Kerangka Teori dan Konsep
12
professional, dan
kewajaran fairness
7
. Berdasarkan
PBI No.
1133PBI2009 tanggal 7 Desember 2009 dan Surat Edaran BI No. 1213DPbs tanggal 30 April 2010 perihal Pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah dapat diukur dengan perhitungan nilai komposit Self Assessment GCG yaitu Penilaian atas
pelaksanaan GCG bagi BUS, dilakukan terhadap 11 sebelas faktor diantaranya Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris,
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi, Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite, Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS, Pelaksanaan
prinsip syariah dalam kegiatan penghimunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa, Penanganan benturan kepentingan, Penerapan fungsi audit
intern, Penerapan fungsi kepatuhan, Penerapan fungsi audit ekstern, Transparansi kondisi keungan dan non keuangan, laporan pelaksanaan good
corporate governance dan pelaporan internal dan Batas maksimum penyaluran dana. Hasil dari perhitungan Self Assesment Bank menunjukkan
Sistem tata kelola Bank dalam predikat baik atau tidak. Apabila bank memiliki nilai komposit 1,.5 maka bank tersebut
diberi predikat “ Sangat Baik”. Sedangkan apabila bank memiliki 3.5 ≤ nilai komposit 4.5 diberi
predikat “ Kurang Baik. Semakin kecil nilai komposit Bank maka menunjukkan bank tersebut semakin baik tata kelola perusahaannya.
begitupun sebaliknya semakin besar nilai komposit Bank maka menunjukkan
7
pbi no 1133 2009
13
bank tersebut semakin buruk tata kelola perusahaannya. Tata kelola perusahaan sangat penting dan erat sekali dengan Fraud. Menurut sebuah
kajian yang diselenggarakan oleh Bank Dunia, lemahnya implementasi sistem tata kelola perusahaan atau yang biasa dikenal dengan istilah Good Corporate
Governance merupakan salah satu faktor penentu krisis yang terjadi di Asia Tenggara.
Sedangkan suatu ukuran yang menunjukkan besar kecil suatu perusahaan yang dapat dilihat dari total penjualan, rata- rata tingkat penjualan
dan total aktiva. Ukuran yang didapat dari total asset yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap. total asset menggambarkan kemampuan dalam mendanai
investasi yang menguntungkan dan kemampuan yang memperluas pasar serta memiliki prospek kedepan yang baik. Bank yang sehat diinterpretasikan
dengan kualitas aset yang baik. Total asset sangat sensitif karena berkaitan dengan keuangan, apabila tidak adanya pengendalian internal dan pengawasan
yang tinggi akan menyebabkan Fraud. Semakin besar bank tersebut maka total assetnyapun semakin besar dan peluang terjadinya Fraud cukup tinggi.
Hal ini terjadi pada perusahaan top di Amerika dan Eropa seperti Enron dan Parmalat yang bangkrut disebabkan melakukan manipulasi keuangan Fraud.
Hal ini berdampak krisis keuangan yang melanda di Negara-negara di dunia. Sedangkan kompleksitas usaha Bank antara lain keragaman jenis
transaksiprodukjasa dan jaringan usaha. kompleksitas dalam penelitian ini
14
adalah digunakan ukuran jumlah kantor bank Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas. Bank yang mempunyai jumlah jaringan
kantor banyak akan semakin komplek. Kompleksitas bank membutuhkan pengendalian yang tinggi. Dengan keterbatasan Satuan Kerja Audit Intern
SKAI bank, tidak semua kantor bank dapat diperiksa setiap tahun. Hal tersebut menyebabkan kejadian terlambat diketahui dan mendorong terjadinya
fraud.
Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori dan hasil penelitian sebelumnya permasalahan yang telah dikemukakan, maka kerangka konsep dalam proses
penelitian ini adalah sebagai berikut:
15
Gambar 1.1 Kerangka Konsep
Perbankan Syariah di Indonesia
Laporan Keuangan, Laporan GCG periode 2011-2013 Laporan Statistik Perbankan Syariah
Variabel Independen: KuaGCG X
1
, Size X
2
, KomBANK X
3
Variabel Dependen: Fraud Y
Model Estimasi Data Panel
Common Effect Fixed Effect
Random Effect
Uji Chow Uji Hausman
Model Estimasi Terpilih Uji Asumsi Klasik
Normalitas Multikolinearitas
Autokorelasi Heteroskedastisit
Uji t Uji F
Uji Adjusted R2
Interpretasi Kesimpulan
16