Teori Keagenan Agency Theory

42 problems adalah adanya asymmetric information. Asymmetric Information adalah ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh prinsipal dan agen, ketika prinsipal tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja agen sebaliknya, agen memiliki lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja dan perusahaan secara keseluruhan Widyaningdyah, 2001 Jensen dan Meckling 1976 menyatakan permasalahan tersebut adalah: 1. Moral hazard, yaitu permasalahan muncul jika agen tidak melaksanakan hal- hal yang disepakati bersama dalam kontrak kerja 2. Adverse selection, yaitu suatu keadaan di mana prinsipal tidak dapat mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh agen benar-benar didasarkan atas informasi yang telah diperolehnya, atau terjadi sebagai sebuah kelalaian dalam tugas. Teori keagenan berusaha untuk menjawab masalah keagenan yang terjadi jika pihak-pihak yang saling bekerja sama memiliki tujuan dan pembagian kerja yang berbeda. Secara khusus teori keagenan membahas tentang adanya hubungan keagenan, dimana suatu pihak tertentu principal mendelegasikan pekerjaan kepada pihak lain agent yang melakukan perkerjaan. Teori keagenan ditekankan untuk mengatasi dua permasalahan yang dapat terjadi dalam hubungan keagenan Eisenhardt, 1989 dalam Darmawati,2005. Pertama adalah masalah keagenan yang timbul pada saat a keinginan-keinginan atau tujuan-tujuan dari prinsipal dan agen berlawanan dan b merupakan suatu hal yang sulit atau mahal bagi prinsipal untuk 43 melakukan verifikasi tentang apa yang benar-benar dilakukan oleh agen. Permasalahannya adalah bahwa prinsipal tidak dapat memverifikasi apakah agen telah melakukan sesuatu secara tepat. Kedua adalah masalah pembagian resiko yang timbul pada saat prinsipal dan agen memiliki sikap yang berbeda terhadap resiko. Dengan demikian, prinsipal dan agen mungkin memiliki preferensi tindakan yang berbeda dikarenakan adanya perbedaan preferensi resiko. 9

B. Ukuran size Bank

Suatu ukuran yang menunjukkan besar kecil suatu perusahaan yang dapat dilihat dari total penjualan, rata- rata tingkat penjualan dan total aktiva. Ukuran yang didapat dari total asset yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap. Menurut Widjaja 2009 total asset menggambarkan kemampuan dalam mendanai investasi yang menguntungkan dan kemampuan yang memperluas pasar serta memiliki prospek kedepan yang baik. Bank yang sehat diinterpretasikan dengan kualitas aset yang baik. Bank dengan kualitas aset yang baik lazimnya pendapatannya juga baik, akan tetapi besar aset yang dimiliki oleh bank tidak berarti jika seluruhnya merupakan aset beresiko. Bank yang memiliki jumlah aset yang besar didalamnya juga mempunyai pinjaman dalam bentuk valas sehingga berubah besar saat rupiah melemah . Ukuran perusahan dalam penelitian ini adalah dengan menghitung dari total aset. Menurut agency theory adanya asimetri informasi antara manajemen agent dengan pemilik principal dapat memberikan kesempatan kepada manajer untuk 9 Restie Ningsaptiti ,” Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba, Skripsi S1 Fakultas Eknomi, Universitas Diponegoro Semarang, 2010, h.19-21. 44 melakukan manajemen laba, sehingga semakin besar manajemen laba perusahaan semakin besar pula ukuran perusahaan. Sebaliknya, semakin kecil manajemen laba maka semakin pula ukuran perusahaan tersebut. 10

C. Kompleksitas Bank

Menurut Bank Indonesia, kompleksitas usaha Bank antara lain keragaman jenis transaksiprodukjasa dan jaringan usaha. Bank yang dianggap memiliki ukuran dan kompleksitas yang tinggi antara lain apabila memenuhi salah satu kondisi berikut: 1 bank yang memiliki total aktiva sebesar Rp 10.000.000.000,00 sepuluh triliun rupiah, 2 Bank yang aktif secara internasional internationally active banks, yaitu Bank yang memiliki kantor cabang di beberapa negara lain atau Bank yang merupakan kantor cabang dari Bank yang berkantor pusat di luar negeri, 3 Bank yang memiliki 30 tiga puluh kantor cabang atau lebih, 4 Bank yang memiliki 150.000 seratus lima puluh ribu nasabah atau lebih; dan atau , 5 Bank yang memiliki tingkat keragaman yang tinggi dalam transaksiprodukjasa. 11 Variabel kompleksitas dalam penelitian ini adalah digunakan ukuran jumlah kantor bank Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas. 10 Rina Septianingrum, “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kompleksitas, Dan Risiko Keuangan Terhadap Fee Audit Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012, ” Skripsi S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang, 2014, h.14 11 pbi no 582003 45

D. Fraud

1. Definisi Fraud

Menurut Association of Certified FraudExaminers dalam Ernst YoungLLP, 2009 Fraud adalah Kecurangan fraud sebagai tindakan penipuan atau kekeliruan yang dibuat oleh seseorang atau badan yang mengetahui bahwa kekeliruan tersebut dapat mengakibatkan beberapa manfaat yang tidak baik kepada individu atau entitas atau pihak lain. 12 Menurut AICPA, ACFE dan IIA dalam buku Managing the Business of Fraud mendefinisikan fraud sebagai tindakan illegal atau melakukan kegiatan tidak semestinya yang disengaja dengan tujuan untuk melabui yang lain di mana korban menderita kerugian dan pelaku fraud memperoleh keuntungan. 13 Yang dimaksud dengan Fraud adalah tindakan penyimpangan atau pembiaran yang sengaja dilakukan untuk mengelabui, menipu, atau memanipulasi Bank, nasabah, atau pihak lain, yang terjadi di lingkungan Bank danatau menggunakan sarana Bank sehingga mengakibatkan Bank, nasabah, atau pihak lain menderita kerugian danatau pelaku Fraud 12 Listiana Norbarani, “Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan Dengan Analisis Fraud Triangle Yang Diadopsi Dalam Sas No.99”, Skripsi S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro, 2012, h.14-16. 13 Subagio Tjahjono, dkk, Business Crime and Ethics: Konsep dan Studi Kasus Fraud di Indonesia dan Global Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET. 2013, h.23