53
Ketuntasan Minimal KKM hanya 45 . Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang ditentukan dari sekolah adalah 70. Selain metode pembelajaran yang kurang
bervariasi dan hasil belajar siswa yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM, siswa juga cenderung pasif. Aktivitas siswa di kelas baik
bertanya maupun menjawab terkait materi yang diajarkan sangat kurang. Siswa cenderung ramai tapi ramai mengobrol hal-hal lain di luar materi yang diajarkan.
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian di Kelas XD SMA Negeri 1 Depok
1. Observasi awal dan wawancara
Observasi awal dilakukan peneliti selama masa Program Pengalaman Lapangan PPL di SMA Negeri 1 Depok. Observasi dilakukan secara
langsung di kelas XD saat peneliti mengajar pada masa Program Pengalaman Lapangan PPL. Selain observasi langsung, peneliti juga melakukan
wawancara langsung kepada guru Biologi SMA Negeri 1 Depok. Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, peneliti
mendapatkan beberapa permasalahan yang terjadi di kelas XD yaitu rendahnya aktifitas siswa dan hasil belajar siswa. Permasalahan-permasalahan
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: a.
Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. b.
Siswa tidak mendengarkan penjelasan guru dan lebih memilih bermain handphone dan ngobrol dengan temannya.
c. Siswa cenderung diam saat ditanyakan apakah sudah memahami atau
belum tentang materi yang diajarkan. d.
Metode yang digunakan kurang bervariasi sehingga membuat siswa cenderung bosan.
54
e. Pembelajaran lebih didominasi oleh guru yang menjelaskan materi.
Dari beberapa permasalah yang dijabarkan di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa permasalahan yang paling menonjol adalah
kurangnya variasi metode pembelajaran yang digunakan sehingga siswa menjadi tidak aktif dan hal ini akhirnya berdampak pada hasil belajar siswa
yang rendah. Setelah ditemukannya permasalahan yang sesungguhnya maka perlu adanya suatu tindakan untuk mengatasi masalah tersebut. Peneliti
memilih untuk melakukan suatu penelitian tindakan kelas pada kelas XD. Untuk bisa menyempurnakan penelitian tindakan kelas, peneliti juga
melakukan studi pustaka. Dari berbagai macam pustaka yang dibaca, peneliti memilih
menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada materi Ekosistem.
2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan pembelajaran dilaksanakan pada kelas XD SMA Negeri 1 Depok untuk menindaklanjuti permasalahan yang ditemukan pada
kelas ini. Pelaksanaan tindakan pembelajaran menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation pada materi Ekosistem.
Pada pelaksanaan tindakan, peneliti menggunakan 2 siklus pembelajaran yaitu:
a. siklus I
1 Perencanaan
Sebelum melakukan penelitian dan kegiatan pembelajaran, peneliti terlebih dahulu membuat berbagai persiapan yang berkaitan
55
dengan instrument pembelajaran dan instrument pengumpulan data. Instrument pembelajaran yang disiapkan antara lain silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP merupakan rencana pelaksanaan pembelajaran
yang berisi gambaran program pembelajaran yang akan diterapkan di dalam kelas. Semua kegiatan yang dilakukan pada proses
pembelajaran akan disesuaikan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang telah di buat. Selain itu pada tahap
perencanaan ini juga peneliti menyiapkan semua instrument pengumpulan data baik berupa lembar kerja siswa, handout, soal-soal
pretest dan posttest yang akan membantu peneliti dalam mengumpulkan data.
2 Pelaksanaan
Siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan atau dalam 5 jam pelajaran. Ketiga pertemuan tersebut meliputi beberapa kegiatan antara
lain Pre-test, pembagian kelompok investigasi, perancangan kegiatan investigasi, pembuatan laporan akhir, presentasi hasil investigasi dan
post-test siklus 1. Untuk proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti semuanya mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP yang telah disiapkan oleh peneliti sebelum melakukan tindakan penelitian.
Pertemuan pertama, hari Kamis 28 Maret 2013 dengan 2 jam pelajaran yaitu 90 menit. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah Pre-
test dengan waktu 20 menit. Sebelum melakukan kegiatan pre-test
56
peneliti menjelaskan tentang tujuan dari pre-test yang dilakukan sehingga siswa tidak kaget dan merasa terbebani dengan pre-test yang
diberikan. Selesai memberikan penjelasan, peneliti membagikan lembar soal pre-test dan siswa langsung mengisi jawabannya pada
lembar soal yang dibagikan oleh peneliti. Siswa tidak diijinkan untuk membuka buku, membuka laptop atau handphone. Siswa yang
mengikuti pre-test ada 32 siswa dan pre-test dilaksanakan di kelas X-D SMA Negeri 1 Depok. Setelah 20 menit, peneliti mengumpulkan
Lembar jawaban pre-test. kegiatan selanjutnya dilanjutkan dengan penjelasan tentang metode pembelajaran yang akan digunakan dalam
pembelajaran materi Ekosistem. Selesai memberikan penjelasan metode peneliti memberikan apersepsi dan pertanyaan-pertanyaan
kepada siswa dan siswa memberikan jawaban. Setelah menulis topik besar di papan tulis, guru memberikan beberapa pertanyaan yang
berkaitan dengan topik sehingga siswa menanggapi hal-hal penting berkaitan dengan topik. Dari jawaban-jawaban siswa tersebut, siswa
diarahkan untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 orang dan kelompok dibentuk berdasarkan pilihan daerah Ekosistem yang ingin
diinvestigasi oleh siswa. Pilihan Investigasi siswa tersebut antara lain Ekosistem Sungai, Ekosistem Laut, Ekosistem Sawah, Ekosistem
Hutan, Ekosistem Perumahan, dan Ekosistem Sekolah. Untuk siklus I yang diinvestigasi adalah berkaitan dengan komponen penyusun
ekosistem dan interaksi yang terjadi di dalam ekosistem tersebut. Setelah kelompok terbentuk, siswa dibagikan Lembar Kerja Siswa
LKS dan siswa melaksanakan perencanaan investigasi. Diskusi
57
dilakukan di dalam dan di luar kelas. Ada 1 kelompok yang memilih tetap di dalam kelas sedangkan 5 kelompok lainnya memilih di luar
kelas. Selama kegiatan diskusi perencanaan, peneliti berkeliling untuk melihat kesiapan siswa dan menjawab semua pertanyaan-pertanyaan
siswa dan menuntun siswa dan mengarahkan kelompok yang belum benar dalam perencanaannya. Waktu diskusi 30 menit. Selesai
membuat perencanaan siswa menunjukan hasil diskusinya kepada peneliti untuk dibaca dan disetujui. Setelah semua kelompok selesai,
peneliti memanggil semua siswa untuk kembali ke dalam kelas dan memberikan sedikit pengarahan singkat. Selanjutnya peneliti menutup
pembelajaran dengan memberikan motivasi semangat kepada siswa dan menugaskan siswa untuk melakukan kegiatan penyelidikan di luar
jam sekolah. Penyelidikan bisa dilakukan langsung ke lokasi berdasarkan judulnya dan juga bisa melalui tinjauan pustaka. Siswa
juga ditugasi untuk membuat laporan akhir hasil penyelidikan dan menyiapkan presentasi. Semua laporan hasil penyelidikan akan
dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
Gambar 4.1. Memberikan topik dan pembentukan kelompok
58
Gambar 4.2. Kelompok merencanakan investigasi kelompok
Pertemuan kedua, 2 April 2013 selama 1 jam pelajaran yaitu 45 menit diisi dengan presentasi hasil penyelidikan. Sebelum presentasi
peneliti memeriksa kesiapan siswa dan memberikan motivasi kepada siswa
dan selanjutnya
peneliti meminta
semua kelompok
mengumpulkan terlebih dahulu laporan hasil penyelidikan. Kelompok yang presentasi pada hari itu ada 4 kelompok dan setiap kelompok
mendapat kesempatan 10 menit presentasi dan tanya jawab. Untuk tanya jawab setiap kelompok Cuma dibuka untuk 2 penanya. Selesai
jam pelajaran guru menutup pembelajaran tanpa adanya penjelasan karena masih ada 2 kelompok yang belum presentasi.
Gambar 4.3. Kelompok mempresentasikan hasil investigasi
59
Pertemuan ketiga, 4 April 2013 dengan 2 jam pelajaran yaitu 90 menit diisi dengan presentasi 2 kelompok yang belum presentasi,
penguatan dan klarifikasi dari peneliti dan dilanjutkan dengan post- test. kegiatan awal, peneliti memeriksa kesiapan siswa dan selanjutnya
peneliti meminta kelompok yang belum presentasi untuk presentasi. Satu kelompok mendapat waktu 10 menit presentasi dan tanya-jawab
dan setiap kelompok hanya boleh ada 2 penanya. Selesai presentasi kelompok, peneliti memberikan penjelasan atau klarifikasi berkaitan
dengan materi yang dipresentasikan oleh siswa. Peneliti membuka tanya-jawab bagi siswa jika masih ada yang kurang jelas. Satu jam
terakhir diisi dengan post-test. siswa diminta untuk menutup semua buku dan memasukannya ke dalam tas. Setelah semua siap, peneliti
membagikan lembar soal post-test siklus I kepada siswa dan siswa diminta untuk mengerjakan langsung dilembar yang dibagikan. Post-
test siklus I dilakukan selama 45 menit. Pada pertemuan ini, ada 7 anak tidak hadir karena mereka mewakili sekolah untuk ikut dalam
Olimpiade tingkat Kabupaten. Siswa yang tidak hadir ini mengikuti posttest siklus 1 pada hari Jumat, 5 April 2013.
3 Observasi
Pada penelitian ini, peneliti dibantu oleh observer dalam melakukan observasi aktivitas siswa saat bertanya dan menjawab baik
dalam kegiatan diskusi perencanaan maupun dalam presentasi. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keaktivan siswa
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
60
Gambar 4. 4. Observasi oleh observer
4 Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang di ajarkan. Evaluasi yang diberikan berupa
posttest. Posttest dilakukan pada hari Kamis 4 April 2013 di ruang kelas XD pada jam kedua. Evaluasi akhir dilakukan dengan posttest
tapi untuk nilai akhirnya tidak hanya dari nilai posttest saja tetapi juga digabung dengan nilai laporan akhir dan nilai presentasi dengan bobot
yang berbeda-beda. Untuk tingkat keaktivan siswa dapat dilihat melalui perhitungan data dari lembar observasi yang telah diisi oleh
observer.
Gambar 4.5. Posttest siklus I
61
5 Refleksi
Refleksi dilakukan selesai kegiatan siklus satu dijalankan. Pada tahap refleksi ini, hasil evaluasi dan hasil observasi dicatat dan
dihitung sehingga peneliti mendapatkan data yang bisa digunakan sebagai acuan untuk merencanakan perbaikan dan penyempurnaan
pada tahap selanjutnya. Refleksi siklus I akan dijabarkan dibawah setelah penjabaran data hasil penelitian siklus I.
b. siklus II
1 Perencanaan
Perencanaan pada siklus 2 ini dilakukan berdasarkan refleksi yang ada pada siklus 1. Perencanaan ini diharapkan bisa memperbaiki
kekurangan pada siklus 1. Beberapa hal yang perlu diperbaiki oleh peneliti antara lain peneliti harus lebih semangat dalam memberikan
motivasi kepada siswa untuk mau membaca buku dan mencari sumber lainnya yang dapat membantu mereka dalam investigasi kelompok.
Peneliti juga harus lebih memperhatikan siswa saat diskusi sehingga peneliti dapat membantu jika siswa masih ada kesulitan.
2 Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus 2 dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dengan kegiatan penyampaian topik, pembentukan kelompok,
perancangan pelaksanaan, investigasi kelompok, pembuatan laporan akhir, presentasi kelompok dan posttest siklus 2. Proses pembelajaran
62
berlangsung sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat sebelum pelaksanaan penelitian.
Pertemuan pertama siklus 2, pada hari Selasa, 9 April 2013 selama 45 menit atau 1 jam pelajaran. Sebelum memulai pembelajaran,
peneliti memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. Selanjutnya peneliti memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa.
Selanjutnya, peneliti menyampaikan topik pembelajaran. Untuk siklus 2 yang dipelajari adalah Aliran Energi dalam Ekosistem. Tempat atau
Ekosistem yang akan diinvestigasi masih sama yaitu Ekosistem sungai, Ekosistem Sawah, Ekosistem Hutan, Ekosistem Laut, Ekosistem
sekolah, Ekosistem Perumahan. Setelah penyampaian topik, guru membimbing siswa untuk membentuk kelompok baru berdasarkan
tempat yang ingin diinvestigasi oleh siswa. Satu kelompok terdiri dari 5 atau 6 siswa. setelah terbentuk kelompok siswa dibimbing untuk
duduk dalam kelompok dan berdiskusi untuk merencanakan investigasi yang akan dilakukan. Peneliti membagikan Lembar Kerja
Siswa LKS yang berisi pertanyaan penuntun yang membantu siswa untuk merancang investigasi. Peneliti juga membagikan handout
tentang materi pembelajaran siklus 2 kepada siswa. Selama siswa berdiskusi, peneliti berjalan berkeliling dari kelompok yang satu ke
kelompok lainnya untuk memantau rancangan perencanaan investigasi siswa. Jika ada siswa yang bertanya guru akan menjelaskan baik secara
kelompok maupun secara umum untuk satu kelas. Selesai kegiatan diskusi, peneliti mengecek semua perancangan yang dibuat oleh siswa
yang selanjutnya peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk
63
melakukan investigasi di luar jam sekolah, membuat laporan akhir dan menyiapkan presentasinya. Menutup pembelajaran hari itu, peneliti
memberikan apresiasi dan motivasi kepada siswa agar siswa dapat bersemangat dalam mengerjakan investigasi kelompoknya.
Gambar 4.6. Pemberian topik dan pembentukan kelompok
Gambar 4.7. Siswa melakukan diskusi kelompok
Pertemuan kedua hari Kamis, 11 April 2013 selama 2 jam pelajaran atau selama 90 menit. Kegiatan yang dilakukan adalah
presentasi kelompok dan penegasan serta klarifikasi dari peneliti tentang apa yang dipresentasikan. Untuk membuka pelajaran, peneliti
meminta salah satu siswa untuk memimpin dengan doa, selanjutnya peneliti memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. Setelah
semua siap guru memanggil kelompok untuk presentasi hasil Investigasi kelompok. Sebelum presentasi semua siswa diminta untuk
64
mengumpulkan terlebih dahulu laporan Hasil Investigasi. Presentasi dilakukan selama 60 menit dan setiap kelompok mendapat waktu 10
menit presentasi dan Tanya-jawab. Pertanyaan untuk satu kelompok dibatasi hanya 2 pertanyaan. Setelah semua kelompok selesai
mempresentasikan hasil investigasi kelompok mereka peneliti mengklarifikasi dan memberikan penguatan tentang materi yang
dipresentasikan oleh kelompok tadi. Peneliti juga membuka kesempatan bagi siswa yang masih mempunyai pertanyaan ataupun
masih bingung akan materi untuk bertanya dan peneliti akan menanggapi pertanyaan mereka. Sebelum menutup pelajaran, peneliti
mengajak siswa untuk bertepuk tangan karena hasil investigasi dan presentasi yang mereka lakukan sudah cukup bagus. Peneliti
selanjutnya memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajarai materi karena akan ada posttest pada pertemuan selanjutnya.
Gambar 4.8. Siswa mempresentasikan hasil investigasi
Pertemuan ketiga pada hari Selasa, 22 April 2013 selama 1 jam pelajaran atau 45 menit. Pertemuan ketiga ini mundur 1 minggu dari
rencana awal karena adanya Ujian Nasional. Pada pertemuan ketiga kegiatan yang dilaksanakan adalah posttest siklus 2. Sebelum
65
membagikan soal posttest, peneliti meminta siswa untuk menutup semua buku Biologi dan menyimpannya di dalam tas. Setelah semua
siap, peneliti baru membagikan lembar soal posttest 2 kepada siswa. Siswa diminta untuk mengisi jawaban langsung pada lembar soal yang
dibagikan. Selesai posttest, peneliti mengumpulkan lembar jawaban siswa dan selanjutnya membagikan kenang-kenangan kepada siswa
sebagai rasa terima kasih. Siswa juga diminta untuk mengisi lembar refleksi.
3 Observasi
Pada penelitian siklus 2 peneliti masih dibantu oleh para observer dalam melakukan observasi aktivitas siswa saat bertanya dan
menjawab baik dalam kegiatan diskusi perencanaan maupun dalam presentasi. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
keaktivan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Gambar 4.9. Observer yang membantu observasi
66
4 Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang di ajarkan. Evaluasi yang diberikan berupa
soal posttest. Posttest pada siklus 2 ini dilakukan pada hari Selasa, 22 April 2013 di ruang kelas XD pada jam kedua. Evaluasi akhir
dilakukan dengan posttest tapi untuk nilai akhirnya tidak hanya dari nilai posttest saja tetapi juga digabung dengan nilai laporan akhir dan
nilai presentasi dengan bobot yang berbeda-beda. Untuk tingkat keaktivan siswa dapat dilihat melalui perhitungan data dari lembar
observasi yang telah diisi oleh observer.
Gambar 4.10. Siswa mengerjakan soal posttest siklus II
5 Refleksi
Refleksi siklus 2 dilakukan setelah selesai merangkum semua data yang di dapatkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada
siklus 2. Penjabaran refleksi siklus 2 akan dijabarkan setelah penjabaran hasil pembelajaran siklus 2 di bawah ini.
67 C.
Hasil Penelitian 1.
Siklus 1 a.
Pretest
Berdasarkan data yang diperoleh dari pretest, peneliti mendapatkan bahwa rata-rata nilai pretest siswa kelas XD adalah 67,87. Secara
klasikal, siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 ada 12 orang siswa dengan persentase ketuntasan belajar 37,5 sedangkan 20 orang
siswa mendapat nilai ≤ 70 dengan persentase ketidaktuntasan belajar sebesar 62,5 . Hasil pretest dapat dijabarkan pada tabel di bawah
ini:
Tabel 4. 1. Hasil pretest kelas XD No
Hasil Pretest Pencapaian
1. Nilai tertinggi
85 2.
Nilai terendah 20
3. Rata-rata
67,87 4.
Jumlah siswa yang tuntas belajar ≥ 70 12
5. Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar 70
20 6.
Persentase ketuntasan belajar secara klasikal
37,5
b. Posttest siklus 1
Berdasarkan data yang diperoleh dari posttest siklus 1, peneliti mendapatkan bahwa rata-rata nilai akhir siswa adalah 71,45. Rata-
rata nilai akhir diperoleh dari 40 nilai laporan akhir, 20 nilai presentasi dan 40 nilai Posttest siklus 1. Secara klasikal, siswa
yang memperoleh nilai total ≥ 70 ada 19 orang siswa dengan
68
persentase ketuntasan belajar 59,37 sedangkan 13 orang siswa mendapat total
nilai ≤ 70 dengan persentase ketidaktuntasan belajar sebesar 40,63 . Nilai total siswa pada siklus 1 dapat dijabarkan
pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2. Rekapitulasi nilai siswa siklus 1 No
Nilai akhir Pencapaian
1. Nilai tertinggi
86 2.
Nilai terendah 62
3. Rata-rata
71,45 4.
Jumlah siswa yang tuntas belajar ≥ 70 19
5. Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar
70 13
6. Persentase ketuntasan belajar secara
klasikal 59,37
c. Aktivitas siswa siklus 1
Berdasarkan data yang diperoleh, tingkat aktivitas siswa dalam bertanya dan menjawab masih dalam kategori kurang aktif.
Terdapat 14 siswa dengan kategori kurang aktif dan cukup aktif dengan persentase 43,8 . Selebihnya dalam kategori aktif dan
sangat aktif ada 18 siswa dengan persentase 56,2 . Tingkat aktivitas siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
69
Tabel 4.3. Tingkat aktivitas siswa siklus 1 Skala Skoring
Jumlah Siswa Persentase
1. Tidak aktif 2. kurang aktif
11 34,4
3. Cukup aktif 3
9,4 4. Aktif
4 12,5
5. Sangat aktif 14
43,7
d. Refleksi
Berdasarkan data yang dijabarkan diatas dapat dilihat bahwa untuk siklus satu baik aktivitas siswa maupun nilai akhir siswa
belum mencapai target yang diharapkan yaitu untuk aktivitas 80 dan untuk nilai akhir siswa juga 80. Untuk tingkat keaktivan siswa
masih mencapai 56,2 siswa yang tergolong sangat aktif dan aktif. Sedangkan untuk nilai hasil akhir siswa hanya mencapai 59,37
siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Mimimal KKM. Kriteria Ketuntasa Minimal KKM yang ditentukan dari sekolah adalah 70.
Kegiatan pembelajaran untuk siklus 1 ini belum berjalan secara baik karena beberapa hal antara lain kurangnya minat siswa
untuk membaca buku saat melakukan investigasi sehingga apa yang mereka investigasi hanyalah sesuai dengan apa yang dipikiran
mereka, selain itu ada beberapa siswa yang tidak mengikuti presentasi hari terakhir dan tidak mendapat penjelasan tentang materi
karena mereka mengikuti olimpiade tingkat Kabupaten Sleman.
70
Kurangnya keinginan siswa membaca buku inilah yang membuat hasil laporan maupun presentasi siswa kurang memuaskan
dan saat mereka mengerjakan posttest mereka kesulitan karena tidak membaca buku. Selain itu tingkat keaktivan siswa masih terbilang
rendah, hanya ada orang-orang tertentu yang aktif sedangkan yang lain mengikuti saja. Hal ini bisa dikarenakan metode ini masih
tergolong baru bagi siswa dan siswa butuh penyesuaian untuk bisa mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Siswa masih terbiasa
dengan mendengarkan
ceramah dan
mencatat apa
yang diceramahkan sehingga siswa masih kesulitan ketika diterapkan
metode yang baru yang menuntut mereka lebih aktif. Berdasarkan refleksi ini, baik keaktivan maupun nilai akhir
siswa belum mencapai target yang diharapkan sehingga perlu dilakukannya tindak lanjut pada siklus 2 untuk meningkatkan
keaktivan dan hasil belajar siswa kelas XD SMA Negeri 1 Depok. Untuk tindak lanjut siklus 2 ini, peneliti harus lebih dalam
memberikan motivasi kepada siswa dan harus lebih mengarahkan siswa dengan baik sehingga siswa merasa lebih bersemangat dan
menjadi lebih aktif. Selain itu peneliti juga harus bisa membimbing siswa untuk mau membaca buku dan sumber-sumber lain yang bisa
membantu mereka untuk menyempurnakan investigasi kelompok mereka.
71 2.
Siklus 2 a.
Posttest siklus 2
Berdasarkan data yang diperoleh dari posttest siklus 2, peneliti mendapatkan bahwa rata-rata nilai akhir siswa adalah 82,17. Rata-
rata nilai akhir diperoleh dari 40 nilai laporan akhir, 20 nilai presentasi dan 40 nilai Posttest siklus 1. Secara klasikal, siswa
yang memperoleh nilai total ≥ 70 ada 32 orang siswa dengan
persentase ketuntasan belajar 100 dan tidak ada siswa yang mendapat total
nilai ≤ 70 dengan persentase ketidaktuntasan belajar sebesar 0 . Nilai total siswa pada siklus 1 dapat dijabarkan pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4.4. Rekapitulasi nilai siswa siklus 2 No
Hasil Postest Pencapaian
1. Nilai tertinggi
90 2.
Nilai terendah 73
3. Rata-rata
82,17 4.
Jumlah siswa yang tuntas belajar ≥ 70 32
5. Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar 70
6. Persentase ketuntasan belajar secara klasikal
100
b. Aktivitas siswa siklus 2
Berdasarkan data yang diperoleh, tingkat aktivitas siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan pada siklus 2 menjadi sangat
baik, terdapat 28 siswa dengan kategori sangat aktif dan aktif dengan persentase 87,5 . Selebihnya dalam kategori kurang aktif ada 4
72
siswa dengan persentase 12,5 . Tingkat aktivitas siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.5. Tingkat aktivitas siswa siklus 2 Skala Skoring
Jumlah Siswa Persentase
1. Tidak aktif 2. Kurang aktif
3. Cukup aktif 4
12,5 4. Aktif
14 43,75
5. Sangat aktif 14
43,75
c. Refleksi
Berdasarkan data yang dijabarkan diatas dapat dilihat bahwa untuk siklus 2 hasilnya sangat memuaskan baik aktivitas siswa
maupun nilai akhir siswa karena hasilnya mencapai target yang diharapkan yaitu untuk aktivitas 80 dan untuk nilai akhir siswa
juga 80. Untuk tingkat keaktivan siswa mencapai 87,5 siswa yang tergolong sangat aktif dan aktif. Sedangkan untuk nilai hasil
akhir siswa mencapai 100 siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Kriteria Ketuntasan Minimal KKM
yang ditentukan dari sekolah adalah 70. Hasil ini sangat memuaskan karena baik keaktivan maupun nilai akhir siswa melebihi target
yang diharapkan. Pada siklus 2, peneliti telah melakukan proses pembelajaran
dan menerapkan metode dengan sangat baik. Peneliti sudah berhasil memberikan motivasi yang besar bagi para siswa sehingga mereka
73
mau membaca buku dan mencari sumber-sumber lain untuk membantu mereka dalam investigasi kelompok. Selain itu siswa
juga sangat kompak dan kerjasama mereka sangat bagus. Hal ini dapat dilihat saat mereka melakukan presentasi, pembagian tugas-
tugas mereka dan bagaimana mereka memahami materi yang mereka sampaikan.
Pada siklus 2 ini, siswa lebih banyak bertanya dan mereka juga saling menghargai satu sama lain. Mereka membagi tugas
dalam kelompok investigasi sehingga semua mendapat bagian dan mereka bisa saling membantu satu sama lain. Selain itu, berbeda
dengan siklus 1, pada siklus 2 siswa terlihat lebih aktif, lebih serius dalam presentasi dan hasil laporannya juga lebih memuaskan.
Dari hasil analisis peneliti menunjukkan pada siklus II, siswa kelas XD mengalami peningkatan dalam hal hasil belajar dan
aktivitas siswa di kelas dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Hasil ini telah mencapai target ataupun standar penelitian tindakan
kelas yang ditargetkan dalam penelitian. Karena hasilnya telah mencapai target yang diharapkan maka tidak perlu diadakan
penambahan siklus
pada kegiatan
selanjutnya. Kegiatan
selanjutnya dapat kembali diisi oleh guru mata pelajaran dengan materi yang baru.
74 D.
Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada kelas XD SMA Negeri 1 Depok dengan menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif
tipe Group Investigation pada pokok bahasan Ekosistem menunjukan adanya berbagai perubahan-perubahan pada siswa. Perubahan yang diamati oleh peneliti
mencakup perubahan keaktifan siswa dalam hal ini keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab serta perubahan hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari
nilai akhir yang diperoleh siswa. Setelah pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, dapat kita lihat adanya
perubahan dan peningkatan pada hasil belajar siswa dan tingkat keaktifan siswa kelas XD. Perubahan dan peningkatan tersebut dapat kita lihat melalui grafik di
bawah ini:
Gambar 4.11. Hasil ketuntasan belajar siswa secara klasikal
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00 90.00
100.00
Siklus 1 Siklus 2
100
59.37
75
Dari gambar 4.11 di atas, dapat kita lihat terdapat perubahan atau peningkatan pada jumlah siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
KKM. Ketuntasan klasikal dapat dilihat dari nilai akhir siswa yang diperoleh dari jumlah 40 nilai laporan akhir, 20 nilai presentasi dan 40 nilai posttest.
Peningkatan ini dapat terlihat dari jumlah siswa yang memiliki total nilai akhir mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang sudah ditentukan yaitu 70.
Semakin banyak siswa yang memperoleh nilai akhir ≥ 70 maka semakin baik pula
rata-rata kelasnya. Secara klasikal, dapat kita lihat bahwa terjadi peningkatan nilai akhir siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan pembelajaran. Nilai pretest,
nilai posttest 1 dan nilai posttest 2 terjadi peningkatan. Sebelum melakukan tindakan diadakan pretest dan hasilnya hanya 12 siswa yang tuntas atau mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal KKM dengan presentase 37,5 sedangkan 20 siswa lainnya tidak tuntas dengan presentase 62,5 . Setelah dilakukan tindakan
pada siklus 1, terjadi peningkatan nilai akhir siswa. Siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM 19 orang dengan presentase 59,37 sedangkan
siswa yang tidak tuntas 13 orang dengan presentase 40,63. Dari siklus 1, terjadi peningkatan yang baik pada siklus 2 dimana semua siswa mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal KKM dengan presentase 100. Peningkatan nilai akhir siswa juga berpengaruh pada nilai rata-rata kelas.
Nilai rata-rata kelas pada siklus 1 adalah 71,45. Pada siklus 2 terjadi peningkatan pada rata-rata kelas karena semua siswa memperoleh nilai akhir yang mencapai
KKM. Rata-rata kelas pada siklus 2 adalah 82,17. Dari analisis yang dilakukan ini, rata-rata kelas yang diperoleh sudah mencapai target penelitian tindakan kelas
yang ditentukan peneliti yaitu 80. Data peningkatan nilai rata-rata kelas XD dapat dilihat pada gambar 4.12 di bawah ini:
76
Gambar 4.12. Nilai rata-rata kelas XD
Peningkatan tidak hanya terjadi pada nilai akhir yang diperoleh siswa tetapi juga terjadi pada keaktifan siswa. berdasarkan data observasi yang dilakukan oleh
peneliti dan observer yang membantu, peneliti mendapatkan adanya peningkatan keaktifan siswa dari siklus 1 ke siklus 2. Pada siklus 1 terdapat 18 siswa yang
masuk kriteria aktif dan sangat aktif dengan presentasi keaktifan 56,25 sedangkan pada siklus 2 terdapat 28 siswa yang masuk kriteria aktif dan sangat
aktif dengan presentase 87,5 . Dari analisis data keaktifan siswa pada siklus 1 dan siklus 2 terjadi peningkatan dan peningkatan ini mencapai target penelitian
tindakan kelas yang telah ditargetkan oleh peneliti yaitu 80 siswa masuk kategoeri aktif. Peningkatan keaktifan siswa dari siklus 1 ke siklus 2 dapat dilihat
dari gambar 4.13 di bawah ini:
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Siklus 1 Siklus 2
82,17 71.45
77
Gambar 4.13. Keaktifan siswa kelas XD
Keaktifan siswa dan nilai akhir siswa mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Peningkatan ini dapat terjadi karena beberapa faktor antara lain:
1. Pada siklus 2, peneliti memberikan perhatian yang lebih kepada siswa saat
diskusi kelompok. Peneliti memberikan pendampingan kepada setiap kelompok tanpa terkecuali.
2. Peneliti menjawab pertanyaan yang diberikan oleh kelompok secara
klasikal sehingga tidak terkesan hanya memperhatikan kelompok tertentu. 3.
Dengan perencanaan dan semangat yang diberikan oleh peneliti, siswa menjadi bersemangat dan aktif dalam bertanya.
4. Peneliti juga memberikan masukan kepada siswa untuk membaca buku
dan mencari sumber lain untuk membantu mereka dalam investigasi kelompok dan itu dilakukan oleh siswa sehingga pada siklus 2 hasil
laporan akhir dan presentasi mereka lebih baik dan mereka lebih memahami materi yang di investigasi.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Siklus 1 siklus 2
87,50
56,25
78
5. Keaktifan siswa dalam bertanya saat diskusi dan aktif dalam investigasi
kelompok baik dengan pengamatan langsung maupun dengan membaca buku dan sumber lain membuat Nilai akhir siswa ikut meningkat karena
siswa menjadi lebih paham akan materi yang sedang dipelajari. Berdasarkan analisis yang dilakukan pada keaktifan dan hasil belajar siswa
di atas dapat kita lihat bahwa suatu proses pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa akan menghasilkan suatu perubahan dalam diri siswa sebagai hasil dari
kegiatan pembelajaran. Adanya perubahan keaktifan dan hasil belajar siswa ini karena dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk aktif bekerja dan pada
akhirnya proses ini menghasilkan suatu kondisi belajar aktif. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamalik 2001 yang menyatakan bahwa Belajar aktif
menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Sebagai salah satu dampak dari hasil belajar itu adalah adanya kecakapan akademik siswa dimana siswa mampu mendefinisikan, menghitung, menjelaskan,
mendeskripsikan, membedakan, membandingkan, menganalisis, dan menarik kesimpulan dari berbagai konsep, data maupun fakta yang berkaitan dengan
bidang studi atau mata pelajaran yang dipelajarinya. Untuk dapat mencapai suatu hasil yang memuaskan banyak faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah
faktor yang berasal dari sekolah yang dapat berasal dari guru, dari mata pelajaran yang ditempuh, dan metode yang digunakan. Bagaimana guru dapat memotivasi
siswa untuk bisa bersemangat dalam belajar dan menciptakan suasana yang menyenangkan dengan metode yang tepat akan memiliki pengaruh yang sangat
besar terhadap aktivitas siswa di kelas. Semakin aktifnya siswa akan semakin
79
menambah pengetahuan siswa sehingga pada akhirnya siswa dapat memperoleh hasil belajar yang memuaskan.
Suatu proses pembelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation sangat baik untuk meningkatkan keaktifan siswa. Tipe
pembelajaran ini menuntut siswa untuk bisa memilih topik yang disukainya dalam materi Ekosistem untuk selanjutnya dilakukan investigasi secara kelompok.
Pembentukan kelompok berdasarkan kesamaan pemilihan topik ini menjadikan siswa lebih bersemangat karena mereka merencanakan investigasi tentang apa
yang mereka sukai dalam materi Ekosistem. Selain itu, tipe pembelajaran ini menekankan kerjasama diantara anggota kelompok sehingga siswa memiliki
kemampuan untuk berkomunikasi. Komunikasi ini menciptakan banyak pemikiran yang kemudian disatukan untuk keberhasilan kelompok.
Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation juga dapat membantu siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik karena hasil belajar yang dicapai
siswa mencakup aspek kognitif yang berkaitan dengan nilai akhir yang diperoleh siswa, aspek afektif dimana perilaku dan karakter siswa dibentuk dengan adanya
kerja sama kelompok, siswa dapat belajar saling menghargai pendapat teman, serius dan bertanggung jawab serta jujur dalam mengerjakan tugasnya selain itu
keterampilan siswa juga meningkat dimana siswa dilatih untuk terampil dalam melakukan pengamatan dan terampil dalam mempresentasikan hasil pengamatan
yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan panduan model pembelajaran ALIS Active learning in school, 2009 yang menyebutkan bahwa salah satu ciri pembelajaran
yang aktif adalah pembelajaran yang menggunakan lingkungan sebagai media atau sumber belajar.
80
Pada awal proses penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation ini, siswa masih mengalami kesulitan karena meraka masih baru
dengan metode ini dan belum terbiasa untuk mempelajari materi secara mandiri. Siswa masih sering dimanjakan dengan materi yang langsung diberikan oleh guru.
Namun dalam prosesnya, siswa kelas XD dapat beradaptasi dengan baik. Siswa mau berusaha sehingga pada akhirnya siswa mampu melakukan dan menjalankan
investigasi kelompok dengan baik dan memperoleh hasil yang baik. Dari hasil penelitian yang dilakukan di kelas XD SMA Negeri 1 Depok,
peneliti dapat mengetahui bahwa Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation cocok digunakan pada pokok bahasan Ekosistem. Hal ini dapat
dilihat dari hasil yang diperoleh siswa kelas XD pada tiap siklus kegiatan pembelajaran yang mengalami peningkatan baik pada keaktifan siswa maupun
hasil belajar siswa di dalam kelas.
81
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari data hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa Metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Biologi siswa kelas XD SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta pada pokok bahasan Ekosistem. Pernyataan ini dapat
dibuktikan dengan adanya peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas XD pada pokok bahasan Ekosistem. Secara klasikal keaktifan siswa pada siklus 1
adalah 56,25 dan meningkat pada siklus 2 menjadi 87,50. Sedangkan untuk hasil belajar siswa pada siklus 1 59,37 siswa mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal KKM dan mengalami peningkatan pada siklus 2 menjadi 100 siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Jika dilihat dari rata-rata kelas,
pada siklus 1 rata-rata hasil belajar siswa kelas XD adalah 71,45 dan mengalami peningkatan pada siklus 2 menjadi 82,17.
B. Saran
Untuk meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa pada materi Ekosistem, gunakan metode Kooperatif tipe Group Investigation. Metode ini telah
terbukti dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa karena metode ini sangat menekankan sikap kritis siswa untuk memecahkan suatu permasalahan
dalam proses pembelajaran. Secara umum untuk dapat meningkatan keaktifan dan hasil belajar perlu
dilakukan suatu perubahan pada proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang lebih bervariasi dan pemilihan metode yang tepat dan sesuai dengan materi akan