daya sebar formulasi berbagai salep dengan menekan sampel di bawah beberapa piring kaca yang diketahui beratnya Garg, et al., 2002.
2. Viskositas
Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, dimana semakin tinggi viskositas akan semakin besar tahanannya
Sinko, 2005. Viskositas adalah salah satu parameter yang penting dalam sediaan semisolid. Peningkatan viskositas akan meningkatkan waktu retensi
pada sisi target, tetapi menurunkan daya sebarnya. Oleh karena itu, konsistensi formulasi memainkan peranan penting pada sifat fisik akhir, termasuk kualitas
penyebaran pada tempat aplikasi. Viskositas dapat diukur dengan berbagai macam viscometers Garg, et al., 2002.
H. Uji Daya Antibakteri
Pada uji aktivitas antimikroba diukur respon pertumbuhan populasi mikroorganisme terhadap agen antimikroba. Kegunaan uji antimikroba yaitu
dapat diperoleh suatu sistem pengobatan yang efektif dan efisien sebab dapat menentukan potensi dan kontrol kualitas selama proses produksi senyawa
antimikroba di pabrik. Terdapat berbagai macam metode uji antimikroba yaitu : 1. Metode difusi
Salah satu metode difusi adalah disc diffusion uji Kirby Bauer untuk menentukan aktivitas agen antimikroba menggunakan piringan yang berisi
agen antimikroba diletakkan pada media agar yang telah ditanami mikroorganisme yang akan berdifusi pada media agar tersebut. Area jernih
mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan mikroorganisme yang ditanamkan oleh agen antimikroba pada permukaan media agar Pratiwi,
2008. 2. Metode dilusi
Metode dilusi dibedakan menjadi dua yaitu dilusi cair broth dilution dan dilusi padat solid dilution.
Metode dilusi cair Metode ini mengukur MIC Minimum Inhibitory Concentration atau
Kadar Hambat Minimum, KHM dan MBC Minimum Bactericidal Concentration atau Kadar Bunuh Minimum, KBM. Cara yang dilakukan
yaitu dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium cair yang ditambahkan dengan mikroba uji Pratiwi, 2008.
Metode dilusi padat Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan media
padat. Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba uji Pratiwi,
2008.
I. Landasan Teori
Proses pembuatan emulgel minyak cengkeh, yang merupakan kombinasi dari emulsi dan gel, adalah salah satu tahap penting yang dapat mempengaruhi
sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel yang dihasilkan. Proses pencampuran memerlukan energi, baik energi dari panas maupun kinetik.
Suhu pencampuran dan lama pencampuran merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam proses pencampuran. Suhu akan memberikan energi yang
dapat menurunkan tegangan antar muka antara fase minyak dan fase air sehingga mempengaruhi proses dispersi dan berdampak pada sediaan emulgel yang
dihasilkan. Akan tetapi, suhu pencampuran perlu dijaga agar tidak menyebabkan degradasi senyawa yang mudah rusak oleh adanya pemanasan. Lama
pencampuran menentukan homogenitas campuran emulgel. Namun, waktu pencampuran yang semakin lama belum tentu menghasilkan sediaan yang
semakin homogen karena proses pencampuran dan pemisahan akan saling bersaing untuk mendominasi.
Suhu pencampuran dan lama pencampuran dapat mempengaruhi
besarnya energi yang diberikan ke dalam sistem sehingga memungkinkan pembentukan dan pergerakan droplet. Energi proses pencampuran dapat
menyebabkan pengecilan ukuran droplet sehingga mengakibatkan viskositas meningkat, daya sebar menurun, dan stabilitas fisik emulgel minyak cengkeh
meningkat. Pergerakan droplet memungkinkan terjadinya koalesensi peristiwa penggabungan droplet-droplet minyak sebagai fase terdispersi menjadi lebih
besar yang dapat mempengaruhi sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel minyak cengkeh.
J. Hipotesis