2. Dua kali makanan selingan di antara dua kali makanan utama. 7. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu
Kesukaan makanan yang berlebihan terhadap jenis makanan tetentu yang disebut sebagai Faddisme makanan, mengakibatkan kurang bervariasinya makanan
dan akan mengakibatkan tubuh tidak memperdulikan semua zat giji yang diperlukan sehingga dapat menyababkan giji buruk pada anak.
8. Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan Berbagai kebiasaan dengan pantang makan makanan tertentu masih sering
kita jumpai di pedesaan seperti larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan ataupun daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada dasarnya dan hanya
diwarisi secara dogmatis turun temurun, padahal anak itu memerlukan bahan makanan seperti itu guna keperluan pertumbuhan tubuhnya .
9. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu Makanan yang bernilai gizi tinggi tetapi tidak digunakan secara terbatas
akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap bahan makanan. Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapat menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti,
genjer, daun turi, vitamin A, protein, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat besi.
10. Jarak kelahiran yang terlalu rapat
Jarak antara usia kakak dan adik yang terlalu dekat ikut mempengruhi. Dengan demikian, perhatian si ibu untuk si kakak sudah tersita dengan keberadaan
adiknya, sehingga kakak cenderung tidak terurus dan tidak diperhatikan makanannya.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu akhirnya si kakak menjadi kurang gizi. “Balita itu konsumen pasif, belum bisa mengurus dirinya sendiri, terutama untuk makan
Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sudah hamil lagi, sehingga ibunya tidak
dapat merawatnya secara baik padahal anak yang berusia di bawah dua tahun masih sangat memerlukan perawatan ibunya, baik perawatan makanan, kesehatan, maupun
kasih sayang. 11. Pelayanan Kesehatan
Upaya pelayanan kesehatan dasar diarahkan kepada peningkatan kesehatan dan status gizi anak sehingga terhindar dari kematian dini dan mutu fisik yang rendah
Arianton Aritonang, 2003: 15. Peran pelayanan kesehatan telah lama diadakan untuk memperbaiki status gizi. Pelayanan kesehatan berpengaruh terhadap kesehatan
dengan adanya penanganan yang cepat terhadap masalah kesehatan terutama masalah gizi. Pelayanan yang selalu siap dan dekat dengan masyarakat akan sangat membantu
dalam meningkatkan derajat kesehatan. Dengan pelayanan kesehatan masyarakat yang optimal kebutuhan kesehatan masyarakat akan terpenuhi. Salah satu bentuk
pelayanan kesehatan yaitu kegiatan posyandu yang dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan anak balita dengan penimbangan berat badan BB secara rutin setiap
bulan.
Beberapa penyebab yang mendorong terjadinya gangguan gizi antara lain:
a. Jumlah ASI yang diperlukan oleh si ibu sudah tidak mencukupi kebutuhan
bayi akan zat gizi, akan tetapi ibunya tidak mengetahui keadaan itu.
Universitas Sumatera Utara
b. Berat badan bayi tidak diawasi secara teratur dan terus menerus sehingga
tidak dapat diketahui apakah makanan bayi cukup atau tidak. c.
Bayi diberi tambahan makanan yang mutu gizinya tidak baik atau bahkan sudah kedaluarsa.
d. Produk ASI terhenti karena berbagai sebab dan kepada anak diberikan
makanan pengganti yang tidak memenuhi syarat gizi. e.
Daya kekebalan tubuh anak sudah mulai menurun sedangkan anak semakin terbuka terhadap penyakit infeksi.
Tanda-tanda kurang gizi menurut Sjahmien Moehji, 2003: 29 adalah:
a Rambut, bila rambut kurang bercahaya, kusam dan kering, mudah
rontok, tipis dan jarang. b
Wajah, terjadinya pengeringan selaput mata, wajah menonjol keluar dan pengeringan kornea.
c Bibir, adanya luka yang menyebar di bibir, adanya pembengkakan
pada mulut saat keadaan iklim dingin.
3.5. Pengukuran Status Gizi Masyarakat