Sekilas tentang Al-Jazeera Peran Al-Jazera dalam transformasi politik tunisia pada peristiwa arab Spring 2010-2011

25 tersebut merupakan kelebihan tersendiri dibanding dengan media lain seperti CNN Cable News Network. Al-Jazeera akhirnya dapat mengakses berita-berita panas terkait apa yang terjadi di Irak saat itu, tentang usaha Saddam Husein dalam melawan raja-raja Arab, atau tentang Taliban yang berhasil menghancurkan patung-patung Budha di Bamiyan, Afghanistan. Al-Jazeera bahkan berhasil meliput berita tentang pemilihan yang terjadi di Israel serta wawancaranya dengan penguasa setempat 33 . Hal tersebut tentu memberikan informasi baru tentang Israel terlepas dari fokus masyarakat terhadap konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina. Pada tahun 2000, Al-Jazeera berhasil meliput Intifada yang terjadi di Palestina. Liputan tersebut banyak menarik perhatian masyarakat karena dalam berita ditampilkan video seorang anak umur 12 tahun yang meninggal dalam pelukan ayahnya dengan diiringi musik Palestina “Jerussalem will return to us” 34 . Kejadian tersebut tentu berhasil melambungkan nama Al-Jazeera. Masyarakat Arab akhirnya merasa mendapatkan berita yang disampaikan melalui sudut pandang Arab, bukan dari sudut pandang Barat melalui medianya. Dari Arab, oleh Arab. Al-Jazeera menjadi wakil masyarakat Arab dalam membuka wawasan tentang apa yang sebenarnya terjadi di dunia Arab kepada masyarakat luar, khususnya kepada dunia Barat 35 . Mengingat sebelumnya berita-berita yang 33 Megan E Zingarelli, The CNN Effect and The Al-Jazeera Effect in Global Politics and Society. Thesis. Georgetown University, Washington D.C, 2010. h. 32 34 William Rugh, Arab Mass Media: Newspaper, Radio, and Television in Arab Politics, Westport, Conn: Praeger, 2004, h. 230 35 Mohamed Zayani, The Al-Jazeera Phenomenon: Critical Perspectives on New Arab Media, UK: Pluto Press, 2005, 173. 26 dibawa oleh Media Barat selalu disampaikan melalui sudut pandang mereka, dan demi memenuhi kepuasan orang Barat 36 . Akibatnya masyarakat merasa jenuh dengan berita-berita tersebut. Kebanyakan berita yang ada selalu menjelek-jelekkan Arab dan Islam secara khusus. Kesan negatif yang melekat kepada Arab dan Islam tentu tidak terelakkan lagi. Media Barat terus mencekoki masyarakat dengan berita-berita yang tidak jauh dari konflik, terorisme, serta liputan tentang negara Arab yang hanya unggul dalam sumber daya minyaknya yang melimpah, dibanding dengan menyajikan berita tentang sejarah serta kebudayaannya yang khas dan beragam. Dengan kemunculan Al-Jazeera sebagai representasi media Arab, tentu sangat disambut baik oleh masyarakat. Namun lain halnya dengan para pemimpin Arab, mereka merasa tidak nyaman dengan gaya Al-Jazeera yang berbicara soal politik secara terang-terangan. Sebagai Negara yang kebanyakan bersifat monarki, sifat Al-Jazeera yang cenderung demokrasi dianggap sebagai ancaman tersediri bagi pemerintahan mereka. Hasilnya beberapa negara Arab akhirnya melarang akses saluran Al-Jazeera dan bahkan menutup markas mereka. Namun hal tersebut tidak banyak mempengaruhi keberadaan Al-Jazeera dan bahkan Al-Jazeera semakin banyak mendapat respon positif dari dunia Barat 37 . Nama Al-Jazeera kembali melambung dimata internasional ketika terjadi peristiwa pemboman gedung WTC 11 September 2001 peristiwa 911. Pro kontra kembali muncul ketika Al-Jazeera menyiarkan secara langsung peristiwa konflik yang terjadi di Afghanistan terkait aktivitas kelompok Taliban, yang mana 36 Nicolas Eliades, “The Rise of Al- Jazeera”, h.7 37 Mohamed Zayani, The Al-Jazeera Phenomenon, h. 2-4 27 kelompok tersebut dituduh sebagai dalang dibalik peristiwa 911 38 . Dengan adanya markas di Kabul-Afghanistan, secara otomatis Al-Jazeera dapat meliput peristiwa secara langsung, seperti ketika terjadinya ledakan bom, jatuhnya para korban yang kebanyakan warga sipil, bahkan hasil wawancara dengan pemimpin kelompok Taliban – Osama bin Laden. Hal tersebut tentunya menimbulkan banyak reaksi negatif dimata Barat karena Al-Jazeera dianggap telah bekerja sama dengan kelompok teroris. Ditambah saat itu media Barat seperti BBC dan CNN dan yang lainnya tidak bisa mendapatkan berita seperti Al-Jazeera karena tidak mempunyai akses langsung di wilayah tersebut. Hal yang sama juga terjadi saat perang Irak-Amerika, dimana Al-Jazeera menampilkan berita secara langsung dari tempat kejadian. Ketika kebanyakan media Barat menyajikan berita yang sudah diedit dan dikemas seperti sebuh presentasi, Al-Jazeera menampilkan apa adanya tanpa ada pengeditan. Ketika liputan berita tersebut sampai di wilayah Barat, baik itu melalui internet atau media lain, kebanyakan dari mereka merasa kaget karena selama ini mereka melihat perang dari satu sudut pandang saja 39 . Meskipun akhirnya tetap menimbulkan pro kontra, Al-Jazeera tak sedikit telah menarik banyak simpati masyarakat Barat atas usahanya dalam hal peliputan berita yang sangat berbeda dari media lain, khususnya media Barat. Lebih lanjut Pintak menjelaskan perbedaan liputan antara Al-Jazeera dan media barat: 38 Jika sebelumnya Al-Jazeera telah dikenal dan dipuji akan kemampuannya yang berani dalam mengkritik pemerintahan Arab dan mengangkat topik-topik yang dianggap tabu seperti seks, agama dan politik, maka setelah terjadinya peristiwa 911 tersebut orang Barat menganggap bahwa Al-Jazeera terlibat dalam aksi terorisme dan mendukung adanya anti-Israel dan anti- Amerika. Lihat: Kai Hafez, The Role of Media in the Arab World‟s Transformation Process, h.330. Tersedia di https:www.uni-erfurt.defileadminuser- docsphilfakkommunikationswissenschaftfiles_publikationenhafezinhalt899_bound_hafez.pdf , akses 29 Oktober 2015, 16.45 39 Megan E Zingarelli, The CNN Effect and The Al-Jazeera Effect in Global Politics and Society, h. 35-36 28 “Al-Jazeera specialized in an up-close, in-your-face approach to covering the Muslim world‟s first television wars. Dead babies, wounded children, screa ming mothers dominated the channel‟s coverage of Iraq, Afghanistan and Palestine. Almost nothing was too gruesome to show: close-ups of open wounds, limbs torn asunder, people collapsing in agony. But those pictures were largely ignored by the U.S. networks. Where audiences watching Al-Jazeera and the other broadcasters saw bleeding children and destroyed homes, Americans experienced the war as a Hollywood extravaganza on the small screen, billed in advance by the White House as certain to evoke „shock and awe” 40 Al-Jazeera secara khusus melakukan pendekatan langsung di depan muka dalam meliput siaran perang dalam dunia islam untuk pertama kalinya. Bayi-bayi yang meninggal, anak kecil yang terluka, teriakan-terian para ibu mendominasi peliputan saluran tersebut pada perang Irak, Afghanistan dan Palestina. Hampir tidak ada yang tidak mengerikan untuk diperlihatkan: luka dalam jarak dekat, anggota badan yang robek dan terbelah, orang-orang yang tak tergeletak kesakitan. Tetapi gambaran seperti itu kebanyakan diabaikan oleh jaringan Amerika Serikat. Ketika para penonton melihat Al-Jazeera dan saluran lain melihat anak-anak yang berdarah dan rumah-rumah yang hancur, Orang-orang Amerika melihat perang sebagai pertunjukan Holliwod di layar kecil, yang telah dirancang sebelumnya oleh Gedung Putih untuk menimbulkan kekejutan dan kekaguman Terlepas dari pemaparan di atas, seiring berkembangnya waktu Al-Jazeera terus berkembang dan semakin maju. Dengan diluncurkannya situs internet berbahasa Arab dan Inggris, serta Al-Jazeera English membuat nama Al-Jazeera semakin diakui sebagai salah satu media terbaik di Timur Tengah bahkan di dunia. Tidak hanya itu, dalam “The Top 40 Arab Brands in 2006” Forbes Arabia juga menetapkan Al-Jazeera sebagai brand nomer satu di Arab 41 . Adapun beberapa faktor yang menjadikan Al-Jazeera sebagai salah satu merek yang berpengaruh antara lain karena Al-Jazeera dianggap sebagai The Voice of Voiceless wakil suara bagi mereka yang tak memiliki hak suara, keterkaitannya 40 Lawrence Pintak, Reflections in a Bloodshot Lens: America, Islam and the War of Ideas,Ann Arbor: Pluto, 2006, h.208-209 41 Danielle Geara, Johanne Staugaard Johansen, Al-Jazeera: A Middle Eastern Enfant Terrible Goes Global, h. 4 29 dengan masalah-masalah tabu, ulasannya tentang Perang di Irak dan Afghanistan, terlepas dari kesan misterius pada merek brand 42 Pada perkembangannya, Al-Jazeera mulai melebarkan jaringannya dengan berbagai inovasinya seperti meluncurkan Al-Jazeera English, meluncurkan situs website Al-Jazeera dalam bahasa Arab dan Inggris, serta saluran dan program- program unggulan lainnya program-program unggulan tersebut akan dibahas dalam sub bab berikutnya. Saat ini, untuk mengakses berita-berita serta perkembangan terbaru Al-Jazeera dapat dilakukan dengan mudah. Terus meningkatnya kecanggihan di bidang teknologi yang dibarengi dengan berkembangnya sosial media, memudahkan masyarakat untuk terhubung langsung degan Al-Jazeera, antara lain melalui Facebook, Twitter, Youtube, Dailymotion, dan Aplikasi iPhone 43 . Bahkan pada saluran youtube sendiri, baik itu yang berbahasa Arab dan Inggris telah mempunyai lebih dari 50.000 video dengan lebih dari 700.000 pelanggan 44 . Hal tersebut tentu membuktikan bahwa minat masyarakat terhadap jaringan media Al-Jazeera sangatlah tinggi.

B. Saluran dan Program Al-Jazeera

Sejak pertama kali diluncurkan tahun 1996 sampai awal tahun 2000-an, Al-Jazeera merupakan saluran TV yang hanya fokus menyajikan berita Arab dan hal-hal yang berhubungan dengannya. Setelah itu Al-Jazeera mulai memperluas jaringannya sebagai saluran TV dalam berbagai bahasa di beberapa wilayah di dunia. Pada tahun 2009 Al-Jazeera mulai menawarkan berbagai program seperti 42 Penjelasan lebih lanjut lihat Danielle Geara, Johanne Staugaard Johansen, Al-Jazeera: A Middle Eastern Enfant Terrible Goes Global, h. 5-6. 43 Danielle Geara, Johanne Staugaard Johansen, Al-Jazeera: A Middle Eastern Enfant Terrible Goes Global, h.16 44 http:www.youtube.comAlJazeeraEnglish dan http:www.youtube.comaljazeerachannel , akses 29 Maret 2015, 13 :05 30 bincang-bincang talk show, analisis berita dan dokumentasi 45 . Sebagai tambahan dari saluran asli – Al-Jazeera Arabic, jaringan lain juga ditambah seperti saluran Al-Jazeera Amerika AJ America, Al-Jazeera Plus AJ +, Al-Jazeera Arab AJ Arabic, Al-Jazeera Balkans AJ Balkans, Al-Jazeera Turki AJ Turk, Al-Jazeera Mubasher 46 , dan Al-Jazeera Dokumenter AJ Documentary 47 .

1. Al-Jazeera English Television AJE TV

Al-Jazeera English yang masih saudara dengan Al-Jazeera berbahasa Arab, adalah saluran berita internasional berbahasa Inggris 24 jam yang berbasis di Doha - Qatar. Saluran ini tidak hanya bertujuan untuk mengemukakan suara rakyat di suatu wilayah namun juga perspektif global kepada pemirsa Internasional yang satu juta lebih dari mereka berbahasa Inggris. Al-Jazeera English sendiri pertama kali diluncurkan pada tanggal 15 November 2006 dan mempunyai stasiun pusat di Doha, London, dan Washington DC. Sejak pertama kali diluncurkan, Al-Jazeera English terus berkembang dan melampaui target awal dengan mencapai 80 juta pemirsa. Pada tahun 2009 Al-Jazeera English sudah dapat akses di sebagian besar Eropa, serta dapat dinikmati oleh 130 juta pemirsa di lebih dari 100 negara 48 . Sebagai saluran berita global pertama berbahasa Inggris di dunia yang berbasis di Timur Tengah, fokus konsumennya adalah mereka yang tidak 45 Danielle Geara, Johanne Staugaard Johansen, Al-Jazeera: A Middle Eastern Enfant Terrible Goes Global, h. 2 46 Siaran langsung politik dan minat publik yang disiarkan di waktu yang tepat tanpa editan atau penjelasan. Dengan kata lain, jaringan ini didedikasikan untuk menyiarkan peristiwa- peristiwa yang terjadi tanpa adanya campur tangan bagian pengeditan editorial interference. Jaringan yang mempunyai tugas unik tersebut pertama kali diluncurkan pada tahun 2005 dan beroperasi selama 24 jam perhari. 47 http:www.aljazeera.comaboutus , akses 1 Mei 2015, 20:15 48 http:www.allied-media.comaljazeeraaljazeera-english.htm , akses 1 Juni 2015, 15:20 31 berbahasa Arab, khususnya kepada mereka yang berbicara bahasa Inggris sebagai bahasa utama mereka, dalam hal ini adalah Barat. Al-Jazeera English ingin menjadi saluran berita berbasis Internasional yang dapat bersaing dengan media- media Barat seperti CNN dan BBC, dan memberikan liputan berita yang berbeda dari perspektif kebanyakan media Barat. Tidak hanya itu, demi mencapai tujuannya dalam meliput perkembangan dunia, yang kebanyakan sering diabaikan oleh saluran global lainnya, Al-Jazeera English menyewa beberapa penyiar berita dan orang-orang yang ahli di bidang media, yang sebelumnya bekerja di saluran besar seperti BBC dan CNN 49 . Dengan anggaran dana awal sebesar satu milyar dolar Amerika yang kebanyakan dari Emir Qatar, Al-Jazeera English telah mendirikan markas utamanya di beberapa negara dan membuka 21 cabang stasiun di Afrika, Amerika Latin dan juga Asia, dimana ketiga wilayah tersebut merupakan daerah yang sering dipinggirkan dan diabaikan oleh kebanyakan media barat. Karena kepopulerannya yang semakin berkembang, Al-Jazeera English yang memiliki keuntungan penghasilan yang cukup besar, menjadikan Al-Jazeera English tidak terkena dampak dari tekanan ekonomi yang mengakibatkan menurunnya kualitas seperti kebanyakan media Barat 50 . Sejak pertama kali diluncurkan sampai sekarang, Al-Jazeera English tidak hanya berhasil menarik simpati serta kesan yang baik bagi pemirsanya, namun juga telah membawa kesan tersendiri bagi para pegawai Al-Jazeera English. 49 Muhammad M. Abdul Mageed, dan Susan C. Herring, “Arabic and English News Coverage on Al- Jazeera.net”, Proceedings of Cultural Attitudes Towards Technology and Communication 2008, h.3. Tersedia di http:info.ils.indiana.edu~herringcatac08.aljazeera.pdf , akses 29 Oktober 2015, 16.40 50 Mohammed el-Nawawy Shawn Powers, Mediating Conflict: Al-Jazeera English and the Possibility of a Conciliatory Media, US: Figueroa Press, 2008, h. 33-34 32 Ketika ditanya tentang apa arti Al-Jazeera English bagi mereka, Scott Furgeson – direktur acara Al-Jazeera English AJE mengungkapkan bahwa Al-Jazeera English berarti kebebasan, salah satu pilihan, dan suara bagi mereka yang tak memiliki hak suara voice of the voiceless. Jika ada seorang jurnalis, penyiar, atau mereka yang tertarik akan suatu persoalan, maka Al-Jazeera English adalah tempat yang tepat 51 . Hal yang sama juga diungkapkan oleh Veronica Pedrosa, seorang presenter Al-Jazeera English di Kuala Lumpur yang mengatakan bahwa Al- Jazeera English adalah saluran yang secara bebas melaporkan suatu berita tanpa peduli siapa yang melihatnya. Al-Jazeera English tidak khawatir dengan rating dan seberapa banyak yang akan melihat beritanya seperti yang dilakukan BBC dan CNN 52 . Keunikan lain yang ada pada Al-Jazeera English adalah banyaknya pegawai yang berasal dari berbagai etnik dan negara. Al-Jazeera English melantik beberapa orang dan membawa lebih dari 40 etnik dengan latar belakang dan kebangsaan yang berbeda sebagai wakil. Dengan mengusung slogan voice of the voiceless sebagai konsep yang berbeda dan asing dimata banyak media Barat, Al- Jazeera English mencoba untuk mengungkapkan suatu peristiwa yang terjadi dengan lebih dalam agar dapat dipahami. Dibanding hanya sekedar menyajikan suatu berita kepada pemirsanya, Al-Jazeera English mencoba untuk lebih 51 Mohammed el-Nawawy Shawn Powers, Mediating Conflict: Al-Jazeera English and the Possibility of a Conciliatory Media h. 31 52 Lebih lanjut ia menceritakan pengalaman wawancaranya ketika bertanya kepada pimpinannya, “jika anda tidak khawatir dengan penonton dan uang, maka apa yang menjadi ukuran kesuksesan anda?” maka pemimpinannya menjawab, “jurnalistik dengan kualitas yang tinggi ”. Lihat: Shawn Powers, Mohammed el-Nawawy, “Al-Jazeera English and Global News Network: clash of civilizations or cross- cultural dialogue?”, Media, War and Conflict Journal, 2009, h. 270-271. Tersedia di https:www.academia.edu556089Al- Jazeera_English_and_global_news_networks_clash_of_civilizations_or_cross-cultural_dialogue , akses 29 Oktober 2015, 19:05