45
D. Hakikat Bimbingan Klasikal
1. Pengertian Bimbingan Klasikal
Istilah  bimbingan  kelompok  mengacu  pada  aktivitas-aktivitas kelompok  yang  berfokus  kepada  penyediaan  informasi  atau  pengalaman
lewat  aktivitas  kelompok  yang  terencana  dan  terorganisasi.  Aktivitas- aktivitas kelompok tersebut dapat berupa kegiatan orientasi pengenalan,
penelusuran  karir  dan  bimbingan  klasikal  Gibson    Mitchell;  2010. Bimbingan  klasikal  merupakan  proses  yang  direncanakan  untuk
membantu siswanya
memperoleh informasi,
keterampilan atau
pengalaman  yang  berguna  dan  dibutuhkan.  Dalam  aktivitas  bimbingan kelas  dicirikan  dengan  aktivitas  perkembangan,  berkelanjutan  dan
memposisika konselor sebagai instruktur. Bimbingan  klasikal  menjadi  salah  satu  cara  efektif  bagi  konselor
guru BK di sekolah dalam kegiatan pelayanan bimbingan,  yakni layanan orientation  pengenalan,  developmental  pengembangan,  dan  preventif
pencegahan. Winkel dan Hastuti 2004 menjelaskan bahwa bimbingan klasikal  mencakup  beberapa  bidang  seperti  bidang  akademik,  sosial,
pribadi, dan karier. Bidang-bidang tersebut diberikan kepada siswa dalam upaya membantu siswa memenuhi tugas perkembangnnya.
Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan bimbingan yang diberikan kepada kelompok individu yang mengalami masalah yang sama
Hartinah,  2009.  Bimbingan  kelompok  bermaksud  memanfaatkan dinamika  kelompok  sebagai  media  dalam  upaya  membimbing  individu-
46
individu yang memerlukan. Melalui dinamika kelompok sejumlah peserta didik  secara  bersama-sama  memperoleh  berbagai  bahan  dari  narasumber
atau  guru,  membahas  topik  tertentu  yang  menunjang  pemahaman  yang berguna bagi perkembangan dirinya Hartinah, 2009
Dapat  disimpulkan  bahwa  bimbingan  klasikal  merupakan  layanan yang  diberikan  kepada  siswa  dalam  memperoleh  informasi,  pengalaman,
dan  keterampilan.  Bimbingan  klasikal  bertujuan  untuk  membantu  siswa memenuhi tugas perkembangan di semua aspek kehidupannya.
2. Tujuan Bimbingan Klasikal
Tujuan bimbingan klasikal untuk mengembangkan dimensi sosial- psikologis,  keterampilan  hidup,  klarifikasi  nilai,  dan  perubahan  sikap
perilaku  individu  dalam  kelompok  Barus,  2015.  Bimbingan  klasikal memunculkan  perubahan  yang  positif  pada  diri  individu.  Secara  lebih
luas, bimbingan
klasikal membantu
individu-individu dalam
mengembangkan  perasaan,  pikiran,  persepsi,  wawasan  dan  sikap  yang menunjang pada perwujudan tingkah laku.
Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber
atau guru BK. Bahanmateri bimbingan diharapkan bermanfaat bagi siswa dalam
kehidupan sehari-hari
dalam memenuhi
tugas-tugas perkembangannya.  Selain  itu,  siswa  juga  diajak  untuk  mengembangkan
sikap,  tindakan,  dan  nilai-nilai  yang  berguna  bagi  dirinya  dalam kehidupan sehari-hari Hartinah, 2009.
47
3. Manfaat Bimbingan Klasikal
Hartinah 2009
menyatakan terdapat
beberapa manfaat
penggunaan bimbingan klasikal, antara lain: a.  Terbatasnya jumlah tenaga pembimbing dalam mendampingi siswa
sehingga bimbingan
klasikal efisien
untuk membantu
perkembangan siswa. b.  Bimbingan  klasikal  mengajarkan  dan  melatih  siswa  untuk
menyelesaikan tugasmasalah secara bersamakelompok. c.  Bimbingan klasikal mendorong siswa untuk berani mengemukakan
pendapat dan menghargai pendapat orang lain. d.  Bimbingan  klasikal  membantu  menyadarkan  siswa  untuk
melakukan bimbingan secara lebih mendalam. e.  Bimbingan  klasikal  secara  efektif  memberikan  informasi  secara
kelompok kepada siswa. f.  Bimbingan  klasikal  dapat  dijadikan  cara  Guru  BK  untuk
mendekatkan dan mendapatkan kepercayaan dari siswa.
4. TeknikStrategi dalam Layanan Bimbingan Klasikal
Penggunaan teknik
dalam kegiatan
layanan bimbingan
klasikalkelompok  mempunyai  banyak  fungsi.  Selain  dapat  lebih memfokuskan  kegiatan  bimbingan  klasikalkelompok  terhadap  tujuan
yang  ingin  dicapai,  juga  dapat  membangun  suasana  dalam  kegiatan bimbingan  lebih  bergairah.  Juga  dapat  membuat  siswa  agar  tidak  jenuh
dan bosan mengikuti kegiatan bimbingan. Seperti yang dikemukakan oleh
48
Romlah 2001: 86, “Bahwa teknik bukan merupakan tujuan tetapi sebagai
alat  untuk  mencapai  tujuan”.  Berikut  beberapa  teknik  yang  biasa digunakan dalam pelaksanaan bimbingan klasikalkelompok:
a.
Teknik pemberian informasi expository Teknik pemberian informasi disebut juga dengan metode ceramah.
Artinya  pemberian  penjelasan  oleh  seorang  pembicara  kepada sekelompok  pendengar.  Pelaksanaan  teknik  pemberian  informasi
mencakup  tiga  hal,  yaitu:  perencanaan,  pelaksanaan,  dan  penilaian. Keuntungan teknik pemberian informasi antara lain adalah:
1  Dapat melayani banyak orang, 2  Tidak membutuhkan banyak waktu sehingga efisien,
3  Tidak terlau banyak memerlukan fasilitas, 4  Mudah dilaksanakan dibandingkan teknik lain.
Sedangkan kelemahannya antara lain: 1  Sering dilaksanakan secara monolog,
2  Individu yang mendengarkan kurang aktif, 3  Memerlukan  keterampilan  berbicara,  supaya  penjelasan  menjadi
menarik.
b.
Diskusi kelompok Diskusi  kelompok  adalah  percakapan  yang  telah  direncanakan
antara tiga orang atau lebih dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau untuk memperjelas suatu persoalan. Dinkmeyer  Munro dalam
Romlah,  2001:89  menyebutkan  tiga  macam  tujuan  diskusi  kelompok
49
yaitu:  1  untuk  mengembangkan  terhadap  diri  sendiri,  2  untuk mengembangkan  kesadaran  tentang  diri,  3  untuk  mengembangkan
pandangan baru mengenai hubungan antar manusia.
c.
Teknik pemecahan masalah problem solving Teknik pemecahan masalah mengajarkan pada individu bagaimana
pemecahan  masalah  secara  sistematis.  Langkah-langkah  pemecahan masalah secara sistematis adalah:
1  Mengidentifikasi dan merumuskan masalah 2  Mencari sumber dan memperkirakan sebab-sebab masalah
3  Mencari alternatif pemecahan masalah 4  Menguji masing-masing alternatif
5  Memilih dan melaksanakan alternatif yang paling menguntungkan 6  Mengadakan penilaian terhadap hasil yang dicapai
d.
Permainan peranan role playing Bennett dalam Romlah 2001:99 mengatakan bahwa “permainan
peranan  adalah suatu alat  belajar  yang menggambarkan keterampilan- keterampilan  dan  pengertian-pengertian  mengenai  hubungan  anatar
manusia dengan jalan memerankan situasi-situasi yang paralel dengan yang  terjadi  dalam  kehidupan  yang  sebenarnya”.  Menurut  Bennett
terdapat  2  macam  permainan  peranan,  yakni  sosiodrama  dan psikodrama.  Sosiodrama  adalah  permainan  peranan  yang  bertujuan
untuk  memecahkan  masalah  sosial  dalam  hubungan  antar  manusia. Melalui sosiodrama, individu akan merasakan dang menghayati secara
50
langsung situasi masalah yang dihadapinya. Kemudian, dari permainan peranan  itu  diadakan  diskusi  mengenai  cara-cara  pemecahan
masalahnya. Psikodrama  merupakan  permainan  yang  dimaksudkan  agar
individu dapat memperoleh pengertian yang lebih baik tentang dirinya, dapat
menemukan konsep
dirinya, menyatakan
kebutuhan- kebutuhannya,  dan  menyatakan  reaksi  terhadap  tekanan-tekanan
terhadap dirinya. Dengan memerenakan suatu peranan tertentu, konflik atau  ketegangan  yang  ada  dalam  dirinya  dapat  berkurang  atau
dihindari.
e.
Permainan simulasi simulation game Adams  dalam  Romlah  2001:109  menjelaskan  bahwa  permainan
simulasi  merupakan  permainan  yang  bertujuan  untuk  merefleksikan situasi-situasi  yang  terdapat  dalam  kehidupan  sebenarnya.  Permainan
simulasi  dapat  dikatakan  sebagai  permainan  peranan  dan  teknik diskusi.
f.
Home room Home  room    yakni  suatu  program  kegiatan  dalam  bentuk
pertemuan  antara  guru  dengan  murid  di  luar  jam  pelajaran  sekolah untuk  membicarakan  beberapa  hal  yang  dianggap  perlu.  Kegiatan
home  room  bertujuan  agar  guru  dapat  mengenal  murid-muridnya, sehingga  dapat  membantu  murid-muridnya  dengan  penanganan  yang
tepat dan efisien.
51
Program  home  room  hendaknya  menciptakan  suatu  situasi  yang bebas dan menyenangkan, sehingga murid-murid dapat  mengutarakan
perasaannya  seperti  di  rumah.  Dalam  kegiatan  home  room  dapat dilakukan  tanya  jawa,  menampung  pendapat,  merencanakan  suatu
kegiatan, dan sebagainya.
g.
Karyawisatafield trip Karyawisatafield  trip  merupakan  kegiatan  rekreasi  yang  dikemas
dengan metode mengajar dalam bimbingan klasikalkelompok dengan tujuan  agar  siswa  memperoleh  penyesuaian  dalam  kelompok  dalam
kerjasama  dan  penuh  tanggungjawab.  Metode  karyawisata  berguna untuk  membantu  siswa  memahami  masalah  kehidupan  nyata  dalam
lingkungannya.  Contoh  dari  kegiatan  karyawisata  adalah  siswa  diajak ke museum, kantor percetakan, bank, pengadlan, atau ke suatu tempat
yang mengandung nilai sejarahbudaya tertentu. Kegiatan  karyawisata  ini  berguna  untuk  mendapatkan  informasi
bagi  siswa.  Siswa  dapat  langsung  melihat  objek-objek  menarik  dan mendapatkan  suatu  informasi  atau  ilmu  baru  bagi  dirinya.  Selain  itu,
siswa  juga  mendapakan  kesempatan  memperoleh  terhadap  situasi kehidupan  kelompok  tertentu.  Dan  siswa  juga  dapat  mengembangkan
bakat dan cita-cita sesuai dengan minatnya.
h.
Pengajaran remedial Pengajaran  remedial  merupakan  suatu  usaha  pembimbing  untuk
membantu  siswa  yang  mengalami  kesulitan  dalam  menguasai
52
pelajaran tertentu. Remedial diberikan kepada siswa perlu penanganan pribadi atau yang tidak dapat diatasi secara kelompokklasikal.
i.
Organisasi siswakegiatan kelompok Organisasi  siswa  atau  kegiatan  kelompok  merupakan  salah  satu
cara  dalam  bimbingan  kelompok  baik  dalam  lingkungan  sekolah maupun  di  luar  lingkungan  sekolah.  Melalui  organisasi  banyak
permasalahan  yang  dapat  diselesaikan  yang  bersifat  individu  maupun kelompok.  Dalam  organisasi,  siswa  mendapatkan  kesempatan  untuk
mengenal  berbagai  aspek  kehidupan  sosial.  Siswa  juga  dapat mengembangkan
bakat kepemimpinannya,
memupuk rasa
tanggungjawab dan harga dirinya.
5. Langkah-Langkah Layanan Bimbingan Klasikal
Barus  2015  menyatakan  bahwa  pelaksanaan  layanan  bimbingan klasikal di dalam kelas maupun luar kelas dilakukan dalam satu rangkaian
kegiatan  experiential  learning.  Prosedurlangkah-langkahnya  terdiri  atas pengantarinstruksi
→dinamika  kelompokproup  process  →refleksi
pengalaman
→sharing pengalaman →perumusan niat I statement untuk
berubahperbaikan  diri.  Prosedur  ini  bertujuan  untuk  mengembangkan dimensi  sosial-psikologis,  keterampilan  hidup,  klarifikasi  nilai,  dan
perubahan  sikap  perilaku  individu  dalam  kelompok.  Barus,  2015 menambahkan  bahwa  dalam  layanan  bimbingan  klasikal,  pendekatan
experiential  learning  lebih  ditekankan,  mengingat  layanan  bimbingan lebih menonjol muatan aspek afeksi nilai,sikap, perilaku, dan nilai-nilai
53
karakter.  Hal  ini  berarti  bahwa  layanan  bimbingan  klasikal  tepat  jika diberikan dengan menggunakan pendekatan experiential learning
E. Hakikat Experiential Learning