Perilaku dan Indikasi Tindak Kecurangan

51 4 Tingkat complain yang tinggi terhadap organisasikorporasi dari pihak konsumen, pemasok atau badan otoritas 5 Kekurangan kas secara tidak teratur dan tidak terantisipasi 6 Penjualanlaba menurun disisi lain utang dan piutang dagang meningkat 7 Korporasi mengambil kredit sampai batas maksimal untuk jangka waktu yang lama 8 Terdapat kelebihan persediaan yang signifikan 9 Terdapat peningkatan jumlah ayat jurnal penyesuaian pada akhir tahun buku b. Gejala tindak kecurangan karyawan 1 Pembuatan ayat jurnal penyesuaian tanpa otorisasi manajemen dan tanpa rincianpenjelasan pendukung 2 Pengeluaran tanpa dokumen pendukung 3 Pencatatan yang salahtidak akurat pada buku jurnalbesar 4 Penghancuran, penghilangan, pengrusakan dokumen pendukung pembayaran 5 Kekurangan harga barang yang dibeli  Pihak-pihak yang dirugikan 1 Para pemegang Saham 52 Para pemegang saham sering kali menjadi korban utama akibat tindak kecurangan yang dilakukan oleh manajemen. Sebagai contoh untuk memberi gambaran agar seolah-olah hasil kinerja korporasi mengalami peningkatan, manajemen berusaha meninggikan laba atau aktiva korporasi dengan cara melakukan window dressing. 2 Investor Dalam hal ini seringkali para investor mengalami kerugian di pasar bursa berjangka ataupun pasar modal karena adanya tindak kecurangan yang dilakukan oleh manajemen selaku emiten, misalnya melalui praktek praktek insider trading. 3 Korporasi Dari sisi maupun baik internal maupun eksternal tindak kecurangan manajemen akan menjadikan korporasi sebagai korban. 4 PelangganklienCustomer Pembuat keputusan suatu korporasi seringkali mengorbankan pelanggannya melalui iklan yang mengelabui dan menyesatkan. 53  Penyebab tindak kecurangan manajemen Berbagai faktor yang harus dipertimbangkan sehingga dapat menimbulkan tindak kecurangan pada tingkat manajemen. Faktor-faktor tersebut sebagai berikut: 1 Pengaruh tekanan secara internal maupun eksternal 2 Keputusan yang tergesa-gesa 3 Manajer yang kurang kompeten 4 Adanya konflik kepentingan antara manajemen dengan pemilik korporasi 5 Lemahnya pengendalian internal 6 Proses recruitment yang tidak memperhatikan faktor kejujuran dan integritas 7 Model manajemen yang sudah memiliki sifat korup, tidak efisien dan atau tidak professional di bidangnya 8 Jalur sektor industryjasa dimana bidang usaha dijalnkan memang sudah memiliki tradisi korup.  Tindak kecurangan “Kerah Putih” Tindak kecurangan kerah putih adalah suatu tindak kecurangan yang dilakukan oleh seseorang yang bekerja pada sector pemerintah atau sector swasta, yang memiliki posisi dan wewenang dapat mempengaruhi kebijakan atau keputusan yang diarahkan atau diambilnya. Posisi tersebut 54 mengandung arti posisi yang berkuasa atas beberapa orang, dan atau atas harta kekayaan milik pihak lain.

2. Fraud Triangle Theory

18 Penelitian tradisional tentang kecurangan dilakukan pertama kali oleh Donalad Crasey pada tahun 1950 yang menimbulkan pertanyan mengapa kecurangan dapat terjadi. Hasil dari penelitian itu memunculkan faktor-faktor pe micu kecurangan yang saat ini dikenal dengan “Fraud triangle”. Fraud triangle menjelaskan tiga faktor yang hadir dalam setiap situasi fraud: 1. Pressure Tekanan, yaitu adanya insentiftekanankebutuhan untuk melakukan fraud. Tekanan dapat mencakup hampir semua hal termasuk gaya hidup, tuntutan ekonomi, dan lain-lain termasuk hal keuangan dan non keuangan. 2. Opportunity Peluang, yaitu situasi yang membuka kesempatan untuk memungkinkan suatu kecurangan terjadi. 3. Rationalization Rasionalisasi, yaitu adanya sikap, karakter, atau serangkaian nilai-nilai etis yang membolehkan pihak-pihak tertentu untuk melakukan tindakan kecurangan, atau orang-orang yang berada dalam lingkungan yang cukup menekan yang membuat mereka merasionalisasi tindakan fraud. Ketiga hal di atas digambarkan dalam gambar berikut ini: 18 Listiana Norbarani, “Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan Dengan Analisis Fraud Triangle Yang Diadopsi Dalam Sa s No.99”, Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro, 2012, h. 17 55 Gambar 2.1 Fraud Triangle IncentivePressure Opportunity Rationalization Sumber: Fraud Triangle Theory oleh Cressey 1953 Pressure Tekanan Tekanan menyebabkan seseorang melakukan kecurangan. Tekanan dapat berupa bermacam-macam termasuk gaya hidup, tuntutan ekonomi, dan lain-lain. Tekanan paling sering datang dari adanya tekanan kebutuhan keuangan. Kebutuhan ini seringkali dianggap kebutuhan yang tidak dapat dibagi dengan orang lain untuk bersama-sama menyelesaikannya sehingga harus diselesaikan secara tersembunyi dan pada akhirnya menyebabkan terjadinya kecurangan. . Tekanan keuangan memiliki dampak yang besar pada motivasi karyawan dan dianggap jenis yang paling umum dari tekanan. Secara khusus, sekitar 95 dari semua kasus penipuan telah dipengaruhi oleh tekanan keuangan. 19 19 Thanasak Ruankaew, “The Fraud Factors”, International Journal of Management and Administrative Sciences University of Liverpool Laureate Online Education IJMAS ISSN 2225- 7225 Vol. 2, No. 2, July 2013 : h. 2 56 Opportunity Peluang Adanya peluang memungkinkan terjadinya kecurangan. Peluang tercipta karena adanya kelemahan pengendalian internal, ketidakefektifan pengawasan manajemen, atau penyalahgunaan posisi atau otoritas. Kegagalan untuk menetapkan prosedur yang memadai untuk mendeteksi aktivitas kecurangan juga meningkatkan peluang terjadinya kecurangan. Dari tiga faktor risiko kecurangan pressure, opportunity dan rationalization, peluang merupakan hal dasar yang dapat terjadi kapan saja sehingga memerlukan pengawasan dari struktur organisasi mulai dari atas. Organisasi harus membangun adanya proses, prosedur dan pengendalian yang bermanfaat dan menempatkan karyawan dalam posisi tertentu agar mereka tidak dapat melakukan kecurangan dan efektif dalam mendeteksi kecurangan . Rationalization Rasionalisasi 20 Rasionalisasi adalah komponen penting dalam banyak kecurangan fraud. Konsep ini menunjukkan bahwa pelaku harus merumuskan beberapa jenis rasionalisasi diterima secara moral sebelum terlibat dalam perilaku yang tidak etis. Rasionalisasi mengacu pada pembenaran bahwa perilaku tidak etis adalah sesuatu yang lain dari 20 Thanasak Ruankaew, “The Fraud Factors”, International Journal of Management and Administrative Sciences University of Liverpool Laureate Online Education IJMAS ISSN 2225- 7225 Vol. 2, No. 2, July 2013 : h. 2-3