Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 214
g. Temuan Pemeriksaan. Apabila selama pemeriksaan pemeriksa menemukan sesuatu
yang dapat mengancam kedudukan auditan maka besar kemungkinan auditan akan bersikap bermusuhan.
h. Kebijaksanaan Pemerintah. Dalam hal ini kebijakan yang menekankan pentingnya
pengawasan melekat dan pengawasan fungsional berdampak conformity pressure.
i. Suasana Setempat. Pemeriksa yang menghadapi auditan di daerah dimana
kepatuhan terhadap birokrasi masih sangat tinggi umumnya akan diterima dan dilayani dengan baik.
4. Kiat-kiat Menghadapi Pemeriksa
Menghadapi pemeriksa jangan menjadi beban, sebab mereka pun juga manusia, seorang pekerja yang sedang menjalankan tugasnya sebagai pemeriksa. Berikut ini
beberapa kiat menghadapi pemeriksa: a. Pemeriksa adalah tamu organisasi, sambut seperti laiknya menyambut tamu.
Buatlah pemeriksa senyaman mungkin saat berkunjung. Image anda sebagai tuan rumah yang baik akan membekas di benak pemeriksa, sehingga awal kebaikan inilah
yang akan membuka kebaikan-kebaikan lainnya.
b. Pemeriksa adalah manusia, jadi tidak perlu kita takut karenanya. Saat berkenalan atau jeda tanyakan hal-hal kecil mengenai pemeriksa seperti tinggal
dimana, keluarganya, dan sebagainya untuk mencairkan suasana dan membuat proses pemeriksaan berjalan dengan lebih santai.
c. Identifikasi kriteria yang akan dijadikan acuan pemeriksa sehingga wajib diketahui oleh auditan.
Kriteria yang dijadikan acuan pemeriksa dalam pemeriksaan tergantung dari tujuan pemeriksaan. Dalam pemeriksaan keuangan kriteria tersebut meliputi:
a. Standar akuntansi pemerintahan SAP b. Sistem pengendalian intern pemerintahan SPIP
c. Peraturan-peraturan perundangan yang menaungi dan wajib ditaati oleh entitas yang sedang diperiksa
Pahamilah dengan baik dokumen-dokumen di atas dan pastikan anda memahami betul standar, prosedur dan peraturan yang tertuang.
d. Identifikasikuasai seluk-beluk proses operasional entitas. Pahami dengan baik keseluruhan proses operasional organisasi anda. Bila perlu
gunakan diagram alir flow chart untuk membantu anda dalam memetakan input–
Penting untuk dicatat bahwa semua faktor-faktor diatas tidak terlepas dari pengaruh budaya nasional, lokal dan budaya organisasi.
Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 215
proses – output organisasi anda. Biasanya pemeriksa akan betul-betul menanyakan anda tentang ketiga tahapan ini. Karena dari situ pemeriksa mengetahui apa yang
sebetulnya menjadi tugas dan wewenang anda serta dokumen atau prosedur serta rekaman apa yang harusnya anda miliki. Ingat, pemeriksa adalah orang luar
organisasi yang tidak memahami tugas dan wewenang anda kecuali dari apa yang anda utarakan.
e. Setiap proses memiliki bukti berupa kuitansi, catatan, laporan, sertifikat dan sebagainya. Persiapkan semua sesuai dengan prosesnya.
Pastikan anda memiliki bukti pelaksanaan untuk setiap proses yang dilakukan. Susun rekaman tersebut dan letakkan di tempat yang rapi dan mudah anda cari, karena
kemampuan telusur traceability merupakan salah satu tolok ukur dalm pemeriksaan.
f. Jawab pertanyaan pemeriksa dengan memberikan fakta dan data, sehingga bagi pemeriksa fakta dan data tersebut dapat dijadikan dasar untuk memberikan saran
perbaikan dan penyempurnaan. Biasakan untuk menjawab pertanyaan pemeriksa dengan bukti, bukan sekedar
jawaban lisan semata. Artinya, jika pemeriksa bertanya tentang tugas dan tanggung jawab anda, sangat dianjurkan untuk menjelaskan hal tersebut sambil menunjukkan
uraian tugas job description anda. Hindari asumsi atau jawaban asal-asalan yang membuat pemeriksa berpikiran Anda bukanlah orang yang jujur.
Meskipun demikian, rasanya tidak mungkin jika auditan diperiksa tanpa adanya temuan. Temuan yang perlu anda hindari adalah temuan yang bersifat signifikan.
Adapun temuan minor sebisa mungkin Anda tekan dengan betul-betul memahami dan menerapkan persyaratan yang diminta oleh SPIP. Anggaplah temuan minor dari
pemeriksa sebagai bahan perbaikan di masa mendatang.
5. Pendekatan Dalam Menyelesaikan Temuan
Selain kita-kiat umum dalam menghadapi pemeriksa sebagaimana tersebut diatas, berikut ini kiat-kiat untuk menyelesaikan temuan. Perlu diketahui bahwa
walaupun seharusnya pemeriksa memiliki karakteristik kualitas yang tinggi, dalam praktik tidak selalu demikian adanya. Berikut ini merupakan kondisi yang bisa saja
terjadi:
a Pemeriksa juga manusia yang bisa saja salah. b Menurut auditan umumnya pemeriksa dianggap lebih ahli daripada auditan
walaupun dalam kenyataannya tidak selalu demikian. c Temuan kadang tidak didasarkan pada bukti yang kuat, lengkap dan relevan
serta argumentasi logis. d Temuan terkadang tidak jelas kriteria yang digunakan.
e Temuan yang buktinya lemah bisa menjadi fitnah dan berpotensi menjadi pembunuhan karakter pihak tertentu.
Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 216
f Pemeriksa terkadang memiliki kepentingan finansial kepada auditan. Misalnya
pemeriksa ingin menjual jasa tertentu kepada auditan dengan menggunakan perusahaan lain.
g Pemeriksa memiliki kewenangan yang kuat sehingga pemeriksa terkadang arogan dan tidak mau menerima kebenaran
Dengan demikian penyelesaian temuan sebaiknya harus berhati-hati jangan sampai justru menimbulkan permasalahan lain yang lebih serius. Kelemahan mendasar dalam
sistem pemeriksaan keuangan oleh BPK adalah tidak terdapatnya mekanisme check and balance. BPK yang membuat standar pemeriksaan, yang melaksanakan, dan mengawasi
pelaksanaan standar tersebut. Sehingga jika terjadi perbedaan pendapat antara pemeriksa dengan auditan maka kemungkinan besar yang dianggap benar adalah
pemeriksa. Auditan dapat saja mengajukan keberatan kepada struktur internal BPK baik kepada pengendali teknis, kepada penanggung jawab maupun Majelis Kehormatan
Dewan Etik. Seharusnya terdapat dewan kehormatan yang mengawasi pelaksanaan standar ini berada di luar organisasi BPK yang merupakan organisasi independen untuk
mengawasi pelaksanaan standar dan menjadi organisasi yang dapat menyelesaikan perbedaan antara pemeriksa dan auditan.
Beberapa pendekatan dan cara-cara praktis penyelesaian temuan adalah:
a. Penjelasan Sebagai Pembelaan