Dinamika Perbedaan Tingkat Kestabilan Emosi Orang Dewasa Dalam

seperti berikut: Korteks Frontal adalah bagian yang paling sangat berkembang dari otak yang bertanggung jawab untuk penalaran, perencanaan, emosi, dan kesadaran diri. Pada saat meditasi korteks frontal ini akan cenderung untuk offline. Lobus Parietalis adalah bagian yang memproses informasi sensorik tentang dunia sekitarnya, orientasi dalam ruang dan waktu. Pada saat meditasi aktivitas pada lobus parietalis akan melambat. Sementara otak bagian thalamus adalah penjaga arus informasi untuk indra yang berfokus pada perhatian dengan menyalurkan beberapa data sensorik lebih dalam ke otak dan memeberhentikan sinyal lain. Pada saat meditasi otak bagian thalamus akan mengurangi arus informasi yang masuk secara berhamburan di dalam pikiran. Reticular Formasi –menerima stimulus masuk dan menempatkan otak agar selalu waspada dan siap untuk merespon. Setelah selesai melakukan kegiatan meditasi maka tubuh akan merasa lebih rileks, dan hembusan nafas akan menjadi lebih teratur. Selain itu, pikiran akan menjadi lebih fokus dan tubuh akan menjadi lebih bersemangat.

D. Dinamika Perbedaan Tingkat Kestabilan Emosi Orang Dewasa Dalam

Kaitannya Dengan Meditasi Kestabilan emosi adalah perilaku tidak berlebih-lebihan dalam mengungkapkan emosi yang ditandai dengan sikap lebih bertanggung jawab dan mandiri, lebih terampil dalam menyelesaikan konflik, memiliki PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI keterampilan bergaul dengan teman sebaya, dapat berbagi rasa, dapat mengendalikan diri, memiliki keseimbangan antara emosi dan pola berfikir, berkurangnya perilaku kasar, lebih terampil dalam mengatasi masalah antar pribadi, perbaikan keterampilan berkomunikasi, lebih peka terhadap perasaan orang lain, lebih mampu mengatasi kesukaran di sekolah, meningkatkan kendali diri dan kesadaran sosial, meningkatkan keterampilan untuk belajar bagaimana caranya belajar. Dari paparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kestabilan emosi berkaitan dengan kematangan emosi dan merupakan salah satu komponen dari kecerdasan emosi. Di dalam kehidupan sehari-hari kita terkadang terlalu berlebihan dalam mengekspresikan emosi yang kita rasakan, sehingga menyebabkan munculnya perilaku reaktif yang cenderung negatif. Kita dapat menanggulangi ekspresi emosi yang berlebihan tersebut dengan cara melakukan kegiatan meditasi hal tersebut dikarenakan dalam keadaan meditasi, kita dapat mencapai taraf keseimbangan; semua sistem yang ada dalam diri kita akan aktif bekerja secara maksimum dengan mengeluarkan energi tubuh seminimum mungkin. Dalam keadaan meditasi, kita juga dapat mencapai trance hening, dalam suatu tingkat kesadaran tinggi. Untuk mencapai tingkat kesadaran tertinggi tersebut dibutuhkan waktu latihan yang cukup lama kurang lebih satu tahun masa latihan yang dilakukan secara terus menerus. Pada keadaan tersebut, kita akan mampu mengontrol emosi, memahami apa yang harus dilakukan, dan menguasai situasi yang ada dalam diri kita. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dalam kehidupan ada beberapa hal yang mempengaruhi emosi, antara lain: sistem limbik yang berkaitan dengan amigdala dan hipotalamus, prefrontal korteks, dan hormon. Ketiga hal tersebut berperan dalam proses terjadinya sensasi emosi. Proses terjadinya sensasi emosi dimulai pada saat individu mendapatkan stimulus yang secara perlahan stimulus tersebut akan masuk ke dalam otak pada bagian amigdala stimulus tersebut akan di olah setelah melewati bagian ini selanjutnya stimulus akan dibawa menuju ke hipotalamus dimana bagian hipotalamus ini sendiri merupakan pusat emosi. Selain itu, bagian hipotalamus ini sendiri juga dapat mempengaruhi sistem hormonal. Yang berperan dalam hal memberikan respon yang sesuai dengan stimulus yang diterima adalah bagian prefrontal korteks. Di sisi lain kognitif individu juga turut berperan di dalam proses terjadinya sensasi emosi. Hal ini terlihat dari cara individu memberikan respon atas terjadinya suatu peristiwa, dimana sebelum individu memberikan respon akan ada proses pemikiran yang terjadi di dalam otak individu untuk memberikan respon yang sesuai. Pada saat individu melakukan meditasi maka tubuh akan mendapatkan informasi dimana informasi tersebut dapat mengubah pandangan dan persepsi individu terhadap suatu hal. Secara umum, individu dapat memandang dan menginterpretasikan sebuah peristiwa tersebut secara positif maupun negatif. Pada saat melakukan meditasi individu akan berfokus pada satu hal, sehingga hal ini akan mempengaruhi kognitif individu tersebut. Interpretasi yang individu buat atas sebuah peristiwa akan mengkondisikan dan membentuk perubahan fisiologis pada tubuh individu tersebut secara internal, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sehingga dari hal ini jika individu menilai sebuah peristiwa secara positif maka perubahan fisiologis individu tersebut akan menjadi lebih positif dan sebaliknya. Secara umum, fisiologi dan kognisi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam pengalaman emosi. Kognisi dan fisiologi adalah yin dan yang dari hasrat manusia. Kedua hal tersebut saling mempengaruhi satu sama lain secara terus menerus. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa ada keterkaitan antara fisiologi dan kognisi dalam proses terjadinya sensasi emosi. Dimana keterkaitan tersebut dapat saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Dari paparan tersebut dapat dilihat keterkaitan antara kognisi dan fisiologi. Dimana pola keterkaitan tersebut selalu berputar. Selain kognisi mempengaruhi fisiologi, fisiologi pun dapat mempengaruhi kognisi. Meditasi sendiri dapat mempengaruhi dua faktor dari kestabilan emosi, antara lain: faktor fisik, dan faktor pengalaman. Meditasi dapat mempengaruhi faktor fisik karena pada saat meditasi seluruh aktifitas kognitif akan melemah dan bagian-bagian dari otak yang memiliki aktifitas untuk membawa arus informasi akan melambat. Hal ini mempengaruhi kondisi tubuh sehingga tubuh dapat menjadi lebih rileks, kadar stress berkurang, meringankan rasa cemas dan emosi negatif, dan menurunkan tekanan darah. Hal tersebut berdampak pada kondisi fisik seseorang yang menjadi lebih nyaman dan tentram, sehingga individu dapat lebih tenang dalam menghadapi segala permasalahan dan individu dapat memikirkan jalan keluar yang terbaik tanpa ada unsur kekerasan. Sedangkan pada individu yang tidak melakukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kegiatan meditasi mereka akan cenderung merespon segala stimulus yang diterima baik itu berupa respon yang positif maupun respon yang negatif. Hal ini dikarenakan seluruh tubuh individu tersebut tetap beraktifitas seperti biasa tanpa adanya kesempatan untuk memahami dan mencerna sebuah peristiwa. Disamping itu, individu yang tidak melakukan kegiatan meditasi tidak melakukan proses berpikir secara jernih yang dapat membantu seseorang dalam menyeimbangkan emosi yang dirasakan. Meditasi juga dapat mempengaruhi faktor pengalaman. Hal ini dikarenakan kondisi tenang yang ditimbulkan dari kegiatan meditasi dapat membantu individu untuk menyadari apa yang terjadi pada saat ini, sehingga individu dapat berpikir dengan lebih jernih dan dapat mengekspresikan apa yang ada di dalam dirinya baik itu pendapat, rasa suka maupun rasa tidak suka individu kepada orang lain dengan baik dan dapat diterima di dalam masyarakat luas. Sedangkan orang dewasa yang tidak mengikuti kegiatan meditasi cenderung memberikan reaksi emosi berdasarkan stimulus karena dipengaruhi oleh faktor emosi. Emosi itu sendiri merupakan reaksi terhadap stimulus yang berasal dari luar Hal ini dikarenakan orang yang tidak mengikuti meditasi tidak mengalami kondisi trance hening yang merupakan tingkat kesadaran tinggi. Sehingga apabila ada stimulus emosi yang terjadi cenderung akan langsung direspon secara situasional. Hal ini bisa disebabkan karena faktor kebiasaan dan faktor tuntutan untuk memberikan respon secara cepat, faktor tersebut mengakibatkan emosi orang tersebut tidak terkendali. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Selain itu, orang tersebut juga tidak peka dengan kondisi sekitarnya. Sehingga segala bentuk tindakan yang dilihat akan langsug direspon oleh individu. Respon yang dilakukan oleh orang tersebut dapat berupa respon yang baik maupun yang buruk. Berdasarkan teori emosi yang telah dikemukakan dapat ditarik kesimpulan bahwa kebanyakan orang merespon berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Schachter dan Singer; dan teori yang dikemukakan oleh James-Lange. Dimana teori yang dikemukakan oleh Schachter dan Singer mengatakan bahwa tiap emosi yang dirasakan individu dapat dirasakan dari kondisi dalam tubuhnya dan individu akan memberikan interpretasiya. Maksud dari teori ini adalah setiap tubuh individu telah merasakan adanya emosi baik itu menyenangkan ataupun tidak menyenangkan dan kemudian akan direspon oleh otak dan kemudian akan ditampilkan dalam perilaku sehari-hari. Sedangkan teori yang dikemukakan oleh James-Lange mengatakan bahwa emosi merupakan akibat dari persepsi seseorang terhadap perubahan-perubahan yang terjadi didalam tubuh sebagai respons terhadap berbagai rangsangan yang datang dari luar. Maksud dari teori ini adalah emosi yang dirasakan oleh diri individu merupakan efek dari stimulus dari luar yang diterima oleh individu dan kemudian akan ditampilkan dalam bentuk perilaku di dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dapat dicontohkan dalam kehidupan sehari-hari apabia kita sedang menghadapi situasi yang tidak menyenangkan maka secara tidak langsung kita akan merespon dengan mengekspresikan perasaan kita dengan marah-marah ataupun dengan menangis yang berlebihan. Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan kegiatan meditasi, kita akan dapat mencapai trance hening, dalam suatu tingkat kesadaran tinggi. Pada keadaan tersebut, kita akan mampu untuk mengontrol emosi, memahami apa yang harus dilakukan, dan menguasai situasi yang ada di dalam diri kita, sehingga dapat dikatakan apabila kita melakukan meditasi kita dapat menstabilkan segala emosi yang ada di dalam diri kita dikarenakan kita menyadari apa yang harus kita lakukan.

E. Hipotesis

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN BERPIKIR KRITIS PADA SISWA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR

7 101 2

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA ORANG DEWASA YANG MELAKUKAN YOGA DAN TIDAK MELAKUKAN YOGA

2 10 45

PERBEDAAN PEMAHAMAN MORAL ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSKUL ROHIS DAN YANG TIDAK MENGIKUTI Perbedaan Pemahaman Moral Antara Siswa Yang Mengikuti Ekskul Rohis dan Yang Tidak Mengikuti Ekskul Rohis.

0 3 17

PERBEDAAN PEMAHAMAN MORAL ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSKUL ROHIS DAN YANG TIDAK MENGIKUTI Perbedaan Pemahaman Moral Antara Siswa Yang Mengikuti Ekskul Rohis dan Yang Tidak Mengikuti Ekskul Rohis.

0 3 17

KESEJAHTERAAN SISWA: SUDI KOMPARATIF SISWA YANG MENGIKUTI KEGIATAN TAHFIDZ Kesejahteraan Siswa : Studi Komparatif Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Tahfidz Al-Qur’an Dan Siswa Yang Tidak Mengikuti Kegiatan Tahfidz Al-Qur’an.

0 4 17

KESEJAHTERAAN SISWA : STUDI KOMPARATIF SISWA YANG MENGIKUTI KEGIATAN Kesejahteraan Siswa : Studi Komparatif Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Tahfidz Al-Qur’an Dan Siswa Yang Tidak Mengikuti Kegiatan Tahfidz Al-Qur’an.

0 2 17

PERBEDAAN STATUS GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN PRESTASI BELAJAR SISWA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI KEGIATAN Perbedaan Status Gizi, Aktivitas Fisik Dan Prestasi Belajar Siswa Yang Mengikuti Dan Tidak Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Di SMA Muhammadiya

0 2 18

PERBEDAAN STATUS GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN PRESTASI BELAJAR SISWA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI Perbedaan Status Gizi, Aktivitas Fisik Dan Prestasi Belajar Siswa Yang Mengikuti Dan Tidak Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Di SMA Muhammadiyah 1 Gubug

0 2 16

PERBEDAAN STATUS INSOMNIA ANTARA ORANG DEWASA YANG MELAKUKAN YOGA DENGAN YANG TIDAK MELAKUKAN YOGA.

0 1 11

PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA ORANG DEWASA YANG MELAKUKAN YOGA DAN TIDAK DI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 71