berpendapatan sedang atau lebih tidak memanfaatkan bahan makanan yang bergizi, hal ini disebabkan karena: kurangnya pengetahuan akan makanan yang bergizi,
pantangan-pantangan yang secara tradisional masih berlaku, keengganan untuk mengkonsumsi bahan makanan murah yang walaupun mereka ketahui banyak
mengandung gizi Dijelaskan pula bahwa pantangan yang masih berlaku seperti pantangan anak- anak dan remaja untuk tidak makan ikan, daging, pisang, nenas dan
sebagainya, padahal bahan makanan tersebut terutama ikan dan daging yang banyak mengandung protein sangat dibutuhkan oleh anak-anak untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasannya. Beberapa Faktor yang mempengaruhi pola makanan pada anak balita.
1. Penyelenggaraan makanan Bagi Anak Balita
Pada dasarnya makanan bagi balita harus bersifat lengkap artinya kualitas dari makanan harus baik dan kuantitas makananpun harus cukup, dan bergizi artinya
makanan mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan, dengan memperhitungkan: 1. Pada periode ini dibutuhkan penambahan konsumsi zat pembangun karena tubuh
anak sedang berkembang pesat. 2. Bertambahnya aktivitas membutuhkan penambahan bahan makanan sebagai
sumber energi. 3. Untuk perkembangan mentalnya anak membutuhkan lebih banyak lagi zat
pembangun terutama untuk pertumbuhan jaringan otak yang mempengaruhi kecerdasan walaupun tak secara signifikan.
Universitas Sumatera Utara
2. Penyusunan Menu Makanan Balita
Menu Makanan Anak Balita adalah susunan hidangan sekali makan yang secara keseluruhan harmonis dan saling melengkapi untuk kebutuhan makanan
seseorang Soegeng Santoso, 2004:123. Pengetahuan dasar tentang cara menyusun makanan sehari yang seimbang sangat diperlukan guna mendapatkan variasi dengan
harga yang terjangkau tapi memenuhi selera. Menurut Soegeng Santoso 2004:123 suatu susunan hidangan sehari-hari secara umum harus memenuhi beberapa fungsi
antara lain: 1. Mengadung makanan ynag memuaskan selera serta memberikan rasa kenyang.
2. Mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk berada dalam kondisi tetap sehat serta dapat melakukan kegiatan sehari-hari.
3. Memenuhi nilai-nilai sosial budaya yaitu kebiasaan, pantangan dan sebagainya dari masyarakat yang mengkonsumsinya.
4. Biaya terjangkau bagi konsumennya. Dalam merencanakan susunan menu selain ditentukan kualitasnya juga perlu
diperhatikan kuantitasnya. Kualitas tersebut menyangkut apakan menu sudah memenuhi unsur gizi yang dianjurkan, komposisi warna makanan, jumlah anggota
keluarga, keuangan keluarga, dan waktu yang tersedia. Sedangkan kuantitas menyangkut apakah menu sudah memenuhi jumlah angka kebutuhan gizi yang
dianjurkan.
Universitas Sumatera Utara
3. Pola Menu Makanan Seimbang
Pola menu seimbang adalah pengaturan makanan yang sehat dengan susunan hidangan menu sesuai dengan kebutuhan gizi esensial dalam jumlah yang ideal serta
disesuaikan dengan daya toleran si anak Lia Amalia, 2006:70. Dengan kata lain menu seimbang adalah menu yang kebutuhan gizinya sudah disesuaikan denagan
golongan usia balita. Ciri khas pola menu di Indonesia ialah Empat Sehat Lima Sempurna yaitu menu lengkap terdiri dari nasi atau makann pokok, lauk, sayur, buah
dan agar menjadi sempurna ditambahkan dengan susu.
4. Porsi Makanan Anak Balita