Acara Pemeriksaan Biasa Pemeriksaan dalam sidang pengadilan

3.Acara Pemeriksaan Cepat yang terdiri atas : a.Acara Pemeriksaan Tindak Pidana Ringan

a.Acara Pemeriksaan Biasa

1.Tata Cara Pemeriksaan Terdakwa a.Pemeriksaan dilakukan oleh Hakim yang ditunjuk oleh ketua pengadilan pasal 152 KUHAP. b.Pemeriksaan dilakukan secara lisan dalam Bahasa Indonesia, secara bebas dan terbuka untuk umum. pasal 153 KUHAP. c.Anak di bawah umur tujuh belas tahun dapat dilarang menghadiri sidang. d.Pemeriksaan dilakukan dengan hadirnya terdakwa, dan dapat dipanggil secara paksa. e.Pemeriksaan dimulai dengan menanyakan identitas terdakwa. f.Pembacaan surat dakwaan. 2.Keberatan Eksepsi terdakwa atau penasihat hukum pasal 156 KUHAP a. Macam atau jenis eksepsi. 1.Eksepsi tidak berwenang mengadili. a. Keberatan tidak berwenang mengadili secara relatif. b. Keberatan tidak berwenang mengadili secara mutlak. 2.Eksepsi dakwaan tidak dapat diterima. 3.Keberatan surat dakwaan batal demi hukum. 3.Perlawanan Terhadap Putusan Eksepsi pasal 156 KUHAP. 4.Pembuktian pemeriksaan alat-alat bukti. a.Sistem Pembuktian Universitas Sumatera Utara 1.Sistem pembuktian semata-mata berdasar keyakinan hakim convictim in time. 2.Sistem pembuktian berdasarkan keyakinan hakim atas alasan logis la conviction raisonnee convictim – raisonee. 3.Sistem pembuktian berdasar UU secara positif. 4.Sistem pembuktian undang-undang secara negatif. b.Alat-alat bukti Pasal 184 KUHAP menentukan, alat bukti yang sah adalah 1.Keterangan saksi 2.keterangan ahli 3.Surat 4.Petunjuk 5.Keterangan terdakwa Sebagai perbandingan Pasal 295 HIR memuat, sebagai upaya bukti menurut UU hanya mengakui hal berikut : 1.Kesaksian-kesaksian 2.Surat-surat 3.Pengakuan 4.Isyarat-isyarat petunjuk Dalam Pasal 184 KUHAP ada penambahan alat bukti, yaitu tentang keterangan ahli. Ketentuan dalam KUHP Pasal 339 disebut alat bukti sbb : 1 Eigen waarneming van de rechter pengamatan sendiri oleh hakim 2 Verklaringen van de verdachte keterangan terdakwa 3 Verklaringen van een getuige keterangan seorang saksi Universitas Sumatera Utara 4 Verklaringen van een deskundige keterangan seorang ahli 5 Schriftelijke bescheiden surat-surat 1.Keterangan Saksi a.Adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang berupa keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri, dan ia alami sendiri dengan menyebut alasan dari pengetahuannya itu Pasal 1 butir 27 KUHAP, juga Pasal 1 butir 28 UU No.311997 tentang peradilan militer. b.Kewajiban memberi kesaksian menjadi saksi adalah salah satu kewajiban setiap orang. c.Tata Cara Pemeriksaan Saksi 1.Saksi dipanggil seorang demi seorang Pasal 160 ayat 1 KUHAP. 2.Memeriksa identitas saksi Pasal 160 ayat 1 b KUHAP. 3.Saksi wajib mengucapkan sumpah a.Sumpah diberikan sebelum memberi keterangan Pasal 160 ayat 3 KUHAP b.Sumpah diberikan sesudah memberi keterangan Pasal 160 ayat 4 KUHAP. 4.Sumpah dapat diucapkan di luar sidang Pasal 233 1 KUHAP . 5.Penolakan sumpah dapat dikenakan sandera Pasal 161KUHAP. 6.Keterangan saksi di sidang berbeda dengan berita acara. Pasal 185 ayat 1 KUHAP. 7.Terdakwa dapat membantah atau membenarkan keterangan saksi. Pasal 164 ayat 1KUHAP. Universitas Sumatera Utara 8.Kesempatan mengajukan pertanyaan kepada saksi dan terdakwa. Pasal 165 KUHAP 9.Larangan mengajukan pertanyaan yang bersifat menjerat.Pasal 166 KUHAP 10.Saksi yang telah memberi keterangan tetap hadir di sidang Pasal 167 KUHAP. 11.Yang tidak dapat didengar sebagai saksi.Pasal 168 a KUHAP 12.Mereka yang dapat minta dibebaskan menjadi saksi.Pasal 170 ayat 1 dan 2 KUHAP. 13.Mereka yang boleh memberi keterangan tanpa sumpah Pasal 171 KUHAP. 14.sSaksi dapat didengar tanpa hadirnya terdakwa.Pasal 173 KUHAP. 15.Keterangan saksi palsu.Pasal 174 KUHAP. 16.Pemeriksaan saksi dan terdakwa dapat dilakukan dengan juru bahasa dan penerjemah. Pasal 177 KUHAP. 17.Syarat sahnya keterangan saksi 18.Nilai pembuktian kesaksian yang tidak disumpah dan kesaksian yang disumpah. 2.Keterangan Ahli a. Pengertian keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seseorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan Pasal 1 butir 28 KUHAP, juga Pasal 1 butir 29 UU No.311997 tentang peradilan militer. b.Kewajiban memberikan keterangan ahli Pasal 179 KUHAP c.Nilai kekuatan pembuktian keterangan ahli Pasal 183, psl 185 ayat 2 KUHAP. Universitas Sumatera Utara 3.Surat a.Pasal 184 ayat 1 huruf c, KUHAPdibuat atas sumpah jabatan adalah : -.Berita acara -.Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangan. -.Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan ahliannya. -.Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat pembuktian yang lain Pasal 187 KUHAP. b.Nilai kekuatan pembuktian surat Secara formal alat bukti surat sebagaimana disebut pada pasal 187 huruf a,b,c KUHAP adalah alat bukti sempurna. 4.Petunjuk a.Pengertian , KUHAP Pasal 188 ayat 1 adalah perbuatan, kejadian atau keadaan yang karena persesuaiannya, baik antara yang satu dengan yang lain, maupun dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya. b.Cara memperoleh alat bukti petunjuk menurut Pasal 188 ayat 2 KUHAP , petunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Hanya dapat diperoleh dari : a.keterangan saksi, b.surat, c.keterangan terdakwa. 5.Keterangan Terdakwa Keterangan terdakwa adalah istilah baru sebagai alat bukti yang terdapat dalam KUHAP. Universitas Sumatera Utara 5.Penuntutan oleh penuntut umum Penuntutan atau dikenal juga dengan istilah requisitoir adalah langkah selanjutnya yang diberikan kepada jaksa penuntut umum dalam lanjutan sidang pengadilan suatu perkara pidana setelah pemeriksaan alat-alat bukti atau pembuktian. Secara sederhana isi tuntutan pidana itu : 1. Identitas terdakwa. 2. Dakwaan ; primair , subsidair dst. 3. Pemeriksaan pengadilan : a. Saksi-saksi. b. Keterangan terdakwa. c. Surat. d. Pemeriksaan ditempat kejadian. 4. Fakta-fakta hukum 1. Hal-hal yang memberatkan. 2. Hal-hal yang meringanka. 3. Tuntutan hukuman. 6. Pembelaan pleidoi terdakwa penasihat hukum. Setelah penuntutan dilakukan oleh penuntut umum, maka kemudian kepada terdakwa atau penasihat hukum diberikan kesempatan untuk mengajukan pembelaan atau pledoi .Pasal 182 ayat 1 b KUHAPmengatakan, selanjutnya terdakwa dan atau penasehat hukum diberikan kesempatan untuk mengajukan pembelaan atau pledoi. Universitas Sumatera Utara Ketentuan dalam Intruksi Presiden ini di jelaskan pihak-pihak yang terkait dalam rangka pemberantasan penebangan kayu secara ilegal di kawasan hutan dan peredarannya, sebagai berikut : 1. Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Kemanan. 2. Menteri Kehutanan. 3. Menteri Keuangan. 4. Menteri Dalam Negeri. 5. Menteri Perhubugan. 6. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. 7. Menteri Luar Negeri. 8. Menteri Pertanahan. 9. Menteri Perindustrian. 10. Menteri Perdagangan. 11. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 12. Menteri Negara Lingkungan Hidup. 13. Jaksa Agung. 14. Kepala Kepolisian Republik Indonesia. 15. Panglima Tentara Nasional Indonesia. 16. Kepala Badan Intelijen Negara. 17. Para Gubernur. 18. Para BupatiWalikota 71 . 71 Intruksi Presiden Republik indonesia Nomor 4 Tahun 2005 Universitas Sumatera Utara C. Upaya dan Tindakan oleh PPNS dan Kepolisan dalam Memberantas Tindak Pidana Illegal Loging, beserta Penyebabnya

1. Tindakan PPNS dan Kepolisian dalam memberantas tindak pidana perusakan hutan

Dokumen yang terkait

Pertanggungjawaban Pidana Illegal Logging (Pembalakan Liar) Sebagai Kejahatan Kehutanan Berdasarkan Undang-Undang No.41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan Dan Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Perusakan Hutan

7 155 148

Pemalsuan Surat Dalam Perkawinan Dihubungkan Dengan Kitab Undang – Undang Hukum Pidana Dan Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1974

0 30 80

Implementasi Hukum Pidana Dalam Pencegahan dan Penanggulangan Pembalakan Liar (Illegal Logging) Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan Juncto Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlin

0 18 106

PERANAN PERUM PERHUTANI KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN (KPH ) CEPU DALAM UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENEBANGAN HUTAN SECARA LIAR (ILLEGAL LOGGING ) DI TINJAUAN DARI UNDANG - UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KERUSAKA

0 2 16

PENYERTAAN DALAM TINDAK PIDANA PERUSAKAN HUTAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PERUSAKAN HUTAN | AFANDI | Legal Opinion 6225 20586 1 PB

0 0 15

UU NO 18 2013 Pencegahan Perusakan Hutan

0 0 60

BAB II UPAYA PENCEGAHAN PERUSAKAN HUTAN A. Upaya-Upaya yang dapat dilakukan dalam Mencegah Perusakan Hutan - Upaya Hukum dalam Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013

0 0 35

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Upaya Hukum dalam Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013

0 0 19

EFEKTIVITAS UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PERUSAKAN HUTAN DALAM PENEGAKAN TINDAK PIDANA PENEBANGAN LIAR DI KABUPATEN BANGKA SKRIPSI

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN - Efektivitas undang-undang nomor 18 tahun 2013 tentang pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan dalam penegakan tindak pidana penebangan liar di Kabupaten Bangka - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 16