seseorang merasakan emosi yang membuatnya merasa senang atau gembira maka orang tersebut akan terlihat loncat-loncat kegirangan.
Apabila orang tersebut mengalami emosi yang menyedihkan maka orang tersebut akan menangis dengan berlebihan.
Berdasarkan kesimpulan diatas bahwa orang yang stabil emosinya adalah orang yang mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Ketika
dihadapkan pada suatu permasalahan, tidak mengekspresikan emosinya dengan berlebihan. Sementara itu orang yang tidak stabil emosinya adalah
orang yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Pada saat dihadapkan
pada suatu
permasalahan, orang
tersebut akan
mengekspresikan emosinya dengan berlebihan.
5. Ciri-ciri Kestabilan Emosi
Menurut Goleman 1997:430-435, ciri-ciri kestabilan emosi antara lain lebih bertanggung jawab dan mandiri, lebih terampil dalam
menyelesaikan konflik, terampil dalam bergaul dengan teman sebaya, berbagi rasa, dapat mengendalikan diri, keseimbangan antara emosi dan
pola berfikir, berkurangnya perilaku kasar, lebih terampil dalam mengatasi masalah antar pribadi, perbaikan keterampilan berkomunikasi, lebih peka
terhadap perasaan orang lain, lebih mampu mengatasi kesukaran di sekolah, meningkatkan kendali diri dan kesadaran sosial, dan
meningkatkan keterampilan untuk belajar bagaimana caranya belajar. Menurut pendapat Hamalik 1992:97, ciri-ciri kestabilan emosi
antara lain mampu menahan emosi yang negatif atau dapat meyatakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
secara tidak langsung, membina dan mengembangkan emosi positif, mengembangkan toleransi yang tinggi terhadap situasi atau hal-hal yang
tidak berkenan di hati, kebebasan dalam bertindak yang terus bertambah, kemampuan untuk melakukan pilihan, bebas dari rasa takut yang tidak
beralasan, bertindak sesuai dengan batas-batas kemampuan, sadar akan kemampuan dan prestasi orang lain, mampu meraih kemenangan secara
terhormat, mampu bangkit kembali setelah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan atau kegagalan, mampu menggunakan pemuasan
dorongan yang bersifat jasmaniah, kemampuan untuk bersikap terbuka dan menerima keterbukaan dalam hubungan interpersonal, dan merasa senang
dengan kehidupan sehari-hari.Menurut pendapat dari Wahlroos dalam Andriani, 2007 ciri-ciri kestabilan emosi, antara lain: tidak melukai diri
sendiri atau orang lain dengan tindakan atau perkataan baik yang dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar, memiliki kebiasaan untuk
memilih, memiliki konsep diri yang positif, dapat menunda pemenuhan kebutuhan, dapat mengevaluasi kenyataan emosional dan memahami
perasaannya sendiri dan orang lain, dapat menjalin hubungan emosional yang mendalam dan tahan lama, fleksibel dan mau belajar dari
pengalaman, dan memiliki antusias dalam menjalani kehidupan yang konstruktif dan menantang.
Menurut Santrock 2003 seseorang yang memiliki kestabilan emosi memiliki ciri-ciri:
a. Keyakinan akan kemampuan diri: sikap positif individu tentang dirinya,
bahwa ia mengerti sungguh-sungguh akan apa yang dilakukan. b.
Optimis: sikap positif individu yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan, dan kemampuannya.
c. Obyektif: sikap individu yang memandang permasalahan ataupun
sesuatu sesuai dengan kebenaran semestinya bukan menurut kebenaran pribadi atau yang menurutnya benar.
d. Bertanggungjawab: kesediaan individu untuk menanggung segala
sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya. e.
Rasional dan realistik: kemampuan menganalisa masalah, sesuatu hal, suatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang dapat diterima
akal sehat dan sesuai kenyataan.
6. Ciri-ciri Ketidakstabilan Emosi