Variabel Penelitian Definisi Operasional

22

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan eksperimental murni.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas. Suhu pencampuran 30 o C dan 70 o C dan lama pencampuran 5 menit dan 15 menit. b. Variabel tergantung. 1 Uji iritasi primer : eritema dan edema 2 Uji pH : pH sediaan 3 Uji sifat fisik : daya sebar dan viskositas 4 Stabilitas fisik : pergeseran viskositas 5 Uji daya antibakteri : diameter zona hambat terhadap S. epidermidis. c. Variabel pengacau terkendali. Umur dan makanan hewan uji uji iritasi primer; kecepatan pencampuran, lama penyimpanan, wadah penyimpanan, penggunaan alat uji yang sama; kepadatan suspensi bakteri S. epidermidis, diameter lubang sumuran, suhu inkubasi, lama inkubasi uji daya antibakteri. d. Variabel pengacau tak terkendali. Kondisi patofisiologis hewan uji uji iritasi primer; suhu saat penyimpanan dan laju penguapan minyak cengkeh.

2. Definisi Operasional

a. Minyak cengkeh adalah minyak essensial yang berasal dari daun tanaman

cengkeh Eugenia caryophyllata Thunb., diperoleh dari CV Indaroma Yogyakarta CoA terlampir. b. Emulgel minyak cengkeh adalah sediaan topikal semisolid hasil emulsifikasi minyak cengkeh daun dengan emulsifying agent Tween 80 dan Span 80 yang dicampurkan dengan gelling agent carbopol 940 sesuai dengan formula dalam penelitian ini. c. Emulsifying agent adalah bahan yang dapat mengurangi tegangan antar muka antara minyak dan air, menurunkan gaya tolak antar cairan, dan membentuk lapisan film yang mencegah kontak antar droplet sehingga mencegah koalesensi. Pada penelitian ini digunakan Tween 80 dan Span 80. d. Pencampuran adalah proses pendistribusian bahan satu ke bahan lain hingga tercapai homogenitas yaitu saat proses emulsifikasi dan saat penambahan gelling agent. e. Suhu pencampuran adalah suhu yang digunakan saat proses emulsifikasi. f. Lama pencampuran adalah lama atau waktu yang digunakan saat proses emulsifikasi dan penambahan gelling agent.

g. Respon adalah besaran yang akan diamati perubahannya dan dapat

dikuantitatifkan. Respon penelitian ini adalah sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel. h. Iritasi primer adalah proses peradangan yang mungkin terjadi sesudah pengaplikasian sediaan topikal pada kulit punggung kelinci yang dapat ditunjukkan dengan adanya eritema dan edema. Eritema adalah kemerahan pada kulit yang disebabkan pelebaran pembuluh kapiler yang bersifat reversible. Edema adalah pembengkakan yang dapat diamati disebabkan karena akumulasi cairan yang berlebihan dalam jaringan tubuh. i. Sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui kualitas fisik daya sebar dan viskositas dan stabilitas fisik pergeseran viskositas selama penyimpanan 1 bulan emulgel. j. Daya sebar adalah kemampuan penyebaran sediaan emulgel diatas kaca bulat berskala setelah diberikan beban berupa kaca bulat berskala yang diketahui beratnya 50 gram, diameter penyebaran dicatat dalam satuan cm dengan mengambil rata-rata dari 4 sisi pengukuran. k. Viskositas adalah tahanan sediaan untuk mengalir, diukur dengan viscotester seri VT 04 RION-JAPAN dengan mengamati jarum penunjuk.

l. Pergeseran viskositas adalah perubahan nilai viskositas dari 48 jam ke 1

bulan setelah sediaan emulgel dibuat. m.

S. epidermidis adalah kultur murni bakteri uji Staphylococcus epidermidis