penelitian kecil kurang dari 50 maka digunakan uji Shapiro-Wilk. Bila nilai signifikansi atau p-value pada uji normalitas Shapiro-Wilk lebih dari 0,05 maka
distribusi data tersebut normal. Sebaliknya, bila nilai signifikansi atau p-value kurang dari 0,05 maka distribusi data tersebut tidak normal Dahlan, 2011.
Jika didapatkan data yang memiliki distribusi normal, maka data tersebut dilakukan uji Levene untuk mengetahui sebaran data homogen kesamaan
varians. Hipotesis null dari uji ini adalah bahwa kelompok-kelompok data memiliki varians yang sama. Jika p-value lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis
tersebut ditolak Muenchen, 2009. Dengan demikian, jika p-value pada uji Levene lebih dari 0,05 maka data memiliki kesamaan varians.
Data yang memiliki distribusi tidak normal tidak dapat dievaluasi dengan uji T tidak berpasangan, karena syarat uji T adalah data memiliki distribusi
normal. Alternatif uji yang dapat digunakan adalah uji nonparametrik yang tidak perlu memenuhi syarat distribusi normal. Uji non parametrik yang dapat
digunakan untuk rancangan penelitian dalam evaluasi respon daya sebar, viskositas, dan pergeseran viskositas adalah uji Mann-Whitney atau Wilcoxon two
sample. Hipotesis null yaitu ada perbedaan bermakna ditolak bila nilai signifikansi dari hasil uji lebih dari 0,05 Dahlan, 2011.
1. Uji daya sebar
Respon daya sebar untuk keempat formula masuk dalam range yang dikehendaki. Analisis perbedaan formula 1 dan formula 2 dilakukan dengan
menggunakan uji T tidak berpasangan karena memenuhi syarat uji parametrik.
Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk pada data daya sebar emulgel minyak cengkeh menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,265 pada formula 1 dan
0,3631 pada formula 2. Kedua nilai signifikansi ini 0,05 sehingga data kedua kelompok memiliki distribusi normal. Kemudian dilanjutkan dengan uji
Levene untuk mengetahui adanya kesamaan varians pada data. Hasil uji Levene menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,4754 p0,05 yang berarti
data memiliki kesamaan varians. Dengan demikian, data dapat diuji dengan uji T tidak berpasangan.
Tabel XIII. Hasil uji T tidak berpasangan respon daya sebar formula 1 dan formula 2
Independence two sample t-test t
df p-value Mean
formula 1 Mean
formula 2 95 confidence interval
lower upper
3,449 4 0,02608 3,526667
3,260000 0,05200279 0,48133055
Hasil uji T tidak berpasangan untuk respon daya sebar menunjukkan nilai signifikansi kedua formula adalah 0,02608 p0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa daya sebar formula 1 dan formula 2 berbeda Tabel XIII. Analisis perbedaan respon daya sebar formula 3 dan formula 4
menggunakan uji T tidak berpasangan karena memenuhi syarat uji parametrik. Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk pada hasil uji daya sebar emulgel minyak
cengkeh menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,4244 pada formula 3 dan 0,7804 pada formula 4. Kedua nilai signifikansi ini 0,05 sehingga data kedua
kelompok memiliki distribusi normal. Kemudian dilanjutkan dengan uji Levene untuk mengetahui adanya kesamaan varians pada data. Hasil uji
Levene menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,1226 p0,05 yang berarti
data memiliki kesamaan varians. Dengan demikian, data dapat diuji dengan uji T tidak berpasangan.
Tabel XIV. Hasil uji T tidak berpasangan respon daya sebar formula 3 dan formula 4
Independence two sample t-test t
df p-value Mean
formula 1 Mean
formula 2 95 confidence interval
lower upper
-3,0231
4 0,03904 3,276667
3,403333 -0,24299791 -0,01033542
Hasil uji T tidak berpasangan untuk respon daya sebar menunjukkan nilai signifikansi kedua formula adalah 0,03904 p0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa daya sebar formula 3 dan formula 4 berbeda Tabel XIV. Dari hasil uji T tidak berpasangan, perbedaan bermakna yang
ditunjukkan baik perbandingan formula 1 dan formula 2 maupun formula 3 dan formula 4 mengindikasikan bahwa ada pengaruh perbedaan suhu terhadap daya
sebar sediaan emulgel minyak cengkeh. Suhu pencampuran merupakan variabel yang mempengaruhi respon daya sebar. Peningkatan suhu
pencampuran akan menurunkan tegangan permukaan antara dua fase emulsi sehingga akan meningkatkan efektivitas pencampuran dalam dispersi satu fase
ke dalam fase yang lain, yang mengakibatkan sediaan emulgel minyak cengkeh yang diperoleh memiliki konsistensi yang lebih tinggi. Konsistensi atau
viskositas yang tinggi dari suatu sediaan emulgel minyak cengkeh akan menyebabkan penurunan daya sebar dari sediaan tersebut, karena umumnya
daya sebar berbanding terbalik dengan viskositas Garg, et al., 2000.
2. Uji viskositas