f. Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya
mengumpulkan daya yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi sosial
yang diteliti.
E. Validitas Data
Menurut Sugiyono 2011, validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat
dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan
data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Validitas data menggunakan trianggulasi. Trianggulasi adalah teknik
pemeriksaan kebenaran data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap obyek penelitian Moloeng,
2004:330. Teknik terianggulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lain.
Trianggulasi dilakukan oleh peneliti setelah peneliti melakukan observasi kepada subjek. Trianggulasi dilakukan dengan melakukan
wawancara terhadap pamong panti dan karyawan panti yang sehari-hari melakukan interaksi dengan subjek. Dari hasil wawancara tersebut
barulah peneliti membandingkannya dengan obyek penelitiannya.
F. Teknik Analisa Data
Data penelitian ini dianalisi secara kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan
teknik pengumpulan data yang bermacam-macam, dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Analisis data kualitatif adalah
bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi
hipotesis. Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima,
maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori. Analisis data yang dilakukan adalah dengan menggunakan
wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan untuk mengetahui hal- hal apa saja yang membuat subyek merasa bosan dengan kehidupan di
panti dan observasi dilakukan untuk melihat perilaku belajar subyek dengan suasana yang membosankan tersebut. Peneliti juga menggunakan
beberapa metode dalam melakukan teknik analisis data, antara lain: 1.
Kode Cooding Dikemukakan oleh Miles dan Huberman dalam Ahmad, 2014:
209 kode adalah atiket atau label untuk menandai unit-unit makna pada informasi deskriptif atau infersial yang disetujui selama suatu
kajian. Pengodean data adalah pekerjaan yang berat dari penurunan tumpukan data mentah ke dalam tumpukan yang dapat dikelola.
Pembuatan kode merupakan kegiatan teknis dalam proses pencatatan data ke arah persiapan untuk analisis data, dalam hal ini
pembuatan kode adalah hal yang penting pada penelitian kualitatif. Berikut beberapa tahapan pembuatan kode:
a. Catatan Awal
Catatan awal di sini adalah pencatatan hasil pengumpulan data selama peneliti berada di lapangan. Catatan ini menurut
Spradley dalam Ahmad 2014: 220 disebut sebagai catatan singkat short notes, yakni cacatan yang dibuat pada saat
peneliti melakukan observasi atau wawancara. Pada saat peneliti melakukan observasi atau wawancara kepada subyek
peneliti akan membuat catatan dan biasanya ditulis dengan singkatan-singkatan karena peneliti harus bisa mengejar atau
menulis semua yang diungkapkan subyek. b.
Catatan Lanjut Menurut Spradley dalam Ahmad 2014: 220 catatan ini
disebut sebagai catatan yang diperluas expanded notes, yakni catatan yang dibuat segera mungkin setelah masing-masing sesi
lapangan. Segera setelah peneliti melakukan observasi atau wawancara, peneliti menyempurnakan catatan awal dengan
memberikan huruf-huruf atau singkatan-singkatan yang digunakan
sehingga menjadi
kalimat sempurna
dan komunikatif. Membuat catatan lanjut sangat perlu dilakukan
guna membantu peneliti mengingat kembali hal-hal yang sudah dilakukannya selama di lapangan.
c. Penulisan Transkrip dan Pemberian Kode
Menurut Creswell dalam Ahmad 2014: 223 selama penghimpunan data di lapangan peneliti menghimpun teks atau
kata-kata melalui wawancara dengan para partisipan atau dengan menulis catatan lapangan selama observasi. Transkripsi
adalah proses mengubah rekaman audiotape atau catatan lapangan ke dalam data teks.
Dalam proses pemberian kode terhadap data informasi atau teks, peneliti membuat transkrip wawancara atau catatan
lapangan-observasi dengan mengetik data dari catatan lanjut yang ditulis tangan atau mengkopi dari teks yang sukah
diketik di komputer. Formatnya adalah ada kolom nomer baris dan kolom data teks. Nomor baris menunjukan tentang posisi
kutipan informasi data pada lembat transkrip data. Pemberian nomer baris line numbers ini penting karena mempermudah
bagi peneliti atau orang lain menelusuri posisi informasi data dalam transkrip.
d. Pembuatan Kode
Pembuatan kode cooding merupakan salah satu tahapan penting dalam proses analisis data penelitian kualitatif. Maksud
dari pembuatan kode ini untuk mempermudah dalam pencarian penelusuran posisi data yang disimpan dalam transkrip data
dan kaitannya dengan tujuan penelitian. Pada tahapan terakhir, yaitu pembuatan kategori atau klasifikasi, peneliti memenggal
teks dari tumpukan teks yang sangat banyak dan di pindah atau diletakkan pada unsur-unsur kategori atau klasifikasi tertentu
sesuai dengan fokus penelitian. Pada tahap ini peneliti harus membuat format kategori data agar mempermudah peneliti
mengetahui teks-teks
tertentu yang
diperlukan untuk
kepentingan analisis. Silveraman dalam Ahmad 2014: 228 mengatakan ketika
peneliti berhadapan dengan teks, data itu telah tersedia, tidak disaring melalui catatan lapangan peneliti. Isu-isu realibilitas
sekarang muncul hanya melalui kategori-kategori yang peneliti gunakan untuk menganalisi setiap teks. Ini penting kategori-
kategori ini hendaknya digunakan dalam suatu cara yang terstandar sehingga peneliti lain pun dapat mengkategorikan
dengan cara yang sama. Berikut adalah alur analisis data:
DATA Verbatim
Penggolongan
Coding TEORI
Analisis Umum: 1.
Faktor Sosial 2.
Faktor Non Sosial