25
yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya. Hasil belajar ranah
psikomotor dikemukakan oleh Simpson 1956 yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan skill dan
kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari
hasil belajar kognitif memahami sesuatu dan hasil belajar afektif yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku.
Hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau
perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektif.
D. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori kontruktivis. Pembelajaran kooperatif muncul dari adanya konsep bahwa siswa akan lebih mudah
menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Ide utama dari belajar kooperatif adalah siswa bekerja bersama
untuk belajar bertanggung jawab pada kemajuan belajar temannya. Belajar kooperatif menekankan pada tujuan dan kesuksesan kelompok, yang hanya dapat
dicapai jika semua anggota kelompok mencapai tujuan atau penguasaan materi Slavin, 1995. Dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen kemampuan, jenis kelamin, sukuras, dan satu sama lain saling
membantu.
26
Menurut Johnson Johnson 1994 dan Sutton 1992 dalam buku Cooperative Learning, terdapat lima unsur penting dalam belajar kooperatif yaitu:
a. Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa
Dalam belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain. Seorang siswa
tidak akan sukses kecuali semua anggota kelompoknya juga sukses. Siswa akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok yang juga
mempunyai andil terhadap suksesnya kelompok.
b. Interaksi antara siswa yang semakin meningkat
Belajar kooperatif akan meningkatkan interaksi antar siswa. Hal ini terjadi dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses sebagai
anggota kelompok. Saling memberikan bantuan ini akan berlangsung secara
alamiah karena
kegagalan seseorang
dalam kelompok
mempengaruhi suksesnya kelompok. Untuk mengatasi masalah ini, siswa yang
membutuhkan bantuan
akan mendapatkan
dari teman
sekelompoknya. Interaksi yang terjadi dalam belajar kooperatif adalah dalam hal tukar-menukar ide mengenai masalah yang sedang dipelajari
bersama.
c. Tanggung jawab individual
Tanggung jawab individual dalam belajar kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam hal: a membantu siswa yang membutuhkan
bantuan dan b si swa tidak dapat hanya sekedar “membonceng” pada
hasil kerja teman, jawab siswa dan kelompoknya.
27
d. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil
Dalam belajar kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari materi yang diberikan, seorang siswa dituntut untuk mempelajari bagaimana
berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya. Bagaimana siswa bersikap sebagai anggota kelompok dan menyampaikan ide dalam
kelompok akan menuntut keterampilan khusus.
e. Proses kelompok
Belajar kooperatif tidak akan berlangsung tanpa proses kelompok. Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan bagaimana
mereka akan mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang baik.
Selain unsur-unsur penting yang terdapat dalam model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran kooperatif juga mengandung prinsip-prinsip yang
membedakannya dengan model pembelajaran lainnya. Konsep utama dari belajar kooperatif menurut Slavin 1995, adalah sebagai berikut.
a. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai
kriteria yang ditentukan. b.
Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok. Tanggung
jawab ini berfokus dalam usaha untuk membantu yang lain dan memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi
tanpa bantuan yang lain. c.
Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka sendiri.
28
Hal ini memastikan bahwa siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah sama-sama tertantang untuk melakukan yang terbaik dan bahwa
kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai. Johnson Johnson 1994 dalam Slavin 2005, menyatakan bahwa
tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun
secara kelompok. Karena siswa bekerja dalam suatu team, maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagai latar
belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan keterampilan-keterampilan proses kelompok dan pemecahan masalah.
Zamroni 2000 dalam dalam Slavin 2005, mengemukakan bahwa manfaat penerapan belajar kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjangan
pendidikan khususnya dalam wujud input pada level individual. Selain itu, belajar kooperatif juga dapat meningkatkan solidaritas sosial di antara siswa sehingga
diharapkan kelak akan muncul generasi yang memiliki prestasi akademik yang cemerlang dan memiliki solidaritas sosial yang kuat.
Struktur tujuan kooperatif terjadi apabila siswa dapat mencapai tujuan mereka hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan
tersebut. Tujuan-tujuan pembelajaran ini mencakup tiga jenis tujuan penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keanekaragaman, dan pengembangan
keterampilan sosial Ibrahim, dkk., 2000: 7 dalam Slavin 2005. Para ahli telah menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa
dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konsep- konsep yang sulit, dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan berpikir
kritis. Pembelajaran kooperatif mempunyai efek yang berarti terhadap penerimaan
29
yang luas terhadap keragaman ras, budaya dan agama, strata sosial, kemampuan, dan ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada
siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja bekerja dan saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan
struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain. Keterampilan sosial atau kooperatif berkembang secara signifikan dalam
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif sangat tepat digunakan untuk melatihkan keterampilan-keterampilan kerja sama dan kolaborasi, dan juga
keterampilan-keterampilan tanya jawab.
E. Group Investigation Kelompok Investigasi