Latar Belakang Peran Al-Jazera dalam transformasi politik tunisia pada peristiwa arab Spring 2010-2011

4 juga sebagai Musim Semi Arab, dimana awal mula munculnya peristiwa tersebut berasal dari Tunisia pada Desember 2010 sampai akhir 2011 sebelum akhirnya merambat ke Negara-negara lainnya seperti Mesir, Libya, Yaman, Syiria, Bahrain, dll selanjutnya disebut dengan negara-negara MENA Middle East and North Africa 8 . Selain istilah Arab Spring, gelombang protes tersebut banyak juga yang menyebutnya dengan Al-Tsawrat al-Arabiyyah dalam bahasa Arab, Kebangkitan Arab atau The Arab UprisingArab Awakening, dan Revolusi MelatiJasmine Revolution 9 . Istilah The Arab Spring sendiri dari berbagai sumber tertulis yang penulis temukan, banyak pendapat yang mengemukakan mengenai arti dari istilah tersebut. Menurut Massad, Arab Spring merupakan istilah yang terinspirasi dari The Spring of Nations, yaitu Revolusi Eropa yang terjadi pada tahun 1848, dimana istilah Spring tersebut digunakan untuk menggambarkan perjuangan rezim liberal yang menentang pemerintahan diktator untuk membentuk negara demokrasi 10 . Lebih lanjut, peneliti lain mengatakan bahwa istilah tersebut merupakan label yang diberikan oleh para pengamat politik dan media massa. Adapun istilah „perlawanan sipil‟ atau „aksi protes‟ yang terjadi secara besar-besaran kemudian berevolusi menjadi istilah „aksi pro-demokrasi‟ yang kemudian berevolusi lagi menjadi The Arab Spring 11 . 8 Cosima Ungaro dan Paul Vale, “The Huffington Post: Arab Spring Timeline: 17 December 2010 to 17 December 2011 ” dalam http:www.huffingtonpost..co.uk20111216arab- spring-timeline-_n_1153909.html , akses 28 Maret 2015, 10:25 9 Apriadi Tamburaka, Revolusi Timur Tengah, Yogyakarta:Narasi, 2011, h.9 10 Massed Joseph, “The Arab Spring and Other American Seasons” dalam http:www.aljazeera.comindepthopinion201208201282972539153865.html , akses 24 Maret 2015, 10:14 11 Black, Bahrain‟s Arab Spring chapter is still being Written Two Years On, dalam http:www.guardian.co.ukworldon-the-middleeast2013feb13middleeast-bahrain-saudi-gulf , akses 24 Maret 2015, 10:17 5 Kata „Spring‟ dalam bahasa Inggris berarti musim semi. Kata tersebut biasa digunakan di negara-negara yang mempunyai 4 musim, yang diawali oleh musim panas summer, musim gugur fallautumn, musim dingin winter, dan musim semi spring. Setelah musim dingin, tanaman-tanaman mulai tumbuh dan segar kembali. Sehingga sering disebut bahwa musim semi merupakan musim yang penuh dengan harapan baru. Sehingga tidak heran jika istilah Spring tersebut menyimbolkan aksi perlawanan yang terjadi di kawasan Arab sebagai sebuah musim baru bagi perpolitikan di Negara-negara Arab, yang mana diharapkan akan muncul harapan baru seiring dengan tumbuhnya harapan baru saat musim semi tiba. Peristiwa Arab Spring juga mempunyai beberapa julukan lain, yaitu the Revolution of the „street‟ atau revolusi jalanan karena sebagian besar aksi protes terjadi di jalan-jalan, dan the revolution of sabab al-feisbuk the youth of facebook atau revolusi facebook muda 12 . Besarnya peran media, baik itu seperti facebook dan twitter, serta media seperti Al-Jazeera, telah menjadi elemen utama dalam setiap revolusi yang terjadi. facebook dan twitter, begitupun juga dengan Al-Jazeera telah menjadi alat komunikasi penting bagi demonstran dalam menyampaikan pesan serta apa-apa yang akan dan telah mereka lakukan. Untuk itu, istilah-istilah seperti Facebook Revolution, Twitter Revolution, atau Al- Jazeera‟s Revolution, telah menjadi slogan terkenal pada masa-masa awal terjadinya revolusi. Terlepas dari hal di atas, peristiwa revolusi yang terjadi di Tunisia disebut juga sebagai revolusi melati. Melati sebagai simbol revolusi, disematkan pada 12 Armando Salvatore, Before and After the „Arab Spring‟: from Connectedness to Mobilization in the Public Sphere, 2011, tersedia di http:www.jstor.orgstable23253702 , akses 13 Maret 2015, 09:58 6 peristiwa yang terjadi di Tunisia sebagai suatu refleksi nasionalisme masyarakat Tunisia. Spesies dari bunga melati itu sendiri mulai masuk ke Tunisia pada abad ke-18, yang dibawa untuk pertama kalinya dari Andalusia Spanyol menuju Tunisia dan kemudian berkembang. Sejak saat itu bunga melati dianggap sebagai bunga nasional Tunisia. Tempat terjadinya peristiwa revolusi di Tunisia pada tahun 2011 sendiri berawal dari sebuah kota kecil yang juga mempunyai nilai sejarah tersendiri bagi masyarakat Tunisia, yaitu kota Sidi Bouzid. Sidi Bouzid berasal dari kata Bou Said, yang mana Bou merupakan panggilan hormat yang disematkan terhadap orang yang dituakan. Bou Said yang dikenal sebagai seorang wali yang dihormati, dulunya hidup di tempat yang sekarang dikenal sebagai kota Sidi Bouzid tersebut. Sampai sekarang, masyarakat Tunisia masih banyak yang mengunjungi makam Bou Said di Sidi Bouzid yang merupakan tujuan wisata ziarah di Tunisia. Selain sebagai tempat yang pernah ditinggali seorang wali sekaligus tempat bermulanya revolusi, Sidi Bouzid juga merupakan tempat asal Muhammad Bouazizi lahir 29 Maret 1984, wafat 4 Januari 2011 yang dianggap sebagai martir syuhada dalam peristiwa revolusi tersebut. Sehingga nilai sejarah dari Sidi Bouzid telah memberi warna tersendiri pada revolusi melati di Tunisia tahun 2011 13 . Adapun maksud dari Revolusi Melati disini adalah sebuah aksi protes besar-besaran masyarakat kepada pemerintah Tunisia yang bermula sejak peristiwa pembakaran diri Muhammad Bouazizi di sebuah kota kecil Sidi Bouzid, yang kemudian mampu menyebar ke kota-kota di seluruh Tunisia. Aksi protes 13 Subkhan, Revolusi Melati di Tunisia Januari 2011, Skripsi S1 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, 2011, h. 62-63. Mengutip tulisan artikel Georgina Cruz dalam Cruise Travek Magazine USA yang berjudul Only a Day in Tunisia, terbitan Oktober 2007, h.32 7 sosial tersebut akhirnya mampu menggulingkan kekuasaan Ben Ali sebagai presiden dan membuatnya angkat kaki dari Tunisia, negara yang telah dipimpinnya selama kurang lebih 23 tahun lamanya. Melihat keberhasilan aksi revolusi yang terjadi di Tunisia tersebut, banyak masyarakat dari negara-negara Arab yang akhirnya melakukan aksi serupa. Peristiwa tergulingnya kekuasaan para pemimpin secara paksa yang terjadi di beberapa negara seperti MENA tersebut kemudian dikenal sebagai peristiwa Arab Spring atau the Arab Awakening. Sehingga dapat dikatakan baik itu Revolusi Melati, ataupun Arab Spring telah menjadi peristiwa yang mempunyai makna tersendiri bagi masyarakat Tunisia. Awal munculnya gelombang Arab Spring itu sendiri berawal dari aksi bakar diri salah seorang penjual buah di Tunisia yang bernama Mohammad Bouazizi selanjutnya disingkat dengan Bouazizi kepada pemerintah pada tanggal 17 Desember 2010 di kota Sidi Bauzizi. Aksi protes tersebut dilakukan karena Ia merasa marah dan dizholimi oleh seorang polisi wanita yang telah menyita gerobak serta buah dagangannya dengan alasan tak ada izin berdagang 14 . Aksi tersebut sontak dengan cepat menyebar ke seluruh negeri melalui berbagai media. Gelombang protes mulai dilakukan oleh berbagai masyarakat di Tunisia kepada pemerintah. Informasi tersebut bahkan sampai menyebar ke berbagai Negara di Timur Tengah yang pada akhirnya membuat masyarakat untuk melakukan aksi protes menuntut perubahan di negaranya masing-masing. Menurut situs the guardian, faktor penyebab terjadinya Arab Spring jauh telah ada sebelum peristiwa bakar diri Bouazizi. Memasuki abad ke-21 banyak 14 Al-Jazeera, “Man Sets Himself Ablaze in Tunisia” dalam http:www.aljazeera.comnewsmiddleeast20130320133127575275965 , akses 9 Maret 2015, 09:15 8 negara MENA yang mengalami krisis air akut, dimana persedian air tidak sebanding dengan pertumbuhan masyarakat yang semakin meningkat. Kebanyakan negara MENA yang kaya akan minyak, mengandalkan proses desalinasi proses yang menghilangkan kadar garam berlebih dalam air untuk mendapatkan air yang dikonsumsi binatang, tanaman, dan manusia untuk mendapatkan pasokan air bersih. Akibatnya air menjadi sesuatu yang mahal untuk diperoleh. Ketika harga minyak dan makanan semakin mahal, masyarakat menjadi semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sehingga kemiskinan, kelaparan, pengangguran, serta penindasan untuk saling bertahan hidup menjadi dampak yang tidak terelakkan. Kondisi tersebut kemudian menjadi salah satu faktor pemicu adanya Arab Spring di negara-negara MENA 15 . Menurut Primoz Manfreda sendiri, salah seorang ahli masalah Timur Tengah, mengatakan bahwa salah satu faktor utama yang menyebabkan munculnya peristiwa Arab Spring adalah adanya internet, dalam hal ini adalah media sosial seperti twitter dan facebook 16 . Melalui media sosial tersebut, masyarakat mampu berkomunikasi dengan lainnya dan mampu menggerakkan masyarakat untuk melakukan perubahan dan aksi kepada pemerintah. Namun kenyataannya tidak hanya twitter dan facebook, media massa lainnya seperti koran, radio dan juga televisi juga berperan dalam memberikan informasi mengenai perkembangan terbaru seputar aksi protes tersebut. 15 Damian Carrington, “The Middle East is running dry – and into the perfect storm?”, 19 Mei 2011, dalam http:www.theguardian.comenvironmentdamian-carrington- blog2011may19water-climate-change , akses 23 Oktober 2015, 11:21 16 Primoz Manfreda, “The Reasons for the Arab Spring The Root Causes of the Arab Awakening in 2011” dalam http:middleeast.about.comodhumanrightsdemocracytpThe- Reason-for-The-Arab-Spring.htm , akses 9 Maret 2015, 09:11 9 Adalah Al-Jazeera, sebuah media massa yang berbasis di Doha – Qatar, merupakan salah satu media massa internasional pertama yang memberikan liputan mengenai peristiwa protes yang terjadi di Tunisia tersebut. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa dalam mendapatkan informasi aktual secara cepat dan mudah, media adalah pilihan yang efektif. Selama 24 jam Al-Jazeera telah menyiarkan berita kepada masyarakat mengenai perkembangan terbaru seputar terjadinya protes. Baik itu melalui stasiun televisinya, maupun melalui situs website Al-Jazeera. Hal tersebut tentu menjadikan Al-Jazeera sebagai alternatif pilihan bagi masyarakat untuk dapat memperoleh informasi tersebut, khususnya bagi masyarakat yang tidak mempunyai akun twitter ataupun facebook. Adanya peristiwa black out atau pemutusan internet oleh pemerintah yang terjadi selama beberapa hari setelah aksi protes terjadi juga turut menjadi faktor utama dipilihnya Al-Jazeera oleh masyarakat dalam memperoleh berita secara cepat dan mudah. Berdasarkan pemaparan tersebut, tulisan ini sendiri akan membahas bagaimana terjadinya peristiwa Arab Spring di Tunisia pada bulan Desember 2010 sampai Januari 2011 lalu sebagai sebuah peristiwa sejarah, serta peran media dalam melakukan perubahan masyarakat di Tunisia, dimana peran media yang akan dibahas serta ditekankan dalam tulisan ini adalah satelit televisi Al-Jazeera, dan situs Al-Jazeera.com yang merupakan situs resmi Al-Jazeera Media Network sebagai penguat informasi yang ada. Lebih lanjut alasan penulis memilik topik ini karena seperti yang telah penulis temukan dalam berbagai buku ataupun artikel yang membahas tentang peristiwa Arab Spring, peran media-media sosial seperti twitter dan facebook 10 lebih banyak ditekankan sebagai faktor utama dalam terjadinya peristiwa tersebut. Namun kenyataannya kehadiran media seperti Al-Jazeera juga turut memberi andil dalam peristiwa Arab Spring melalui berita-berita yang disampaikannya. Melalui beritanya tersebut Al-Jazeera secara tidak langsung telah mendorong masyarakat Tunisia untuk ikut berpartisipasi dan berperan aktif turun ke jalan- jalan untuk melakukan aksi protes. Sehingga dari uraian tersebut penulis memiliki ketertarikan untuk membahas lebih lanjut tentang seberapa penting peran media Al-Jazeera dalam peristiwa Arab Spring yang terjadi di Tunisia tahun 2010-2011.

B. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang pemikiran di atas, peneliti menemukan bahwa tidak hanya media sosial seperti twitter atau facebook, media lainnya seperti televisi Al- Jazeera dan media online seperti situs Al-Jazeera.com juga mempunyai perannya tersendiri dalam melakukan transformasi politik pada peristiwa Arab Spring di Tunisia. Adanya transformasi politik tersebut tidak lepas dari peran media Al- Jazeera yang mampu menggerakkan masyarakat untuk bersama-sama melakukan perubahan. Banyaknya pemirsa yang dimiliki Al-Jazeera khususnya dari kalangan remaja hingga dewasa umur 15-29 tahun 17 telah menjadikan informasi yang disampaikan Al-Jazeera dapat menyebar secara luas. Selain itu, adanya dukungan dari berbagai kalangan dan profesi termasuk serikat buruh; konfederasi industri, kerajinan dan perdagangan; pengacara; serta kelompok hak asasi, yang masing-masing diwakili oleh Houcine Abbasi, Ouided Bouchamaoui, Mohammed 17 Danielle Geara, Johanne Staugaard Johansen, Al-Jazeera: A Middle Eastern Enfant Terrible Goes Global, Singapore: INSEAD, 2010, h. 12. Tersedia di http:www.insead.edufacultyresearchfacultydocumentsAl-Jazeera-w.pdf , akses 28 Maret 2015, 11:38 11 Fadhel Mahfoudh, dan Abdessattar Ben Moussa, telah berhasil mensukseskan transisi demokrasi di Tunisia secara damai. Bahkan keempat orang tersebut sampai sekarang masih aktif dalam perpolitikan di Tunisia dan baru-baru ini berhasil menerima nobel perdamaian atas kontribusi dan kiprah mereka 18 . Terlepas dari hal tersebut, Al-Jazeera yang selama 24 jam terus menayangkan berita terkait Arab Spring di Tunisia secara aktual telah mempengaruhi serta mendorong masyarakat yang menontonnya untuk ikut berpartisipasi dalam aksi tersebut. Melalui sumber-sumber yang diperoleh dari media sosial seperti facebook dan twitter berupa video-video, Al-Jazeera kembali menyampaikan kepada masyarakat tentang apa yang sedang terjadi, dan membuat berita yang ada menjadi lebih nyata dengan video-video yang langsung diambil dari tempat kejadian. Hal tersebut kemudian mampu membangkitkan rasa simpati dan solidaritas masyarakat yang melihatnya untuk ikut berkontribusi dalam peristiwa Arab Spring di Tunisia. Sehingga dari uraian di atas timbul beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasikan, antara lain peran Al-Jazeera dalam transformasi politik Tunisia pada peristiwa Arab Spring 2010-2011.

2. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan tema penelitian yang dipilih, penulis merasa perlu untuk memberikan batasan kajian dan merumuskan terlebih dahulu masalah yang akan dibahas agar arah, tujuan dan sasaran yang akan disampaikan penulis menjadi lebih jelas dan terarah. Dengan demikian penelitian ini difokuskan pada peristiwa Arab Spring yang terjadi di Tunisia, mulai terjadinya gelombang protes pada bulan Desember 2010, sampai bulan Januari 2011 setelah Ben Ali dilengserkan 18 Kompas, Sosok: Kuartet Dialog Nasional – Pembawa Transisi Demokrasi Tunisia, 15 Oktober 2015, h.16 12 dari kursi kepemimpinannya. Penulis juga akan membahas tentang kondisi Tunisia pasca revolusi arab spring sampai awal tahun 2012. Adapun objek pada studi ini mencakup pembahasan mengenai proses terjadinya peristiwa Arab Spring di Tunisia serta peran televisi Al-Jazeera dan situs Al-Jazeera.com dalam peristiwa tersebut.

3. Rumusan Masalah

Masalah pokok dalam studi ini adalah bagaimana peran Al-Jazeera dalam transformasi politik Tunisia pada peristiwa Arab Spring tahun 2010-2011? Adapun sub masalahnya sebagai berikut: 1. Apa fungsi serta pengaruh Al-Jazeera sebagai salah satu media massa di Timur Tengah? 2. Bagaimana kondisi Tunisia sebelum terjadinya peristiwa Arab Spring 2010-2011? 3. Bagaimana peran Al-Jazeera pada peristiwa Arab Spring di Tunisia tahun 2010-2011?

C. Tujuan Penelitian

Dengan sejumlah permasalahn di atas, maka tujuan studi ini ingin menjelaskan seberapa penting peran Al-Jazeera dalam perubahan masyarakat pada peristiwa Arab Spring di Tunisia. Adapun tujuan secara spesifik dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui fungsi serta pengaruh Al-Jazeera sebagai salah satu media massa di Timur Tengah 13 2. Untuk mengetahui kondisi Tunisia sebelum terjadinya peristiwa Arab Spring tahun 2010-2011 3. Untuk mengetahui peran media Al-Jazeera pada peristiwa Arab Spring di Tunisia tahun 2010-2011

D. Manfaat Penelitian

Studi ini pun diharapkan memiliki manfaat untuk: 1. Secara edukatif dapat menambah wawasan para pembaca, khususnya wawasan kesejarahan, terkait media Al-Jazeera dan peristiwa Arab Spring di Tunisia 2. Secara inspiratif dapat menjadi bahan studi dan referensi bagi mahasiswa atau masyarakat yang ingin mengkaji lebih lanjut mengenai media Al- Jazeera atau peristiwa Arab Spring di Tunisia.

E. Tinjauan Pustaka

Studi yang berkaitan dengan media Al-Jazeera dan peristiwa Arab Spring sudah banyak dilakukan, beberapa diantaranya yang dijadikan tinjauan pustaka ialah; Skripsi karya Subkhan dalam repository Universitas Indonesia yang berjudul Revolusi Melati di Tunisia Januari 2011. Meskipun sama-sama membahas mengenai peristiwa Arab Spring atau yang disebut juga Revolusi Melati, fokus kajian dalam tulisan ini berbeda dengan penelitian tersebut. Jika tulisan milik Subkhan lebih fokus kepada peran situs jejaring sosial facebook dalam peristiwa tersebut, dalam tulisan ini lebih fokus terhadap peran Al-Jazeera dalam transformasi politik Tunisia pada peristiwa Arab Spring.