37
analisis dan penilaian, dan bagaimana mereka sampai pada kesimpulan dari serangkaian data.
Apabila hendak dilakukan test, test harus mempertimbangkan perbedaan tingkat atau tipe pembelajaran. Pengalaman efektif para murid
selama masa belajar mereka juga harus dievaluasikan, termasuk tingkat motivasi dan keterlibatan mereka.
F. Pembelajaran tentang Ekosistem
Materi Ekosistem diajarkan berdasarkan Standar Kompetensi 4 yaitu Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi
serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem dan dikhusukan pada Kompetensi Dasar 4.1. yaitu Mendeskripsikan peran komponan ekosistem dalam
aliran energi dan daur biogeokimia serta pemanfaatan komponen ekosistem bagi kehidupan.
Untuk dapat mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan diatas digunakan beberapa indikator yang dapat membantu siswa
antara lain sebagai berikut:
1. Membedakan penggunaan istilah-istilah habitat, nisia, populasi, komunitas,
ekosistem, faktor biotik, faktor abiotik 2.
Mengamati berbagai interaksi yang terjadi dalam ekosistem 3.
Menganalisis berbagai interaksi yang terjadi dalam ekosistem. 4.
Mengidentifikasi pengertian rantai makanan 5.
Mengidentifikasi jaring-jaring makanan pada suatu ekosistem 6.
Mengidentifikasi piramida ekologi pada suatu ekosistem dan
38
7. Menghubungkan pengertian rantai makanan, jaring-jating makanan dan
piramida ekologi. Indikator-indikator di atas dapat dicapai oleh siswa melalui metode yang
tepat dengan adanya tujuan pembelajaran yang menggunakan lingkungan sebagai salah satu media pembelajarannya. Materi Ekosistem yang akan dipelajari disini
adalah tentang komponen penyusun ekosistem, interaksi yang terjadi dalam ekosistem, dan aliran energi. Deskripsi mengenai materi dapat dilihat pada
Lampiran 4 dan lampiran 5.
G. Hasil penelitian yang relevan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurseto Arif Setiawan dengan judul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Group Investigation GI
disertai media komik untuk meningkatkan minat belajar siswa kelas VIIb SMP Negeri 10 Surakarta” disimpulkan bahwa penggunaan media komik dengan
penerapan metode Group Investigation dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas VIIb SMP Negeri 10 surakarta. Rata-rata pencapaian angket pada prasiklus
sebesar 72,75, pada siklus 1 sebesar 79,94 dan pada siklus II naik menjadi 82,47 Skripsi Nurseto Arif.
Selain itu, pada penelitian yang dilakukan oleh Dwi Novitasari dengan judul “Penerapan Pembelajaran Metode Group Investigation untuk Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belajar Biologi siswa kelas XI IPA2 SMA Negeri 1 Blitar” dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran metode Group Investigation
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian, rata- rata hasil belajar siswa meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar 5,3 poin, begitu
39
pula dengan tingkat ketuntasan pada siklus I ke siklus II meningkat secara klasikal sebesar 12,1 Skripsi Dwi Novitasari, 2010
H. Kerangka Berpikir