Faktor-faktor Perilaku Belajar Hakikat Perilaku Belajar

17

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini disajikan desain penelitian, subyek penelitian, setting penelitian, instrumen penelitian, validitas data, dan teknik analisis data. Desain penelitian ini adalah penelitian studi kasus yang menggunakan pendekatan kualitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah anak-anak Panti Asuhan Putra Sancta Maria Boro.

A. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian studi kasus yang menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono 2011, penelitian kualitatif adalah penelitan yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto rekaman video, dan lain-lain. Penelitian kualitatif memandang obyek sebagai sesuatu yang dinamis, hasil konstruksi pemikiran dan interpretasi terhadap gejala yang diamati, serta utuh holistic karena setiap aspek dari obyek itu mempunyai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Ahmadi 2014 mengatakan bahwa penelitian studi kasus adalah eksaminasi sebagian besar atau seluruh aspek-aspek potensial dari unit atau kasus khusus yang dibatasi secara jelas serangkaian kasus. Suatu kasus itu bisa berupa indicidu, keluarga, pusat kesehatan masyarakat, rumah perawat, atau suatu organisasi.

B. Subyek Penelitian

Sugiyono 2011 menjelaskan karakteristik penelitian kualitatif diarahkan pada kasus-kasus tipikal sesuai dengan masalah penelitian. Subjek dalam penelitian adalah anak-anak Panti Asuhan Putra Sancta Maria Boro yang merasa bosan dengan kehidupan di panti dan kebosanan yang mereka rasakan berpengaruh terhadap perilaku belajarnya di sekolah. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 2 orang. Subjek yang peneliti ambil adalah anak-anak kelas 6 SD yang sudah tinggal sejak kecil di panti asuhan. Subyek sudah lama mengalami kebosanan karena subyek merasa bahwa kehidupan yang ada di panti monoton dan tidak ada perubahan yang membuat mereka nyaman. Subyek sudah tinggal dari kecil lebih tepatnya sudah hambil 6 tahun karena subyek diitpkan oleh kedua orangtuanya yang tidak mampu membiayai sekolah. Subyek hanya pulang ke rumah jika saat waktu liburan sekolah dan itu jika mendapatkan ijin dari pimpinan panti.

C. Setting Penelitian

Penelitian dilakukan di panti asuhan dengan metode studi kasus. Bogdan dan Biklen dalam Ahmad, 2014: 69 mengatakan bahwa studi kasus adalah suatu kajian yang rinci tentang satu latar, atau subjek tunggal, atau satu tempat penyimpanan dokumen, atau suatu peristiwa tertentu. Selama melakukan penelitian, peneliti melakukan obsevasi dan wawancara. Wawancara dilakukan dengan mewawancarai anak-anak dalam panti, karyawan panti dan pemimpin panti asuhan.

D. Instrumen Penelitian

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan wawancara dan observasi. Wawancara yang akan dilakukan bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh data tentang bagaimana latar belakang kehidupan subyek penelitian. Sedangkan observasi dilakukan pada saat peneliti berinteraksi atau bertemu langsung dengan obyek, melihat secara langsung bagaimana obyek berinteraksi langsung dengan orang lain, mencatat apa saja yang menarik, melakukan analisis, dan kemudian ditarik kesimpulan. Masing-masing teknik pengumpulan data tersebut diuraikan sebagai berikut. 1. Wawancara Wawancara yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah wawancara secara mendalam kepada subjek dan orang-orang yang ada di sekitar subjek. Tujuan dari wawancara secara mendalam adalah untuk mengetahui lebih dalam lagi bagaimana anak bisa merasa bosan hidup di panti asuhan. Sedangkan tujuan dari wawancara yang melihat dari riwayat kahidupannya adalah untuk mengetahui bagaimana kehidupan obyek sebelum obyek berada di panti asuhan. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur yang sering kali disebut sebagai suatu wawancara terfokus. Wawancara terstruktur adalah model pilihan jika pewawancara mengetahui apa apa yyang tidak diketahuinya dan oleh karenanya dapat membuat kerangka pertanyaan yang