Keaslian penelitian Sistematika Penelitian

a. Untuk diketahuinya upaya yang dapat dilakukan dalam pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan. b. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan.

E. Keaslian penelitian

Skripsi ini berjudul : Upaya hukum dalam Pencegahan dan pemberantasan tindak pidana perusakan hutan menurut Undang-Undang No.18 Tahun 2013, sepengetahuan penulis judul ini belum pernah dipakai oleh orang lain, sebelumnya judul ini juga sudah di periksa oleh Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Pusat Dokumentasi dan informasi Hukum FH USU, apabila dikemudian hari terdapat kesamaan atau terbukti melakukan penipuan terhadap keaslian penelitian, penulis bersedia menerima sanksinya.

F. Tinjaun Kepustakaan 1. Hutan

Kata hutan merupakan terjamahan dari kata bos belanda dan forrest inggris. Forrest merupakan dataran rendah yang bergelombang, dan dapat dikembangkan untuk kepentingan diluar kehutanan, seperti pariwisata. Dalam hukum Inggris Kuno, forrest hutan adalah suatu daerah tertentu yang tanahnya ditumbuhi popohonan, tempat hidup binatang buas dan burung-burung hutan. Disamping itu hutan juga dijadikan tempat pemburuan, tempat istirahat dan tempat bersenang-senang bagi raja dan pegai-pegainya Black 1979:584, namun dalam perkembangan selanjutnya ciri khas ini menjadi hilang. Universitas Sumatera Utara Menurut Dengler yang diartikan dengan hutan, adalah sejumlah pepohonan yang tumbuh pada lapangan yang cukup luas, sehingga suhu,kelembapan,cahayan angin, dan sebagainya tidak lagi menentukan lingkungannya akan tetapi dipengaruhi oleh tumbuh-tumbuhanpepohonan baru asalkan tumbuh pada tempat yang cukup luas dan tumbuhnyan cukup rapat horizontal dan pertikal Ngadung, 1975 : 3 5 Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013, pasal 3 ayat 1 pengertian hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam komunitas alam lingkungannya yang tidak dapat dipisahkan antara yang satu dan yang lainnya. 6

2. Manfaat Hutan

Hutan mempunyai kedudukan dan peran yang sangat penting dalam menunjang pembangunan bangsa dan Negara. Hal ini disebabkan hutan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran dan kesejeahteraan rakyat. ada tiga manfaat hutan, yaitu : 1. Langsung 2. tidak langsung 5 Salim, H.S.,S.H.,M.S, Dasar-Dasar Hukum Kehutanan, Jakarta, Sinar Grafika, Halamanl 40 6 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan Universitas Sumatera Utara 3. manfaat lainnya Penelitian ini mengklasifikasikan manfaat hutan menjadi dua yaitu langsung dan tidak langsung karna manfaat lainnya lebih tepat digolongkan dalam manfaat tidak langsung. 1. Manfaat Langsung Yang dimaksud dengan manfaat langsung, adalah manfaat yang dapat dirasakandinikmati secara langsung oleh masyarakat, yaitu masyarakat dapat menggunakan dan memanfaatkan hasil hutan, antar lain kayu, yang merupakan hasil hutan utama, selanjutnya seperti getah, buah-buahan, madu dan lain-lain sebagainya. Pada mulanya kayu hanya digunakan sebagai bahan bakar saja, baik untuk memanaskan diri, menanak, memasak, kemudian digunakan sebagai bahan bangunan, alat rumah tangga, pembuatan perahu dan lain sebagainya dan kayu dapat dikatakan sangatdibutuhkan oleh manusia. 2. Manfaat Tidak Langsung Manfaat tidak langsung, adalah manfaat yang tidak langsung dinikmati masyarakat, tetapi yang dirakan adalah keberadaan hutan itu sendiri, ada pun manfaat hutan secara tidak langsung sebagai berikut : - Dapat mengatur tata air Universitas Sumatera Utara Hutan dapat mengatur tata air dan meninggikan debit air pada musim kemarau, dan mecegah terjadinya debit air yang berlebihan pada musim hujan. Hal ini disebabkan dalam hutan terapat air retensi, yaitu air yang masuk kedalam tanah, dan sebagian bertahan dalam saluran-saluran kecil yang terdapat dalam tanah. - Dapat mencegah terjadinya erosi Hutan dapat mencegah dan menghambat mengalirnya air karena adanaya akar- akar kayu dan akar tumbuh-tumbuhan - Dapat memberikan manfaat terhadap kesehatan. Manusia memerlukan zat asam. Di hutan dan disekitarnya terdapat zat asam yang sangat bersih di bandingkan dengan tempat-tempat yang lain. Dalam hutan juga terdapat ozon udara murni dan air murni yang sangat diperlukan umat manusia. - Dapat memberikan rasa keindahan Hutan dapat memberikan rasa keindahan pada manusia karena dalam hutan itu seseorang dapat menghilangkan tekananmental dan stres. - Dapat memberikan manfaat disektor pariwisata. Daerah-daerah yang mempunyai hutan yang baik dan lestari akan dikunjungi wisatawan, baik mancanegara maupun domestik untuk sekedar rekreasi dan berburu - Dapat memberikan manfaat dalam bidang pertahanan keamanan. Universitas Sumatera Utara Sejak zaman dahulu hutan mempunyai peranan yang sangat penting dalam bidang pertahanan keamanan, karena dapat untuk kamuflase bagi pasukan sendiri dan menjadi hambatan bagi pasukan lawan. Cicero mengatakan sylvac, subsidium beli, ornament, artinya hutan merupakan alat pertahanan keamanan dimasa perang, dan hiassan dimasa damai Ngadung, 1975 : 20-21 - Dapat menampung tenaga kerja Setiap perusahaan yang mengembangkan usahanya di bidang kehutanan pasti memerlukan tenaga kerja dalam jumlah yang cukup besar dalam melakukan penanaman, pengelolahan, penebangan dan pemasaran hasil hutan sehingga dapat menurunkan angka pengangguran. - Dapat menambah devisa Negara. Hasil hutan berupa kayu maupun hasil hutan ikutan dapat diekspor keluar negeri, sehingga mendatangkan devisa bagi Negara. 7

3. Sifat dan tujuan hukum kehutanan

Hukum kehutanan menpunyai sifat khusus lex specialis karena karna hukum kehutanan ini hanya mengatur hal-hal yang berkaitan dengan hutan dan kehutanan. Apabila ada peraturan perundang-undangan lainya yang mengatur materi yang bersangkutan dengan hutan dan kehutanan, maka yang diberlakukan lebih dahulu adalah hukum kehutanan. Oleh karena itu, hukum kehutan di sebut 7 Salim, H.S.,S.H.,M.S, Op.cit., Halaman 46 Universitas Sumatera Utara sebagai lex specialis, sedangka hukum lainya seperti hukum agrarian dan hukum lingkungan sebagi hukum umum lex specialis derogat legi generali. Tujuan hukum kehutanan adalah melindungi, memanfaatkan, dan melestarikan hutan agar dapat berfungsi dan memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat secara lestari. 8

4. Tindak pidana dalam bidang kehutanan

Tindak Pidana adalah Suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dimana perbuatan tersebut melanggar ketentuan perundang – undangan yang diancam dengan sanksi terhadap pelanggaran tersebut, dimana perbuatan yang melanggar ketentuan perundangan tersebut melahirkan sanksi yang bersifat pidana, sanksi bersifat perdata, ataupun sanksi yang bersifat administrasi 9

5. Pengertian pencegahan dan perusakan hutan

Pencegahan perusakan hutan adalah segala upaya yang dilakukan untuk menghilangkan kesempatan terjadinya perusakan hutan. Perusakan hutan adalah segala upaya yang di lakukan untuk menindak secara hukum terhadap pelaku perusakan hutan baik langsung, tidak langsung, maupun yangt terkait lainya. 10 ekosistem Pengertian dan definisi dari kerusakan hutan dapat juga diartikan berkurangnya luasan areal hutan karena kerusakan hutan yang sering 8 Ibid, Halaman 7 9 Salim,H.S. 2002 . Dasar – Dasar Hukum Kehutanan Edisi Revisi . Sinar Grafika : Jakarta. Halaman.147 10 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan. Universitas Sumatera Utara disebut degradasi hutan ditambah juga penggundulan dan alih fungsi lahan hutan atau istilahnya deforestasi. Studi CIFOR International Forestry Research menelaah tentang penyebab perubahan tutupan hutan yang terdiri dari perladangan berpindah, perambahan hutan, transmigrasi, pertambangan, perkebunan, hutan tanaman, pembalakan dan industri perkayuan. Selain itu kegiatan illegal logging yang dilakukan oleh kelompok profesional atau penyelundup yang didukung secara illegal oleh oknum-oknum. Pembukaan areal hutan untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit ditunding sebagai salah satu penyebab kerusakan hutan. Hutan yang didalamnya terdapat beranekaragam jenis pohon dirubah menjadi tanaman monokultur, menyebabkan hilangnya biodiversitas dan keseimbangan ekologis di areal tersebut. Beberapa jenis satwa yang menjadikan hutan tersebut sebagai habitatnya akan berpindah mencari tempat hidup yang lebih sesuai. Pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit pada areal hutan tropis merupakan salah satu pemicu terjadinya kebakaran hutan dan berdampak negatif terhadap emisi gas rumah kaca. Data kerusakan hutan di Indonesia masih simpang siur, ini akibat perbedaan persepsi dan kepentingan dalam mengungkapkan data tentang kerusakan hutan. Laju deforestasi di Indonesia menurut perkiraan World Bank antara 700.000 sampai 1.200.000 ha per tahun, dimana deforestasi oleh peladang berpindah ditaksir mencapai separuhnya. Namun World Bank mengakui bahwa taksiran laju deforestasi didasarkan pada data yang lemah. Sedangkan menurut FAO, menyebutkan laju kerusakan hutan di Indonesia mencapai 1.315.000 ha per tahun atau setiap tahunnya luas areal hutan berkurang sebesar satu persen 1. Universitas Sumatera Utara Berbagai LSM peduli lingkungan mengungkapkan kerusakan hutan mencapai 1.600.000 – 2.000.000 haktar per tahun dan lebih tinggi lagi data yang diungkapkan oleh Greenpeace, bahwa kerusakan hutan di Indonesia mencapai 3.800.000 haktar per tahun yang sebagian besar adalah penebangan liar atau illegal. logging. Sedangkan ada ahli kehutanan yang mengungkapkan laju kerusakan hutan di Indonesia adalah 1.080.000 haktar per tahun. 11

G. Metode penelitian

Dalam upaya mencegah perusakan hutan memang perlu penaganan yang lebih serius, karena ini merupakan dasar untuk melindungi hutan kita agar dapat di manfaatkan sesuai dengan fungsi dan tujuannya, untuk itu di perlukan kerja yang baik, bukan hanya aparatur Negara namun masyarakat juga turut bekerja sama dalam melakukan pencegahan ini, dan salain itu, untuk lebihn mendukung tercapai hasil yang maksimal pemerintah juga dapat melakakan kerja sama internasonal.

1. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian hukum normative yuridis normatif karna merupakan penelitian yang dilakukan dan diajukan pada berbagai peraturan perundang-undangan tertulis dan berbagai literature yang berkaitan dengan parmasalahan dalam skripsi.penelitiana yuridis normatif ini disebut juga dengan penelitian hukum doctrinal, sebagai mana yang dikemukakan oleh wigjosoebroto yang membagi penelitian hukum sebagai berikut : 11 http:www.irwantoshut.netkerusakan_hutan_indonesia.html Universitas Sumatera Utara 1. Penelitian yang berupa usaha inventarisasi hukum positif 2. Penelitian yang berupa asas-asas dan dasar-dasar filsafah dogma atau doctrinal hukum positif 3. Penelitian yang berupa usaha penemuan hukum in concreto yang layak ditetapkan untuk menyelesaikan suatu perkara tertentu. Menurut jhony Ibrahim, dalam kaitannya dengan penelitian normative doktinal dapat digunakan beberapa pendekatan yang berupa : 12 a. Pendekatan perundang-undangan statute approach b. Pendekatan analalisi analytical approach c. Pendekatan historis historical approach d. Pendekatan filsafat philoshopical approach e. Pendekatan kasus case approach Skripsi ini menggunakan penelitian hukum normatif yaitu merupakan penelitian yang mengkaji studi dokumen, yakni menggunakan berbagai data sekunder seperti peraturan perundang-undangan, keputusan pengadilan, teori hukum, dan dapat berupa pendapat para sarjana. Penelitian jenis normatif ini menggunakan analisis kualitatif yakni dengan menjelaskan data-data yang ada dengan kata-kata atau pernyataan bukan dengan angka-angka. 13

2. Jenis data

12 Jhony Ibrahim, teori dan metodeologi penelitian hukum normative, bayu media, 2007, Surabaya, Halaman. 300 13 http:idtesis.compengertian-penelitian-hukum-normatif-adalah Universitas Sumatera Utara Data yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah data skunder, yaitu berupa : 1. sekunder. Contohnya adalah kamus bahasa hukum, ensiklopedi, majalah, media massa dan internet. Sumber hukum primermerupakan bahan yang sifatnya mengikat masalah-masalah yang akan diteliti. Contohnya adalah UUD 1945, UU, peraturan pemerintah, pancasila, yurisprudensi dan lainnya. 2. Sumber hukum sekunder merupakan bahan-bahan data yang memberikan penjelasan tentang bahan hukum data primer. Contohnya adalah RUU, hasil penelitian, karya ilmiah dari para sarjana dan lain sebagainya. 3. Sumberhukum tersier merupakan bahan-bahan data yang memberikan informasi tentang hukum primer dan ekunder. Contohnya adalah kamus bahasa hukum, ensiklopedi, majalah, media massa dan internet.

3. Metode pengumpulan data

Dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode library research penelitian kepustakaan, yaitu melakukan penelitian dengan berbagai sumber bacaan, seperti, undang-undang, buku-buku, pendapat sarjana, majalah, internet dan lain sebagainya yang dapat melengkapi skripsi ini.

4. Analisis data

Data yang diperoleh melalui studi pustaka dan di kumpulkan, diuraikan kemudaian diorganisir dalam satu pola, kategori dan uraian dasar.analisi data dalam skripsi ini adalah analisa dengan cara kualitatif, yaitu menganalisa secara Universitas Sumatera Utara lengkap keseluruhan data skunder yang diperoleh untuk dapat mejawab apa yang menjadi masalah dalam skripsi ini. 14

H. Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan skripsi ini disusun sebagai berikut : Pada Bab I berisiPendahuluan, Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Keaslian Penelitian, Tinjauan Penelitian, Metode Penelitian dan Sistematika Penelitian Bab II Upaya Pencegahan Perusakan Hutan Bab III UpayaPemberantasan Perusakan Hutan Bab IV sebagai bab terakhir ialah berupa Kesimpulan dan Saran. 14 Ronny Hanitijo Soemitro. Metode penelitian hukum , PT.Ghalia,1982, Jakarta halaman. 93 Universitas Sumatera Utara

BAB II UPAYA PENCEGAHAN PERUSAKAN HUTAN

A. Upaya-Upaya yang dapat dilakukan dalam Mencegah Perusakan Hutan

Seperti yang telah kita lihat bahwa perusakan hutan di Indonesia sudah kerap kali terjadi dan benar-benar membawa dampak buruk bagi masyarakat dan negara, oleh karena itu maka perlu kita cegah untuk menghindari terjadinya berbagai dampak buruk.Pencegahan berarti adalah proses, cara, tindakan mencegah atau tindakan menahan agar sesuatu tidak terjadi. 15 Pencegahan perusakan hutan adalah segala upaya yang dilakukan untuk menghilangkan kesempatan terjadinya perusakan hutan. 16 Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai hutan terluas di dunia atau sering juga disebut sebagai paru-paru dunia, yang apabila kerusakan hutan terjadi semakin banyak akan membawa dampak bukan hanya pada negara Memang kita sadari bukan hal yang mudah untuk dapat mencegah terjadi perusakan hutan di Indonesia, butuh perencanaan yang matang dan berkelanjutan tidak bisa di kerjakan setengah-setengah. Dalam menangani pencegahan perusakan hutan butuh kerja yang serius agar dapat membawa mendapat yang positif, banyak oknum atau pejabat yang terlibat.Ini merupakan salah satu kendala yang memeang harus di tindak langsung selain itu, sebagian masyarakat juga banyak terlibat dalam hal ini, sehingga memang di perlukan penanganan yang serius. 15 Kamus Besar Bahasa Indonesia 16 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang P3H , Pasal 7 21 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pertanggungjawaban Pidana Illegal Logging (Pembalakan Liar) Sebagai Kejahatan Kehutanan Berdasarkan Undang-Undang No.41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan Dan Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Perusakan Hutan

7 155 148

Pemalsuan Surat Dalam Perkawinan Dihubungkan Dengan Kitab Undang – Undang Hukum Pidana Dan Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1974

0 30 80

Implementasi Hukum Pidana Dalam Pencegahan dan Penanggulangan Pembalakan Liar (Illegal Logging) Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan Juncto Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlin

0 18 106

PERANAN PERUM PERHUTANI KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN (KPH ) CEPU DALAM UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENEBANGAN HUTAN SECARA LIAR (ILLEGAL LOGGING ) DI TINJAUAN DARI UNDANG - UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KERUSAKA

0 2 16

PENYERTAAN DALAM TINDAK PIDANA PERUSAKAN HUTAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PERUSAKAN HUTAN | AFANDI | Legal Opinion 6225 20586 1 PB

0 0 15

UU NO 18 2013 Pencegahan Perusakan Hutan

0 0 60

BAB II UPAYA PENCEGAHAN PERUSAKAN HUTAN A. Upaya-Upaya yang dapat dilakukan dalam Mencegah Perusakan Hutan - Upaya Hukum dalam Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013

0 0 35

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Upaya Hukum dalam Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013

0 0 19

EFEKTIVITAS UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PERUSAKAN HUTAN DALAM PENEGAKAN TINDAK PIDANA PENEBANGAN LIAR DI KABUPATEN BANGKA SKRIPSI

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN - Efektivitas undang-undang nomor 18 tahun 2013 tentang pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan dalam penegakan tindak pidana penebangan liar di Kabupaten Bangka - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 16