Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 168
sistensi SAP
Bab III. Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan.
Menyajikan ikhtisar keuangan selama setahun dimana informasi tersebut terdiri atas ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan dan
hambatan serta kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan. Bagian ini juga harus dapat menjelaskan perubahan anggaran yang
penting selama periode berjalan dibandingkan dengan anggaran yang pertama kali disahkan oleh DPRD, hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian
target yang telah ditetapkan, serta masalah lainnya yang dianggap perlu oleh manajemen entitas untuk diketahui pembaca laporan keuangan.
3.1 Ikhtisar realisasi pencapaian sasaran kinerja fiskal dan moneter
Pada bagian ini perlu menjelaskan kinerja keuangan entitas dan mengikhtisarkan indikator dan pencapaian kinerja kegiatan operasional yang berdimensi
keuangan dalam suatu periode pelaporan. Hal ini karena kebutuhan pengguna laporan keuangan pemerintah tidak hanya melihat entitas dari sisi perubahan
aset bersih saja, namun lebih dari itu, pengguna laporan keuangan pemerintah sangat tertarik dengan kinerja pemerintah bila dibandingkan dengan target yang
telah ditetapkan.
Keberhasilan pencapaian kinerja dapat diketahui berdasarkan tingkat efisiensi dan efektivitas suatu program. Efisiensi dapat diukur dengan membandingkan
keluaran output dengan masukan input. Sedangkan efektivitas diukur dengan membandingkan hasil outcome dengan target yang ditetapkan. Pembahasan
mengenai kinerja keuangan harus dihubungkan dengan tujuan dan sasaran dari rencana strategis pemerintah dan indikator sesuai dengan peraturan
perundang- undangan yang berlaku. Ikhtisar pembahasan kinerja keuangan dalam Catatan atas Laporan Keuangan harus:
a Menguraikan strategi dan sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan;
b Memberikan gambaran yang jelas atas realisasi dan rencana kinerja keuangan dalam satu entitas pelaporan; dan
c Menguraikan prosedur yang telah disusun dan dijalankan oleh manajemen untuk dapat memberikan keyakinan yang beralasan bahwa informasi kinerja
keuangan yang dilaporkan adalah relevan dan andal; Keterkaitan pelaporan CaLK ini dengan Renstra pun harus tegas terlihat yang
menyatakan bahwa pembahasan mengenai kinerja keuangan harus dihubungkan dengan tujuan dan sasaran dari rencana strategis pemerintah dan
indikator.
3.2 Faktor pendukung dan penghambat pencapaian kinerja
Dalam kondisi tertentu, entitas pelaporan belum dapat mencapai target yang telah ditetapkan, misalnya jumlah unit pembangunan bangunan sekolah dasar.
Penjelasan mengenai hambatan dan kendala yang ada, misalnya kurangnya ketersediaan lahan, perlu dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan
Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 169
Hambatan dan kendala yang dimaksud merupakan hambatan yang dapat dikendalikan maupun yang tidak. Seluruh perbedaaan signifikan dari capaian per
program dapat diuraikan secara naratif untuk menjelaskan faktor pendukung dan penghambat. ini dapat diisi dengan uraian mengenai faktor pendukung dan
penghambat pencapaian kinerja.
Atas realisasi belanja, misalnya, CaLK dapat menguraikan faktor penghambat yang menyebabkan pencairan anggaran lambat. Sebagai contoh, dapat diuraikan
di sini bahwa pada tahun anggaran berjalan merupakan tahun anggaran pertama pelaksanaan sistem anggaran terpadu unified budget, di mana
belanja pemerintah kota tidak dibedakan lagi menjadi belanja rutin dan belanja pembangunan. Pelaksanaan sistem baru ini memerlukan penyesuaian-
penyesuaian, dan salah satu akibatnya adalah terlambatnya pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran DIPA. Terlambatnya pengesahan DIPA ini
mengakibatkan realisasi belanja jauh di bawah yang dianggarkan dalam APBD.
Contoh lain dari pengungkapan kendala adalah sebagai berikut. Dari target yang telah ditentukan, ternyata tidak dapat tercapai yang disebabkan oleh, antara
lain: berikut adalah contoh penyebab tidak tercapainya target penerimaan pajak
a. tertundanya implementasi dari beberapa kebijakan perpajakan b. musibah banjir dan bencana alam lainnya di beberapa wilayah
c. rendahnya tingkat transaksi perekonomian pada periode ini Tidak tercapainya target Pendapatan Bukan Pajak pada periode ini antara lain
disebabkan: a. terdapat beberapa pihak yang belumtidak menyetor angsuran tuntutan
ganti rugi sebagaimana seharusnya, b. realisasi pada jenis pendapatan penjualan, sewa, jasa dan bunga pada
periode ini tidak sesuai dengan target pada anggarannya. Hambatan dan Kendala mengenai realiasi belanja misalnya dapat diuraikan
dengan menjelaskan dan menguraikan penyebab realisasi belanja melebihijauh dibawah anggaran dan hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan
realisasi belanja baik berupa hambatan dari internal maupun dari eksternal. Misalnya, terlambatnya pelaksanaan kegiatan pembangunan gedung disebabkan
proses lelang yang lama dan baru mulai dilaksanakan pada akhir tahun anggaran sehingga dana yang terserap baru Rp. xxx.xxx.xxx atau xx dari anggaran.
Bab IV. Kebijakan Akuntansi
Pada bagian ini dijelaskan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan oleh entitas pelaporan dan metode-metode penerapannya yang secara material
mempengaruhi penyajian Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus
Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah 170
Kas. Pengungkapan juga harus meliputi pertimbangan-pertimbangan penting yang diambil dalam memilih prinsip-prinsip yang sesuai. Kebijakan akuntansi
terdiri dari basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan, basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan dan penerapan
kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam standar akuntansi pemerintahan.
Adapun sub bab yang perlu untuk dibahas adalah sebagai berikut:
4.1 Entitas pelaporan
Berisi penjelasan mengenai organisasi sebagai entitas akuntansi dan entitas pelaporan keuangan daerah. Hal ini karena pengungkapan entitas pelaporan yang
membentuk suatu laporan keuangan untuk tujuan umum akan sangat membantu pembaca laporan untuk dapat memahami informasi keuangan yang disajikan pada
laporan keuangan. Pembaca laporan akan mempunyai kerangka dalam meng informasi yang ada. Ketiadaan informasi mengenai entitas pelaporan dan
komponennya mempunyai potensi kesalahpahaman pembaca dalam mengidentifikasi permasalahan yang ada.
Walaupun sudah disinggung dalam Bagian I, uraian ringkas mengenai entitas pelaporan dapat diulang pada Bagian awal dari Bab IV ini. Hal ini akan lebih
memperjelas domisili dan bentuk hukum suatu entitas dan jurisdiksi tempat entitas tersebut berada serta seluruh unit kerja yang terkait dalam penyajian laporan
keuangan yang diuraikan dalam CaLK ini.
4.2 Basis Akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan SKPD.