Kurikulum Persepsi guru terhadap penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari jenis kelamin, pengalaman mengajar dan jenis pendidikan guru : studi kasus SMK YPKK 1 Sleman, SMK YPKK 2 Sleman, SMK 17-1 Seyegan.
belajar yang diharapkan, yang diformulasikan melalui pengetahuan dan kegiatan tersusun secara sistematis, diberikan kepada siswa di bawah
tanggung jawab sekolah untuk membantu pertumbuhan atau perkembangan pribadi dan kompetensi sosial anak didik.
Dari pengertian tersebut di atas, ada dua hal yang tersirat dalam pengetian kurikulum. Pertama, kurikulum merupakan program atau
rencana atu niat atau harapan atau keinginan. Pada hakekatnya kurikulum potensial, wujud nyatanya adalah buku kurikulum yang dituangkan dalam
garis – garis besar program pengajaran beserta petunjuk pelaksanaannya. Kedua, adalah pengalaman belajar atau kegiatan nyata hakekatnya adalah
kurikulum aktual, wujudnya adalah kegiatan nyata pada roses belajar mengajar berlangsung atau lebih populer disebut pengajaran instruction.
Oleh sebab itu, kutikulum dan pengajaran tidak bisa dipisahkan tetapi hanya bisa dibedakan. Kurikulum adalah rencana atau program belajar dan
pengajaran adalah pelaksanaan atau operasionalisasi dari rencana dan program.
2. Peranan Kurikulum Pada dasarnya kurikulum merupakan refleksi dari kebudayaan
dimana kurikulum tersebut berada. Dengan memperhatikan struktur suatu kebudayaan, lebih memperjelas lagi untuk membedakan suatu kurikulum
yang satu dengan yang lainnya yaitu kurikulum yang menggambarkan hal- hal yang bersifat pendidikan umum dan yang bersifat pendidikan khusus.
Dalam upaya menerapkan dan mengelola kurikulum, maka kurikulum memiliki peranan sebagai berikut :
a. Peranan Konservatif Salah satu tanggung jawab kurikulum adalah menstransmisikan dan
menafsirkan warisan sosial kepada generasi muda. Dengan demikian, sekolah sebagai suatu lembaga sosial dapat mempengaruhi dan dan
membina tingkah laku para siswa sesuai dengan nilai- nilai sosial yang ada dalam masyarakat sejalan dengan peranan pendidikan sebagai
suatu proses sosial. b. Peranan Kreatif
Kurikulum harus mampu melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan konstruktif dalam arti harus menyusun atau mendesain sesuatu yang
baru sesuai dengan kebutuhan masa sekarang dan masa mendatang dalam masyarakat dan dibuat dalam bentuk mata pelajaran yang akan
disajikan pada para pesrta didik. c. Peranan Kritis dan Evaluatif
Kurikulum berperan aktif dalam kontrol sosial dan menekankan pada unsur-unsur berpikir kritis di mana nilai- nilai sosial yang tidak sesuai
dengan perkembangan teknologi disisihkan dan yang sesuai ditata untuk siap diorganisasikan menjadi bentuk pengalaman belajar yang
mampu mengembangkan sikap kritis peserta didik ke arah pembentukan pribadi yangn terintegrasi dengan kehidupan nyata di
masyarakat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Fungsi Kurikulum Menurut Alexander Inglis dalam Wiryokusumo, 1988 : 8 kurikulum
memiliki fungsi sebagai berikut : a. Fungsi Penyesuaian The Adjustive of Adaptive Function
Lingkungan masyarakat yang bersifat dinamis harus diikuti dengan kedinamisan hidup setiap anggota masyarakat. Oleh karena itu,
kurikulum harus mampu menata keadaan masyarakat agar dapat dibawa ke lingkungan sekolah untuk dijadikan objek pelajaran.
b. Fungsi Pengintegrasian The Integrating Function Kurikulum harus mampu mebnyiapkan pengalaman belajar yang dapat
mendidik pribadi yang terintegrasi, karena individu- individu yang berada di sekolah mampu melakukan pengitegrasian sesuai dengan
norma masyarakat. c. Fungsi Pembedaan The Differentiating Function
Kurikulum harus mampu melayani pengembangan-pengembangan potensi individu yang akan hidup di lingkungan masyarakat.
d. Fungsi Penyiapan The Propaedeutic Function Kurikulum juga harus menyiapkan seperangkat pengalaman-
pengalaman belajar yang siap dianalisis oleh peserta didik untuk bekal hidup bermasyarakat.
e. Fungsi Pemilihan The Selective Function PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sekolah melakukan penyeleksian secara selektif terhadap pengalaman belajar yang dapat diorganisir lebih lanjut dalam suatu bentuk
organisasi kurikulum. f. Fungsi Diagnosa The Diagnotic Function
Fungsi ini merupakan fungsi kurikulum yang pada gilirannya akam mengetahui keberhasilan. Penerapan program-program pengalaman
belajar yang diikuti oleh peserta didik sejalan dengan upaya memahami bakat dan minat peserta didik.