Pengukuran Komitmen Organisasi Komitmen Organisasi 1. Pengertian Komitmen Organisasi

17 yang konsisten secara alami dan berkualitas ialah hubungan pegawai dan supervisor. Maksudnya adalah sejauh mana bos memperlakukan dan berkomunikasi secara terbuka dengan pegawai Mathieu Zajac dalam Levy, 2009. Peneliti menyimpulkan maka jika perlakuan sosial mendukung dan membuat nyaman pegawai maka dengan sendirinya pegawai akan berkomitmen dengan organisasi.

2.1.4. Pengukuran Komitmen Organisasi

Pada sub bab ini peneliti masih mengacu pada teori daripada Meyer dan Allen 1997. Pengukuran komitmen organisasi menggunakan organizational commitment scale OCS yang dikembangkan dengan pengukuran komitmen organisasi berdasarkan konstruk model tiga dimensi Meyer Allen, 1997. Meyer dan Allen 1997 menyoroti bahwa skala tersebut dimaksudkan untuk mengukur tiga komponen dari komitmen organsiasi: affective commitment, continuance commitment, dan normative commitment . Mowday et all., 1979 juga telah membuat alat ukur komitmen organisasi yang diberi nama organizational commitment questioner OCQ. Sama halnya dengan OCS milik Meyer dan Allen, OCQ ini juga mengukur komitmen organisasi. Hanya saja disini peneliti akan memaparkan alat ukur yang telah dibuat oleh Meyer dan Allen yakni OCS untuk mengukur komitmen organisasi. OCS adalah kuesioner yang terdiri dari 24 pernyataan yang terstruktur atau item, seluruh tersebut mengukur tiga dimensi dari komitmen organisasi yaitu afektif, berkelanjutan dan normatif Meyer Allen, 1997. 18 2.2. Motivasi Kerja 2.2.1. Pengertian Motivasi Kerja Motivasi menurut Robbins dan Judge 1988 pengerian motivasi kerja adalah “As the processes that account for an individual’s intensity, direction, and persistance of effort toward attaining goal”. Maksudnya bahwa motivasi kerja adalah proses yang menjelaskan individu baik dalam intensitas, arah, dan juga upaya untuk mencapai tujuannya. Lalu pada bukunya, Robbins dan Judge 1988 juga menambahkan, secara umum motivasi berfokus terhadap upaya dalam meraih tujuan individu, lalu dipersempit fokus itu ke dalam tujuan organisasi dan direfleksikan lewat hubungan kerja. Motivasi dapat didefinisikan sebagai keinginan yang berkembang pada diri seorang karyawan untuk melakukan tugas dengan menggunakan kemampuan terbesarnya nya berdasarkan inisiatif individu itu sendiri Rudolf Kleiner dalam Alhaji Yusof, 2012. Menurut penelitian yang dilakukan Ryan dan Deci dalam Meyer et al., 2004, Motivasi adalah keadaan dimana seseorang yang diberi energi dianggap memiliki motivasi. Menurut Levy 2009 motivasi adalah sebuah paksaan yang mendorong seseorang agar perilakunya bersemangat, langsung, dan menopang dalam pekerjaan mereka. Motivasi adalah satu set kekuatan yang menyebabkan seseorang untuk mendekati tindakan tertentu dengan kemampuan maksimal. Prakteknya, motif termasuk kebutuhan, keinginan, hasrat dan kekuatan batin seseorang yang merangsang dia untuk melakukan aktivitas tertentu. Dan perilaku manusia terbentuk di bawah pengaruh motivasi untuk mencapai tujuan tertentu Raesi et al., 2012.