Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

92

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan mengenai hasil dan pembahasan penelitian. Hasil penelitian dipaparkan untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian ini.

A. Hasil Penelitian

1. Peningkatan Hasil Pendidikan Karakter EntrepreneurshipBerbasis

Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII Tirtatedja SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 20152016 Sebelum dan Sesudah Implementasi Penelitian ini menggunakan Tes Karakter Entrepreneurship. Data Tes Karakter Entrepreneurshipdidapatkan dari hasil tes sebelum implementasi pre test dan tes sesudah implementasi post test. Berikut disajikan peningkatan implementasi pendidikan karakter entrepreneurship dari hasil pre test dan post test. 93 Grafik 4.1 Peningkatan Rata-Rata Skor Karakter Entrepreneurship Siswa Antara Pretest dan Posttest Capaian rata-rata skor tes karakter entrepreneurship sebesar 52,04 pre test dan 52,22 post test jika dihitung dengan ketentuan maka dapat diketahui capaian rata-rata skor siswa mengalami kenaikan sebesar 0,18 poin.Selanjutnya distribusi peningkatan hasil pendidikan karakter entrepreneurshipantara sebelum dan sesudah implementasi sebagai berikut. Tabel 4.1 Distribusi Peningkatan Hasil Implementasi Pendidikan Karakter Entrepreneurship Antara Sebelum dan Sesudah Implementasi 52,04 52,22 51,95 52 52,05 52,1 52,15 52,2 52,25 Pre Test Post Test Rentang Skor Kategorisasi Pre-test Post-Test Selisih F F F 68 Sangat tinggi 56-68 Tinggi 9 33.33 8 29.63 -1 -3.70 44-55 Sedang 15 55.56 17 62.96 2 7.41 32-43 Rendah 3 11.11 2 7.41 -1 -3.70 32 Sangat rendah 94 Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa hasil tes karakter entrepreneurship sebelum tindakan pre test sebagai berikut: a. Ada 9 33,33 siswa dikategorikanmemiliki karakter entrepreneurship tinggi. b. Ada 15 55,56 siswa dikategorikan memiliki karakter entrepreneurship sedang. c. Ada 3 11,11 siswa dikategorikan memiliki karakter entrepreneurship rendah. Sedangkan hasil tes karakter entrepreneurshipsesudah tindakan post test menunjukkan hasil sebagai berikut: a. Ada 8 29,63 siswa dikategorikan memiliki karakter entrepreneurship tinggi. b. Ada 17 62,96 siswa dikategorikan memiliki karakter entrepreneurship sedang. c. Ada 2 7,41 siswa yang memiliki karakter entrepreneurship rendah. Hasil data sebelum dan sesudah tindakan memiliki selisih tiap kategorinya. Kategori rendah memiliki selisih -1, kategori sedang memiliki selisih +2, sedangkan pada kategori tinggi memiliki selisih -1. Selain penyajian data distribusi peningkatan karakter entrepreneurship di atas, penelitian ini memperoleh data komposisi sebaran subjek berdasarkan capaian skor pendidikan karakter entrepreneurship antara pre test dan post test pada grafik 4.2. 95 Grafik 4.2 Komposisi Sebaran SubjekBerdasarkan Capaian Skor Karakter EntrepreneurshipAntara Pre dan Post Test Grafik 4.2 menunjukkan bahwa capaian skor siswa antara sebelum pre test dan sesudah post test implementasi pendidikan karakter entrepreneurship berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning, dapat diketahui bahwa: c. Terdapat 11 siswa yang mengalami peningkatan skor karakter entrepreneurship. d. Terdapat 14 siswa yang mengalami penurunan skor karakter entrepreneurship. e. Terdapat 2 siswa yang tidak mengalami perubahan skor karakter entrepreneurship. 48 40 43 37 55 49 46 55 53 59 45 53 56 49 60 57 53 53 50 57 57 55 62 57 52 58 46 44 48 42 43 54 44 52 52 60 64 48 56 55 46 59 54 52 50 51 57 57 54 49 56 54 61 48 10 20 30 40 50 60 70 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 S K OR SUBJEK Pre Test Post Test 96

2. Signifikansi Peningkatan Hasil Implementasi Pendidikan Karakter

EntrepreneurshipBerbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII Tirtatedja SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 20152016 Uji signifikansi peningkatan hasil implementasi pendidikan karakter entrepreneurshipberbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Z Wilcoxon Signed Rank dengan bantuan program SPSS. Hasil uji Z sampel berpasangan untuk mengetahui efektivitas pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning guna meningkatkan karakter entrepreneurshipsiswa kelas VIII Tirtatedja SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 20152016 tampak pada tabel 4.2. 97 Tabel 4. 2 Hasil Uji Z Sampel Berpasangan Pretest dan Posttest Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Pretest 27 37.00 62.00 52.0370 6.21711 Posttest 27 42.00 64.00 52.2222 5.71996 Ranks N Mean Rank Sum of Ranks Posttest - Pretest Negative Ranks 14 a 10.71 150.00 Positive Ranks 11 b 15.91 175.00 Ties 2 c Total 27 a. Posttest Pretest b. Posttest Pretest c. Posttest = Pretest Test Statistics b Posttest – Pretest Z -.339 a Asymp. Sig. 2- tailed .735 a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test Efektivitas layanan bimbingan klasikal dihitung melalui SPSS dengan rumus Two Related Sample Test atau Wilcoxon Signed Rank menghasilkan mean atau rata-rata hitung dari 27 siswa, sebelum adanya perlakuan pretest nilainya sebesar 52,0370 dan sesudah adanya perlakuan posttest nilai rata-ratanya sebesar 52,2222. Dari hasil tersebut tersebut dapat dilihat 98 bahwa terjadi peningkatan bila ditinjau dari selisih rata-rata yakni 0,1852. Kemudian bila dilihat dari standar deviasi untuk pretest yakni sebesar 6.21711 dan posttest yakni sebesar 5.71996. Hal tersebut memberikan arti bahwa titik data individu jauh dari nilai rata-rata. Kemudian bila dilihat dari nilai maksimum pretest dan posttest juga mengalami kenaikan sebesar 2 angka. Ini menandakan adanya kenaikan dari nilai maksimum pretest dengan posttest. Artinya, bila dilihat dari perhitungan statistika terdapat peningkatankenaikan skor rata-rata hasil implementasi pendidikan karakter entrepreneurship berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. Perhitungan dengan rumus Two Related Sample Test atau Wilcoxon Signed Rank memperoleh hasil nilai mean ranks dan sum of ranks dari kelompoik negative ranks, positive ranks, dan ties. Negative ranks artinya sampel dengan nilai kelompok kedua posttest lebih rendah dari nilai kelompok pertama prestest. Pada tabel 4.2 terlihat bahwa bahwa terdapat 14 nilai kelompok kedua lebih rendah dari nilai kelompok pertama posttestpretest=14. Positive ranks artinya sampel dengan nilai kelompok kedua posttest lebih tinggi dari nilai kelompok kedua pretest. Pada tabel 4.2 dapat dilihat jika terdapat 11 nilai dari kelompok kedua yang lebih tinggi dari nilai kelompok pertama posttestpretest=11. Sedangkan ties adalah nilai kelompok kedua posttest sama besarnya dengan nilai kelompok pertama pretest. Pada nilai ties di tabel 4.2 terdapat 2 nilai kelompok kedua yang sama besarnya dengan nilai 99 kelompok pertama posttest=posttest = 2. Simbol N menunjukkan jumlahnya, mean rank adalah peringkat rata-ratanya dan sum of ranks adalah jumlah peningkatannya. Hasil perhitungan Two Related Sample Test atau WilcoxonSigned Ranks memperoleh nilai Z sebesar -0,339 dengan p value Asymp.Sig 2 tailed sebesar 0,735 di mana lebih tinggi dari batas kritis penelitian yakni 0,05 0,7350,05. Artinya, keputusan Hi ditolak atau dengan kata lain keputusan Ho diterima. Jadi, pendidikan karakter berbasis bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning tidak secara signifikan efektif meningkatkan karakter entrepreneurshipsiswa kelas VIII Tirtatedja SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 20152016.

3. Peningkatan

Hasil Implementasi Pendidikan Karakter EntrepreneurshipBerbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII Tirtatedja SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 20152016 untuk Ketiga Topik Sub Karakter yang Ditanamkan Berdasarkan data yang diperoleh dari skala penilaian diri self assessment scale yang dihimpun dari setiap akhir sesi topik bimbingan dalam implementasi pendidikan karakter entrepreneurshipberbasis layanan bimbingan klasikal, diketahui gambaran peningkatan karakter entrepreneurshipsiswa kelas VIII Tirtatedja SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 20152016 untuk setiap sesinya. Peneliti melakukan pengkategorisasian untuk menganalisis data dan kategorisasi 100 yang digunakan adalah kategorisasi menurut Azwar. Gambaran tingkat karakter entrepreneurshipsiswa kelas VIII Tirtatedja SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 20152016 dapat dilihat pada Tabel 4.3. berikut. Tabel 4.3 Peningkatan Hasil Implementasi Pendidikan Karakter EnterpreneurBerbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning Berdasarkan Antar Tiga Sesi Layanan Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan peningkatan hasil implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning berdasarkan tiga sesi layanan sebagai berikut: a. Pada sesi layanan pertama, terdapat 1 3,7 siswa yang dikategorikan memiliki karakter entrepreneurship sangat tinggi, 24 88,9 siswa yang dikategorikan memiliki karakter entrepreneurship sedang, dan terdapat 2 7,4 siswa yang dikategorikan memiliki karakter entrepreneurship rendah. b. Pada sesi layanan kedua, terdapat 4 14,8 siswa yang dikategorikan memiliki karakter entrepreneurship sangat tinggi, 22 81,5 siswa yang dikategorikan memiliki karakter entrepreneurship sedang, dan Rentang skor Kategorisasi Sesi I II III F F F 68 Sangat tinggi 0.0 0.0 0.0 56-68 Tinggi 1 3.7 4 14.8 11 40.7 44-55 Sedang 24 88.9 22 81.5 14 51.9 32-43 Rendah 2 7.4 1 3.7 2 7.4 32 Sangat rendah 0.0 0.0 0.0 101 terdapat 1 3,7 siswa yang dikategorikan memiliki karakter entrepreneurship rendah. c. Pada sesi layanan ketiga, terdapat 11 40,7 siswa yang dikategorikan memiliki karakter entrepreneurship sangat tinggi, 14 51,9 siswa yang dikategorikan memiliki karakter entrepreneurship sedang, dan terdapat 2 7,4 siswa yang dikategorikan memiliki karakter entrepreneurship rendah. Data pengkategorisasian di atas bila disajikan dalam bentuk grafik maka akan terlihat seperti di bawah ini. Grafik 4.3 Peningkatan Skor Karakter setiap Siswa tiap Sesi Grafik 4.3 memberikan gambaran perkembangan tingkat karakter entrepreneurship pada siswa kelas VIII Tirtatedja SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 20152016 setiap sesinya. Jika dilihat pada grafik 4.3 dapat dijelaskan sebagai berikut: 53 47 52 51 51 49 50 39 46 59 53 48 54 54 55 55 52 49 51 43 54 48 46 46 45 54 46 56 56 53 52 53 51 52 42 48 61 54 51 54 51 54 59 47 51 51 44 54 53 47 48 54 55 46 56 50 67 51 55 51 51 42 51 65 52 58 56 60 56 60 53 54 53 43 57 59 50 50 59 55 48 10 20 30 40 50 60 70 80 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Siswa Sesi I Sesi II Sesi III 102 a. Hasil Capaian Skor Skala Penilaian Diri Self Assessment Scale Sesi I ke sesi II 1 Terdapat 20 siswa yang mengalami peningkatan pada skor capaian karakter entrepreneurship 2 Terdapat 3 siswa yang mengalami penurunan pada skor capaian karakter entrepreneurship 3 Terdapat 4 orang yang tidak mengalami perubahan pada skor capaian karakter entrepreneurship b. Hasil Capaian Skor Skala Penilaian Diri Self Assessment Scale Sesi II ke Sesi III 1 Terdapat 18 siswa yang mengalami peningkatan pada skor capaian karakter entrepreneurship 2 Terdapat 5 siswa yang mengalami penurunan pada skor capaian karakter entrepreneurship 3 Terdapat 4 orang yang tidak mengalami perubahan skor capaian karakter entrepreneurship

4. Efektivitas

Implementasi Pendidikan Karakter EntrepreneurshipBerbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 20152016 Berdasarkan Penilaian Siswa Siswa yang mengikuti semua rangkaian kegiatan diberikan kesempatan untuk memberikan penilaian terkait dengan efektivitas pendidikan karakter entrepreneurshipyang diimplementasikan pada akhir 103 pertemuan. Terdapat 30 butir pernyataan yang disediakn dan siswa diminta untuk mencentang kolom “Ya” yang artinya setuju terhadap isi pernyataan, “Tidak” yang artinya menolak terhadap isi pernyataan, atau “Tidak Tahu” yang artinya tidak dapat memberi pendapat atas nilai efektivitas yang tertulis dalam pernyataan. Penilaian dari siswa disajikan dalam bentuk persentasi di tiap itemnya dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.4. 104 Tabel 4.4 Persentase Kuesioner Validasi Efektivitas Model Berdasarkan Penilaian Siswa N=27 No . Dalam kegiatan bimbingan karakter ini, saya mengalamimemperolehmerasa: Ya 1. Semangat untuk mengikuti kegiatan 24 88.89 2. Keberanian untuk tampilmelakukan sesuatu 22 81.48 3. Gembirasenang dalam melaksanakan kegiatan 26 96.30 4. Berani berpendapat 21 77.78 5. Lebih kreatif 24 88.89 6. Berani mencoba melakukan sesuatu 22 81.48 7. Takut salah dalam melakukan permainan 3 11.11 8. Malu dalam permainan kelompok 2 7.41 9. Dihargai oleh teman-teman 22 81.48 10. Tertarik untuk mengikuti semua kegiatan 21 77.78 11. Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan 22 81.48 12. Manfaat bagi perbaikan perilaku 24 88.89 13. Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi 22 81.48 14. Keinginan untuk menolong orang lain 26 96.30 15. Puas terhadap bimbingan yang diberikan 24 88.89 16. Tertantang untuk mencoba 24 88.89 17. Capeklelahbosan dalam mengikuti semua kegiatan 3 11.11 18. Berkesan terhadap kegiatan yang diikuti 23 85.19 19. Terdorong untuk terlibat aktif 23 85.19 20. Berani bertanggung jawab 25 92.59 21. Menghargai teman 25 92.59 22. Kesediaan bekerja samakekompakan tim 23 85.19 23. Mempererat rasa persaudaraanpersahabatan 24 88.89 24. Ketaatan terhadap normaperaturanpetunjuk 24 88.89 25. Memotivasi siswa untuk berusahadaya juang 25 92.59 26. Membangun kepeduliankesetiakawanan 25 92.59 27. Peningkatan keinginatahuan siswa 24 88.89 28. Peningkatan keingintahuan kesadaran siswa memperbaiki diri 24 88.89 29. Mendorong siswa lebih disiplin 23 85.19 30. Membuat hubungan guru-siswa akrabhangatdekat 22 81.48 Keterangan: Item nomor 7,8 dan 17 ada merupakan pernyataan negatif. 105 Mencermati Tabel 4.4 terlihat bahwa sebagian besar siswa yang turut serta dalam implementasi pendidikan karakter. Jika hasil persentase tersebut dimasukkan dalam kategori Guilford, dapat diketahui bahwa: a. Terdapat 25 pernyataan positif berada dalam kategori tinggi yakni dalam rentang 80-100, b. Terdapat 2 pernyataan positif dalam kategori sedang yakni dalam rentang 60-80. c. Sedangkan untuk 3 pernyataan negatif termasuk dalam kategori sangat rendah yakni dalam rentang 0-20. Hasil penilaian tersebut menegaskan bahwa sebagian besar siswa mengalami pernyataan-pernyataan tersebut. Peneliti menyimpulkan implementasi model pendidikan karakter melalui layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning efektif digunakan untuk meningkatkan karakter entrepreneurship.

B. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning.

0 0 15

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan Experiential Learning untuk meningkatkan karakter bertanggung jawab.

0 0 193

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter proaktif

2 5 190

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan kecerdasan komunikasi interpersonal

0 2 183

Efektivitas pendidikan karakter menghargai keragaman berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 1 138

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter bergaya hidup sehat

0 0 183

Efektivitas implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 8 152

Peningkatan karakter peduli sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan Experiential Learning

2 5 209

Efektivitas implementasi pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 2 135

Efektivitas implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 1 156