagi peserta didik. Melalui program ini, kemajua n belajar setiap peserta didik diidentifikasi oleh guru sehingga guru dengan segera mengetahui peserta didik yang mendapat kesulitan. Bagi peserta didik yang cepat diberikan pengayaan, sedangkan bagi peserta didik yang lambat dilakukan pengulangan modul untuk mencapai tujuan yang belum tercapai. 4. Program Pengayaan dan Remedial Program ini merupakan pelengkap dan penjabaran dari program mingguan dan harian.Berdasarkan hasil analisis terhadap kegiatan belajar dan terhadap modul, tugas, hasil tes dan ulangan dapat diperoleh tingkat kemampuan belajar setiap peserta didik. Hasil analisis dipadukan dengan cara-cara yang ada pada progra mingguan dan harian untuk digunakan sebagai bahan tindak lanjut proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Program ini juga mengidentifikasi modul yang perlu diulang, peserta didik wajib mengikuti remedial dan yang mengikuti program pengayaan. 5. Program Pengembangan Dalam pelaksanaan KTSP, sekolah berkewajiban memberikan program pengembangan diri melalui bimbingan dan konseling kepada peserta didik yang menyangkut pribadi, sosial, dan karir. c. Pelaksanaan Pembelajaran 1. Pre Test tes Awal Fungsi Pre test antara lain : a. Menyiapkan peserta didik dalam proses belajar. b. Untuk mengetahui tingkat belajar peserta didik dalam prose belajar sehubungan dengan pembelajaran yang telah dilaksanakan. c. Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki oleh peserta didik. d. Untuk mengetahui darimana seharusnya proses pembelajaran dimulai. 2. Pembentukan Kompetensi Pembentukan kompetensi merupakan kegiatan inti dari pelaksanaan pembelajaran, yakni bagaimana kompetensi dibentuk pada peserta didik dan bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan. 3. Post Test Fungsi Post Tes antara lain : a. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah dilakukan. b. Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang dapat dikuasai peserta didik, serta kompetensi dan tujuan-tujuan yang belum dikuasai peserta didik. c. Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan remidial, dan yang perlu mengikuti kegiatan pengayaan, serta untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d. Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap kegiatan pembelajaran. d. Penilaian Hasil Belajar Penilaian hasil dalam KTSP dapat dilakukan dengan : 1. Penilaian Kelas Penilaian kelas dapat dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir. 2. Tes Kemampuan Dasar Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca, menulis dan berhitung yang diperlukan dalam rangka perbaikan program pembelajaran. 3. Penilaian Akhir Satuan Pendidikan dan Sertifikasi Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggarakan kegiatan penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh mengenai ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu. 4. Benchmarking Benchmarking merupakan suatu standar untuk mengukur kinerja yang sedang berjalan, proses dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang memuaskan. 5. Penilaian Program Penilaian program dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan Dinas Pendidikan secara kontinu dan berkesinambungan. Penilaian program dilakukan untuk mengetahui kesesuaian KTSP dengan dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional, serta kesesuaian dengan tuntutan perkembangan masyarakat dan kemajuan jaman.

E. Jenis Kelamin

Jenis kelamin yang dimaksud disini adalah pria dan wanita. Seperti yang ditulis Gilarso 2001 : 2 bahwa jenis kelamin menunjuk pada keseluruhan ciri-ciri yang membedakan manusia sebagai pria dan wanita yakni: jasmaninya, kejiwaannya, sifatnya, cara berpikir, bentuk tubuh, suara dan gaya, perasaannya, bakat-bakat dan sebagainya. Perbedaan yang ada pada pria dan wanita, baik secara fisik maupun psikis akan mempengaruhi kepribadian seseorang di mana dalam kepribadian terkandung arti : ada daya tarik fisik, perasaan, kedewasaan serta me nimbulkan perbedaan suatu pola pikir atas objek yang diamatinya. Menurut Kartini 1971 dalam bukunya yang berjudul Teori Kepribadian dan Mental Hygiene, ada perbedaan-perbedaan yang penting dalam karakter pria dan wanita. Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain: 1. Pria lebih bersifat egosentris,sedangkan wanita lebih bersifat heterosentris. 2. Kaum pria biasanya muncul sebagai pemegang inisiatif, sedangkan wanita lebih bersifat melindungi, memelihara, dan mempertahankan desentif. Menurut professor Heymans, perbedaan pria dan wanita terletak pada sifat sekunderitas, emosional, dan aktivitas dari fungsi- fungsi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. Sekunderitas Perasaan wanita akan lebih lama berpengaruh terhadap struktur kepribadian dibandingkan dengan pria. 2. Emosional Wanita lebih bersifat emosio nal daripada pria. 3. Aktivitas a. Wanita kurang berminat pada pelontaran kriktik terhadap bidang kesehatan dan kebudayaan daripada pria. b. Wanita umumnya lebih bersifat spontan, lebih mempunyai kepastian jiwa terhadap keputusan-keputusan yang diambil dan lebih antusias memperjuangkan pendiriannya dari pada kaum pria.

F. Pengalaman Mengajar

Arti kata pengalaman menurut kamus besar umum Bahasa Indonesia adalah barang apa yang telah dirasai, diketahui, dan dikerjakan yang berasal dari kata ‘alam’ berarti lebih mengeahui atau tahu benar. Sedangkan menurut Webster’s New World Dictionary, pengalaman dapat berarti pengetahuan atau ketrampilan atau partisipasi langsung dengan suatu peristiwa. Menurut Gerungan 1986 proses terjadinya pengalaman didapatkan melalui proses di mana rangsangan-rangsangan dari luar seperti cahaya untuk mata, bunyi untuk telinga, bau untuk hidung dan lain sebagainya yang diteruskan melalui alat-alat tersebut ke otak lalu menafsirkan menjadi pengalaman.