Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
3
Tabel 1.1 Data Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
Kelompok Bank 2007
2008 2009
2010 2011
2012 2013
Bank Umum Syariah 3 5
6 10
11 11
11 Unit Usaha Syariah
26 27
25 23
24 24
23 Sumber : outlook perbankan syariah tahun 2011, 2012 dan 2014
2
Perkembangan perbankan syariah yang cukup pesat, diharapkan mampu memperkuat stabilitas sistem keuangan nasional. Seiring dengan pertumbuhan
perbankan syariah, Bank Indonesia pada tanggal 9 Desember 2009 mengeluarkan Peraturan Perbankan Indonesia PBI Nomor 1133PBI2009 tentang pelaksanaan
good corporate governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang mulai diberlakukan pada tahun 2010. Pengeluaran Peraturan Perbankan Indonesia
PBI tersebut sejalan dengan keinginan masyarakat yang menginginkan perbankan syariah menunjukkan tanggung jawabnya kepada publik terkait dengan kegiatan
operasional bank syariah yang diharapkan mematuhi ketentuan syariah. Penerapan good corporate governance juga merupakan wujud tanggung jawab kepada
masyarakat bahwa bank syariah telah dikelola dengan baik, serta profesional dengan meningkatkan nilai pemegang saham tanpa mengabaikan kepentingan stakeholders
lainnya.
2
http:www.bi.go.id
4
Selain itu, perbankan syariah juga harus meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik, karena tata kelola perusahaan corporate governance yang buruk dapat
menyebabkan terjadinya fraud kecurangan sebagaimana yang terjadi pada beberapa bank di Indonesia. Berdasarkan laporan Pengawasan Perbankan pada tahun 2006
sampai dengan tahun 2012 , jumlah kasus tindak pidana perbankan tipibank cukup besar sebagaimana digambarkan pada tabel berikut ini.
Tabel 1.2 Data Kasus Fraud
NO Tahun
Jumlah Kasus
1. Tahun 2006
163 kasus 2.
Tahun 2007 94 kasus
3. Tahun 2008
127 kasus 4.
Tahun 2009 141 kasus
5. Tahun 2010
88 kasus 6.
Tahun 2011 63 kasus
7. Tahun 2012
66 kasus sumber: laporan Pengawasan Perbankan tahun 2006-2012
3
Menurut data diatas menunjukkan bahwa setelah diberlakukannya Good Corporate Governance pada tahun 2009, masih ditemukan adanya kasus Fraud yang
terjadi baik itu di Bank Konvensional maupun. Bank Syariah. Hal ini disebabkan
3
http:www.bi.go.id
5
kurangnya pengendalian internal pada Bank tersebut. Lemahnya pengendalian menyebabkan adanya peluang terjadinya kasus Fraud yang banyak merugikan
berbagai pihak. Salah satu permasalahan yang terjadi pada sektor perbankan diantaranya adalah kebobolan kredit fiktif miliaran rupiah dan dalam proses
pembayarannya mengalami kemacetan. Belakangan ini diketahui kasus fraud di perbankan syariah di Indonesia, seperti kasus kredit fikif Rp 102 Milyar di Bank
Syariah Mandiri cabang Bogor yang melibatkan seorang pengusaha developer rumah serta tiga pejabat Bank Syariah Mandiri Bogor. Dalam kasus ini dari 197 nama
nasabah rumah yang diajukan, 133 di antaranya palsu. Terbukti dari KTP, surat tanah, dan bukti-bukti palsu lainnya untuk kelengkapan peminjaman.
4
Dalam beberapa kasus, fraud menyebabkan kerugian pada bank yang jumlahnya cukup besar sehingga bank tersebut dapat ditutup atau dilikuidasi, di
antaranya adalah bank Asiatic dan bank Dagang Bali yang dilikuidasi pada tahun 2005. Penutupan atau likuidasi akibat fraud tersebut sangat merugikan stakeholders
antara lain pemerintah dan investor. Dengan melihat beberapa contoh kasus tersebut, sangat relavan bila ditarik
bahwa Good Corporate governance merupakan tantangan bagi bank untuk menemukan mekanisme yang menjamin kinerja bank yang lebih baik karena bank
merupakan pilar penting bagi perekonomian dan menempati posisi yang dominan dalam perekonomian. Hal ini dikarenakan, bank berperan sebagai sumber
pembiayaan utama dalam perekonomian, terutama bagi negara-negara berkembang.
4
www.liputan6.com, diakses pada Selasa 28 Oktober 2014
6
Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 1133PBI2009 dinyatakan bahwa good corporate governance adalah suatu tata kelola Bank yang menerapkan prinsip-
prinsip keterbukaan
transparency, akuntabilitas
accountability, pertanggungjawaban responsibility, professional professional, dan kewajaran
fairness. Perbedaan GCG Syariah dan konvensional terletak pada shariah compliance yaitu kepatuhan pada syariah. Jika dibandingkan dengan bankir
konvensional, maka bankir syariah seharusnya lebih unggul dan terdepan dalam implementasi GCG di lembaga perbankan, mengingat lembaga perbankan syariah
membawa nama agama ke dalam lembaga bisnis. Keharusan tampilnya bankir syariah sebagai pionir penegakan GCG dibandingkan konvensional, menurut
Algaoud dan Lewis
5
karena permasalahan governance dalam perbankan syariah ternyata sangat berbeda dengan bank konvensional. Pertama, bank syariah memiliki
kewajiban untuk mematuhi prinsip-prinsip syariah sharia compliance daalm menjalankan bisnisnya. Karenanya, DPS memainkan peran yang penting dalam
governance structure perbankan syariah. Kedua, karena potensi terjadinya information asymetry sangat tinggi bagi perbankan syariah maka permasalahan
agency theory menjadi sangat relavan. Hal ini terkait dengan permasalahan tingkat akuntabilitas dan transparansi penggunaan dana nasabah dan pemegang saham.
Karenanya, permasalahan keterwakilan investment account holders dalam mekanisme GCG menjadi masalah strategis yang harus pula mendapat perhatian bank syariah.
5
L. M.Algaoud dan M. K. Lewis, Corporate Governance in Islamic Banking”: The case of Bahrain , The International Journal of Business Studies, vol.7, no 1 1999: h.56-86
7
Ketiga, dari perspektif budaya korporasi, perbankan syariah semestinya melakukan transformasi budaya dimana nilai-nilai etika bisnis islami menjadi karakter yang
penting dalam praktik bisnis perbankan syariah. Selain itu Fraud juga dapat dipengaruhi oleh ukuran perusahaan dan
kompleksitas perusahaan. Dikarenakan ukuran bank dan kompleksitas bank membutuhkan pengendalian yang tinggi. Apabila pengendalian itu lemah maka hal
tersebut bisa menyebabkan terjadinya fraud di bank itu sendiri. Menyadari pentingnya pelaksanaan tata kelola yang baik tersebut, mendorong peneliti untuk
melakukan penelitian mengenai pengaruh kualitas pelaksanaan GCG terhadap fraud. Namun demikian karena terdapat faktorvariabel lain yang juga mempengaruhi fraud
yaitu ukuran size perusahaan dan kompleksitas perusahaan maka dalam penelitian ini meneliti mengenai
“PENGARUH KUALITAS PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN SIZE DAN KOMPLEKSITAS
BANK TERHADAP FRAUD PERBANKAN SYARIAH PERIODE 2011-2013
”. B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, dimana variabel Kualitas Pelaksanaan GCG, ukuran bank dan kompleksitas bank sangat
memiliki keterkaitan dengan variabel Fraud. Hal itu sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa faktor yang menyebabkan terjadinya Fraud diantaranya
Peluang, yang mana peluang itu yaitu situasi yang membuka kesempatan untuk memungkinkan suatu kecurangan terjadi. Hal ini berkaitan dengan pengendalian
8
dan pengawasan perusahaan. Lemahnya pengendalian internal menyebabkan adanya peluang terjadinya Fraud di Perbankan Syariah. Selain itu faktor tekanan
dan rasionalisasi juga merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya Fraud diantaranya gaya hidup, tuntutan ekonomi, sikap, karakter dll. Faktanya setelah
berlakunya Good Corporate Governance GCG di Bank Syariah tetapi masih ditemukan berbagai masalah diantaranya masih ditemukan adanya kasus Fraud di
Bank Syariah, Kinerja Bank Syariah masih terlihat buruk, Ukuran size Bank Syariah masih kecil bila dibandingkan dengan Bank konvensional dan
kompleksitas Bank Syariah masih kecil bila dibandingkan dengan Bank konvensional.
Permasalahan-permasalahan tersebut
dapat mempengaruhi
perekonomian suatu bank dan Negara. Dengan demikian karena adanya keterbatasan data yang dimiliki maka penulis
membatasi masalah dengan faktor peluang yang dapat menyebabkan terjadinya Fraud diantaranya Kualitas Pelaksanaan Good Corporate Governance, ukuran
Bank dan kompleksitas Bank terhadap Fraud di Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2013. Yang mana objek penelitian ini yaitu 12 sampel Bank Syariah
yang terdiri 9 Bank Umum Syariah BUS dan 3 Unit Usaha Syariah UUS. Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan
pertanyaan dalam penelitian sebagai berikut: 1. Apakah Kualitas Pelaksanaan Good Corporate Governance, Ukuran Bank
size dan Kompleksitas Bank berpengaruh terhadap Fraud pada perbankan
9
syariah secara simultan? 2. Apakah Kualitas Pelaksanaan Good Corporate Governance, Ukuran Bank size
dan Kompleksitas Bank berpengaruh terhadap Fraud pada perbankan syariah secara parsial?