Kajian Penelitian Relevan Kerangka Pikir

61 Latihan individual meminta siswa untuk bekerja sendiri-sendiri. Latihan individual memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan hasil-hasil pelajaran learning points yang diperoleh dari proram pendidikan psikologis yang baru saja dijalani ke dalam situasi kehidupan sehari-hari. Latihan individual ini berfungsi untuk menguji pemahaman atau memeriksa sejauh mana hasi pembelajaran itu bisa diterapkan dalam situassi kehidupan.

F. Kajian Penelitian Relevan

Penelitian Barus 2015 menyatakan bahwa implementasi pendidikan karakter terintegrasi di SMP, efektivitasnya belum memuaskan. Hasil penelitian secara empirik menyatakan bahwa 36,4 dari 653 siswa SMP di 5 kota yang diteliti capaian karakternya masih berada pada kategori kurang baik dan beberapa di antaranya buruk dalam capaian skor karakternya. Hanya 12,35 dari 653 siswa tersebut yang capaian karakternya masuk pada kategori baik dengan capaian skor ≥ 7 pada skala stannine. Penelitian Patika 2016 menunjukkan bahwa pelaksanaan penanaman nilai-nilai entrepreneurshipship di SMPI Mentari Indonesia berjalan dengan baik. Hal ini terlihat melalui proses penanaman nilai-nilai entrepreneuship yang dilakukan oleh guru dan civitas sekolah kepada siswa. Hasilnya ditunjukkan dengan karakter siswa yang sudah mencerminkan karakter seorang entrepreneurship terlihat dari kreativitas, percaya diri, komunikatif, dan tanggung-jawab. Penanaman nilai-nilai 62 entrepreneurshipship diintegrasikan melalui strategi pada kegiatan- kegiatan yang diprogramkan seperti kegiatan pembelajaran normal di sekolah. Selain itu, juga diintegrasikan pada kegiatan ekstrakulikuler, praktik berwirausaha, pengembangan, muatan lokal, dan budaya sekolah.

G. Kerangka Pikir

Lemahnya karakter entrepreneurship dalam diri peserta sehingga penanaman karakter tersebut perlu ditingkatkan melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter yang diintergrasikan dalam kurikulum dan diimplementasikan pada sekolah formal secara khusus pada jenjang SMP, hanya mampu memberikan nilai-nilai sebatas tataran kognitif. Maka pendidikan karakter diimplementasikan dalam layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning melalui beberapa tahap. Pendekatan experiential learning dipadankan dalam layanan bimbingan klasikal. Tahap experiencing muncul dalam tahap pengantar instruksi dan dinamika kelompok. Tahap publishing muncul dalam tahap berbagi atas pengalaman pribadi dalam kelompok. Tahap processing muncul dalam tahap diskusi antar kelompok dan refleksi pribadi. Tahap generalising muncul dalam tahap pernyataan hasil belajar. Tahap applying muncul dalam tahap rencana perbaikan perilaku sebagai ujung kegiatan, pada tahap ini diyakini telah mampu menginternalisasi nilai entrepreneurship dalam kehidupannya. Implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning diharapkan mampu meningkatkan 63 pemahaman, penghayatan secara efektif, dan pengamalan karakter entrepreneurship sebagai siswa 64  Guru memberikan pengantar, tujuan layanan bimbingan, dan ice breaking untuk meningkatkan semangat siswa mengikuti layanan.  Guru memberikan penjelasan terkait tujuan layanan bimbingan dan dinamika kelompok.  Siswa mengobservasimengamati pengalaman berkegiatan.  Siswa membagikan hasil pengalaman pribadi.  Guru memberikan feedback.  Guru membantu siswa dalam mereflesikan mensharingkan pengalaman belajarnya.  Siswa mereflesikan mensharingkan pengalaman pribadikelompoknya.  Guru memberikan materi kegiatan atas kesimpulan siswa.  Siswa menginternalisasikan nilai-nilai dalam kehidupan aehari-hari.  Siswasecara pribadikelompok membuat kesimpulan dari pernyataan hasil belajar.  Guru memberikan bombongan atas niat siswa.  Siswa merumuskan tekadniat dalam upaya perbaikan perilaku berdasarkan konsep yang disimpulkan Gambar 2.2 Kerangka Pikir Experience Publishing Processing Generalising Applying Pendidikan Karakter Perlu Ditingkatkan Pendidikan Karakter Terintegrasi Pendidikan karakter diformulasikan menjadi mata pelajaran. Pengenalan nilai-nilai secara kognitif semata Implementasi Pendidikan Karakter EntrepreneurshipMelalui Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning TopikBimbingan: 1. Berpikir Kreatif 2. Young Entrepreneurship 3. Hasil Karyaku Pengantar dan Instruksi dinamika kelompok 1 Berbagi pengalaman pribadi 2 Kesimpulan Pernyataan hasil belajar Rencana perilaku perbaikan 5 Peningkatan Pemahaman, Penghayatan, dan Pengamalan Karakter EntrepreneurshipPeserta Didik Refleksi dan sharing pengalaman pribadikelompok 3 65

H. Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning.

0 0 15

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan Experiential Learning untuk meningkatkan karakter bertanggung jawab.

0 0 193

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter proaktif

2 5 190

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan kecerdasan komunikasi interpersonal

0 2 183

Efektivitas pendidikan karakter menghargai keragaman berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 1 138

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter bergaya hidup sehat

0 0 183

Efektivitas implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 8 152

Peningkatan karakter peduli sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan Experiential Learning

2 5 209

Efektivitas implementasi pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 2 135

Efektivitas implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 1 156