memiliki kesamaan varians. Dengan demikian, perbedaan data kedua kelompok dapat diuji dengan uji T tidak berpasangan.
Tabel XVI. Hasil uji T tidak berpasangan respon viskositas formula 3 dan formula 4
Independence two sample t-test t
df p-
value Mean
formula 1 Mean
formula 2 95 confidence interval
lower upper
1,5811 4 0,189
206,6667 190
-12,59963 45,93297
Hasil uji T tidak berpasangan untuk respon viskositas menunjukkan nilai signifikansi kedua formula adalah 0,189 p0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa viskositas formula 3 dan formula 4 tidak berbeda Tabel XVI. Dari hasil uji, perbedaan tidak bermakna yang ditunjukkan baik
perbandingan formula 1 dan formula 2 maupun formula 3 dan formula 4 mengindikasikan bahwa tidak ada pengaruh perbedaan suhu terhadap
viskositas sediaan emulgel minyak cengkeh.
3. Pergeseran viskositas
Analisis perbedaan formula 1 dan formula 2 menggunakan uji T tidak berpasangan karena memenuhi syarat uji parametrik. Hasil uji normalitas
Shapiro-Wilk pada data pergeseran viskositas emulgel minyak cengkeh menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,8936 pada formula 1 dan 0,06986
pada formula 2. Kedua nilai signifikansi ini 0,05 sehingga data kedua kelompok memiliki distribusi normal. Kemudian dilanjutkan dengan uji
Levene untuk mengetahui adanya kesamaan varians pada data. Hasil uji Levene menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,5907 p0,05 yang berarti
data memiliki kesamaan varians. Dengan demikian, data dilanjutkan dengan uji T tidak berpasangan.
Tabel XVII. Hasil uji T tidak berpasangan respon pergeseran viskositas formula 1 dan formula 2
Independence two sample t-test t
df p-value
Mean formula 1
Mean formula 2
95 confidence interval lower
upper
6,963 4
0,002236 15,77827
2,84 7,77827
18,09506 Hasil uji T tidak berpasangan untuk respon pergeseran viskositas menunjukkan
nilai signifikansi kedua formula adalah 0,002236 p0,05 maka dapat disimpulkan bahwa pergeseran viskositas formula 1 dan formula 2 berbeda
Tabel XVII.
Analisis perbedaan respon pergeseran viskositas formula 3 dan formula 4 menggunakan uji nonparametrik yaitu Mann-Whitney atau Wilcoxon
two sample karena kelompok formula 4 tidak memenuhi syarat uji parametrik. Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk pada data pergeseran viskositas emulgel
minyak cengkeh menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,6703 pada formula 3 dan 7,21e
-08
pada formula 4. Nilai signifikansi formula 4 0,05 sehingga data memiliki distribusi tidak normal. Maka uji yang digunakan adalah Wilcoxon
two sample untuk mengetahui adanya perbedaan antara kedua formula.
Tabel XVIII. Hasil uji Wilcoxon two sample respon pergeseran viskositas
formula 3 dan formula 4 Wilcoxon rank sum test
W p-value
6 0,4867
Hasil uji Wilcoxon two sample menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,4867
p0,05 yang berarti pergeseran viskositas formula 3 dan formula 4 tidak berbeda Tabel XVIII.
Dari hasil uji, perbedaan bermakna ditunjukkan pada perbandingan formula 1 dan formula 2, pada perbandingan formula 3 dan formula 4
menunjukkan perbedaan tidak bermakna. Adanya perbedaan tidak bermakna ini dapat dikarenakan simpangan data yang besar. Simpangan data besar
diduga karena jumlah sampel yang kurang representatif dan keluarnya minyak cengkeh dari sistem setelah penyimpanan 1 bulan yang menunjukkan lemahnya
surfaktansi sediaan. Berdasarkan hasil uji sifat fisik dan stabilitas fisik keempat formula,
maka formula yang masuk range optimal yang dikehendaki adalah formula 2 dan formula 3 sehingga dengan perpaduan suhu pencampuran 70
o
C dengan lama pencampuran 5 menit formula 2 dan suhu pencampuran 30
o
C dengan lama pencampuran 15 menit formula 3 akan menghasilkan formula dengan respon
sifat fisik dan stabilitas fisik yang diinginkan. Selain itu, hasil ini juga menunjukkan bahwa ada kemungkinan interaksi antara suhu pencampuran dan
lama pencampuran, dimana saat suhu pencampuran 70
o
C dengan lama pencampuran 5 menit formula 2 dan suhu pencampuran 30
o
C dengan lama pencampuran 15 menit formula 3 menghasilkan formula yang dikehendaki sifat
fisik dan stabilitas fisiknya. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah dengan penambahan energi baik
energi berupa panas maupun kinetik maka akan membantu proses pencampuran untuk mendapatkan sediaan yang memenuhi kriteria dan menunjukkan bahwa
proses pencampuran meliputi suhu pencampuran dan lama pencampuran dapat mempengaruhi sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan yang dihasilkan. Namun,
evaluasi untuk stabilitas fisik juga dilakukan melalui pengamatan secara visual dengan membandingkan sediaan antara 48 jam dan 1 bulan setelah dibuat.
Gambar 10. Sediaan emulgel minyak cengkeh formula 1 replikasi 3 48 jam kiri dan 1 bulan kanan setelah dibuat
Berdasarkan pengamatan visual ternyata setelah sediaan disimpan 1 bulan, ada bagian minyak cengkeh yang lepas dari sistem sediaan emulgel minyak
cengkeh Gambar 10. Hal ini diduga karena keterbatasan kapasitas emulgator yang mengakibatkan proses surfaktansi yang melemah dalam penyimpanan
sediaan selama 1 bulan. Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan evaluasi jumlah emulgator dan pengujian stabilitas fisik emulgel secara periodik terhadap waktu
penyimpanan seperti pengamatan organoleptis berkala, uji pengaruh suhu penyimpanan temperature cycle test, sentrifugasi, dan sebagainya Shahin,
Hady, Hammad, and Mortada, 2011.
G. Uji Daya Antibakteri Sediaan Emulgel Minysk Cengkeh terhadap S.