Sistematika Penulisan Peran Al-Jazera dalam transformasi politik tunisia pada peristiwa arab Spring 2010-2011

23 pada akhir 1996. Sebelumnya pada tahun yang sama di bulan April, BBC World 28 berbahasa Arab yang juga berbasis di Doha-Qatar harus menutup operasinya karena mengalami masalah dengan Arab Saudi terkait penolakan sensor 29 . Akibatnya 250 wartawan ahli BBC menjadi pengangguran. Melihat hal tersebut Emir Qatar pun merekrut 120 orang wartawan dari mereka untuk bekerja di Al- Jazeera, dan akhirnya pada tanggal 1 November 1996 Al-Jazeera untuk pertama kalinya resmi mengudara 30 . Adapun sumber lain menjelaskan bahwa dengan dana sebesar 150 juta milik Emir, diharapkan setelah 5 tahun Al-Jazeera dapat berdiri sendiri pada tahun 2001. Namun ketika hal tersebut belum bisa tercapai, Emir Qatar tetap melanjutkan subsidinya. Dilihat dari kemampuan Emir Qatar dalam memback-up Al-Jazeera, dapat dikatakan bahwa Al-Jazeera secara finansial dan politikal dikuasai oleh Emir, atau bisa juga dikatakan milik pemerintah. Namun kenyataannya, Al-Jazeera sama sekali bebas dari kontrol pemerintah. Emir Qatar justru menghapus sensor media dengan cara membubarkan Menteri Informasi, 28 Singkatan dari The British Broadcaster yang pertama kali diluncurkan pada tahun 1931 di Inggris. Konflik antara BBC dengan Arab Saudi saat itu terkait dengan penarikan dukungan financialnya dikarenakan terjadi argumen mengenai penolakan BBC untuk mensensor siaran dokumenter tentang eksekusi di Arab Saudi. 29 Adapun ketatnya kontol atas suatu media oleh pemerintah pada tahun-tahun 1990an tersebut tidak hanya terjadi di Saudi Arabia atau di negara-negara Arab lainnya. Di Indonesia sendiri media juga tak kalah mendapat kontrol yang cukup ketat. Memasuki orde baru di bawah pemerintahan Soeharto, banyak media yang berupa surat kabar atau majalah yang dibredel dan dilarang terbit karena dianggap terlalu ikut campur dengan permasalahan pemerintah. Akibatnya surat kabar dan majalah besar seperti Tempo, Detik, Sinar Harapan terpaksa harus berhenti beredar karena telah dicabut SIUP Surat Izin Usaha Penerbitannya oleh Kementrian Penerangan yang saat itu dipimpin oleh Harmoko http:www.kompasiana.comfachrulkhairuddinsurat-kabar-di- indonesia_550061a2813311a219fa776 dan http:www.tempo.co.idreadnews2015062107867697221-tahun-pembredelan-tempo- pemberangusan-kebebasan-pers , akses 20 Desember 2015, 06:38 30 “Al-Jazeera Satellite Channel – Company Profile, Information, Business Description, History, Background Information on Al-Jazeera Satellite Channel ” dalam http:www.referenceforbusiness.comhistory215Aljazeera-Satellite-Channel.html , akses 1 Juni 2015, 09:12 24 sehingga Al-Jazeera menikmati kebebasan dalam hal pengeditan yang belum pernah terjadi sebelumnya 31 . Hal tersebut juga berbanding terbalik jika dilihat dari Negara Qatar dan kebanyakan Negara Arab yang bersifat otokrasi, Al-Jazeera dapat menikmati pengalaman media yang bebas dibanding dengan media lainnya di dunia Arab. Keuntungan yang dimiliki Al-Jazeera tersebut tentu menjadi salah satu fakor pendukung tingginya popularitas Al-Jazeera di kalangan pemirsa Arab. Setelah berhasil mengudara, secara bebas Al-Jazeera banyak mengkritik pemerintahan resmi di wilayah Arab, termasuk wilayah yang mensponsorinya yaitu Qatar. Tak jarang Al-Jazeera berselisih dengan pemerintahan di suatu wilayah, yang sempat berhasil membuat dunia Arab kebingungan. Sifat Al- Jazeera yang independen serta bebas dalam mengemukakan pemikirannya ini sedikit banyak dipengaruhi oleh BBC. Adanya perekrutan sebagian besar mantan staff BBC oleh Al-Jazeera secara tidak langsung membuat Al-Jazeera mewarisi sifat BBC, yaitu “Editorial spirit, freedom and style” atau jiwa semangat yang bebas dalam pengeditan. Terlepas dari tekanan-tekanan politik yang didapat, serta penghasilan dari pajak iklan yang juga dirasa kurang mencukupi, Al-Jazeera terus berkembang dan fokus menjalankan tugasnya dalam peliputan berita, dimana kebanyakan sumber berita menggunakan sumber-sumber lokal 32 . Dalam perkembangannya Al-Jazeera mulai mendirikan markas-markas di beberapa kota di Arab, termasuk juga di Israel. Hal tersebut sangat membantu Al- Jazeera dalam memperoleh berita-berita eklusif secara langsung, dimana hal 31 Joseph Oliver Boyd- Barret and Shuang Xie, “Al-Jazeera, Phoenix Satellite Television and the Return of the State: Case studies in market liberalization, public sphre and media imperialism”, International Journal of Communication, 2008, h. 211. Tersedia di http:ijoc.orgindex.phpijocarticleviewFile200134 , akses 28 Maret 2015, 11:33 32 Philip Fiske de Gouveia, An African Al-Jazeera? Mass Media and the African Renaissance, UK: The Foreign Policy Centre, 2005, h.12 25 tersebut merupakan kelebihan tersendiri dibanding dengan media lain seperti CNN Cable News Network. Al-Jazeera akhirnya dapat mengakses berita-berita panas terkait apa yang terjadi di Irak saat itu, tentang usaha Saddam Husein dalam melawan raja-raja Arab, atau tentang Taliban yang berhasil menghancurkan patung-patung Budha di Bamiyan, Afghanistan. Al-Jazeera bahkan berhasil meliput berita tentang pemilihan yang terjadi di Israel serta wawancaranya dengan penguasa setempat 33 . Hal tersebut tentu memberikan informasi baru tentang Israel terlepas dari fokus masyarakat terhadap konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina. Pada tahun 2000, Al-Jazeera berhasil meliput Intifada yang terjadi di Palestina. Liputan tersebut banyak menarik perhatian masyarakat karena dalam berita ditampilkan video seorang anak umur 12 tahun yang meninggal dalam pelukan ayahnya dengan diiringi musik Palestina “Jerussalem will return to us” 34 . Kejadian tersebut tentu berhasil melambungkan nama Al-Jazeera. Masyarakat Arab akhirnya merasa mendapatkan berita yang disampaikan melalui sudut pandang Arab, bukan dari sudut pandang Barat melalui medianya. Dari Arab, oleh Arab. Al-Jazeera menjadi wakil masyarakat Arab dalam membuka wawasan tentang apa yang sebenarnya terjadi di dunia Arab kepada masyarakat luar, khususnya kepada dunia Barat 35 . Mengingat sebelumnya berita-berita yang 33 Megan E Zingarelli, The CNN Effect and The Al-Jazeera Effect in Global Politics and Society. Thesis. Georgetown University, Washington D.C, 2010. h. 32 34 William Rugh, Arab Mass Media: Newspaper, Radio, and Television in Arab Politics, Westport, Conn: Praeger, 2004, h. 230 35 Mohamed Zayani, The Al-Jazeera Phenomenon: Critical Perspectives on New Arab Media, UK: Pluto Press, 2005, 173.