5. Menetapkan barang bukti berupa:
a. Kayu bulat sebanyak 95 sembilan puluh lima batang Dipergunakan
dalam perara atas nama Arsim Bin Ariman, dkk; b.
Kayu jenis Mendaru ukuran 7 cm x 14 cm x 4 cm sebanyak 19 sembilan belas batang
c. 1 satu unit chain saw warna orange dirampas untuk negara;
6. Membebankan kepada para Terdakwa membayar biaya perkara masing-
masing sejumlah Rp5.000,00 lima ribu rupiah;
2. Analisis Kasus
Dalam tuntutan Jaksa Penuntut Umum terdakwa dikenai Pasal 82 ayat 1, Pasal 98 ayat 1, dan pasal 98 ayat 2 UUP3H, yaitu :
melanggar pasal 82 ayat 1 UUP3H yang berbunyi : Orang perseorangan yang dengan sengaja melakukan penenbangan dalam
kawasan hutan tidak sesuai izin,tidak memiliki izin dan secara tidak sah, Pasal 12 huruf, a,b, c, dipidana minimal 1 satu tahun, maksimal 5 lima tahun, serta
denda minimal Rp.500.000.000 lima ratus juta rupiah maksimal Rp.2.500.000.000. dua miliar lima ratus juta rupiah, dan yang bertempat
tinggal dalam kawasan hutan dipidana minimal 3 tiga bulan, maksimal 2dua tahun, serta denda minimal Rp.500.000. lima ratus ribu rupiah maksimal Rp.
500.000.000 lima ratus juta rupiah. Dalam pasal ini terdakwa melakukan penebangan hutan secara tidak sah dan tidak
memiliki izin di kawasan hutan. Melanggar Pasal 98 ayat 1 UUP3H yaitu :
Universitas Sumatera Utara
Orang perseorangan yang turut serta melakukan atau membantu terjadinya pembalakan liar danatau penggunaan kawasan hutan secara tidak sah Pasal 19
huruf b dipidana minimal, 1 satu tahun, maksimal, 3 tiga tahun, serta denda minimal, Rp.500.000.000 lima ratus juta rupiah, maksimal,Rp.1.500.000.000
satu miliar lima ratus juta rupiah, Ketentuan dalam Pasal ini terdakwa turut serta melakukan atau membantu
melakukan terjadinya pembalakan liar. Melanggar pasal 98 ayat 2 UUP3H yaitu :
Orang perseorangan karena kelalainya melakukan sebagaimana Pasal 19 huruf b dipidana minimal, 8 delapan bulan, maksimal, 2 dua tahun, serta denda
minimal, Rp.200.000.000 dua ratus juta rupiah, maksimal, 1.000.000.000 satu miliar rupiah.
dalam pasal ini terdakwa karena kelalaiannya turut serta melakukan atau membantu terjadinya pembalakan liar.
Dalam tuntutan oleh Jaksa Penuntut Umum terdakwa hanya dinyatakan bersalah karena telah melakukan “ tindak pidana kehutanan orang perseorangan
yang dengan sengaja turut serta melakukan atau membantu terjadinya pembalakan liar danatau penggunaan kawasan hutan secara tidak sah, sedangkan dalam
keterangan terdakwa dan keterangan saksi, selain ikut serta melakukan penebangan hutan secara tidak sah, terdakwa juga membawa alat-alat yang lazim
digunakan untuk menebang pohon, dan juga menjual serta mengangkut hasil tebangan tersebut, yang perbuatan ini juga merupakan perbuatan yang di larang
Universitas Sumatera Utara
sebagaimana tertulis dalam Pasal 12 huruf, d,f,k,Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013, Tentang Pencegahan dan pemberantasan Perusakan Hutan, yang
berbunyi sebagai berikut : Pasal 12 huruf,d UUP3H : setiap orang dilarang memuat, membongkar,
mengeluarkan, mengangkut, menguasai, danatau memiliki hasil penebangan dikawasan hutan tanpa izin
Pasal 12 huruf f UUP3H : Setiap orang dilarang membawa alat-alat yang lazim dugunakan untuk menebang, memotong, atau membelah pohon di dalam kawasan
hutan tanpa izin pejabat yang berwenang. Pasal 12 huruf k UUP3H :Setiap orang dilarang menerima, membeli, menjual,
menerima tukar, menerima titipan, danatau memiliki hasil hutan yang diketahui berasal dari pembalakan liar.
Dalam ketentuan pidana terdakwa hanya di ancam dengan dua 2 Pasal, yaitu: Pasal 82 ayat 1 dan Pasal 98 ayat 1,dan 2 UUP3H, sedangkan menurut
keterangan saksi dan terdakwa beserta alat bukti, terdakwa juga dapat di ancam dengan pidana Pasal, 83 ayat 1 UUP3H, Yaitu :
Pasal 83 ayat 1 a UUP3H , : orang perseorangan yang dengan sengaja memuat, membongkar, mengeluarkan, mengangkut, menguasai, danatau memiliki hasil
penebangan dikawasan hutan tanpa izin sebagaimana Pasal 12 huruf d, dipidana, minimal, 1 satu tahun, maksimal, 5 lima tahun serta denda minimal,
Rp.500.000.000 lima ratus juta rupiah, maksimal, Rp.2.500.000.000 dau miliar lima ratus juta rupiah.
Universitas Sumatera Utara
Dalam pasal ini terdakwa melakukan pengangkutan mengangkut, yaitu membawa atau mengakut kayu hasil tebangan tanpa izin, dengan cara di pikul
ketempat pangkalan kayu untuk di jual kepada pak sunar DPO. Yang terangkan oleh saksi Yunistian Nazari Als Tian Bin Zakarsih dan dibenarkan terdakwa
sebagai berikut : ‘’Para Terdakwa menebang pohon menggunakan parang dandijadikan kayu bulat,
selanjutnya pohon yang sudah ditebang oleh paraTerdakwa dibawa ke pangkalan kayu digabung dengan kayu bulat yangditebang oleh ARSIM Bin ARIMAN,
KEDUL Bin NAKRAWI danNURDIN alias ENDIN Bin MASTURI yang rencananya kayu bulattersebut akan dijual kepada SUNAR DPO dengan harga
Rp1.500,00seribu lima ratus rupiah perbatang; Pasal 84 ayat 1 UUP3H yang berbunyi : Orang perseorangan yang dengan
sengaja membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk menebang, memotong, membelah dalam kawasan hutan tanpa izin pejabat yang berwenang Pasal 12
huruf f, dipidana minimal, 1 satu tahun, maksimal, 5 lima tahun, serta denda minimal,Rp. 250.000.000 dua ratus lima puluh juta rupiah maksimal,Rp.
5.000.000.000 lima miliar rupiah.
Ketentuan dalam Pasal ini,terdakwa membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk menebang pohon, memotong dan membelah dalam kawasan
hutan tanpa izin pejabat yang berwenang, yaitu terdakwa membawa parang . Yang diterangkan oleh saksiYunistian Nazari Als Tian Bin Zakarsih dan dibenarkan
terdakwa sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
‘’Para Terdakwa menebang pohon menggunakan parang dan dijadikan kayubulat, selanjutnya pohon yang sudah ditebang oleh para Terdakwa dibawa kepangkalan
kayu digabung dengan kayu bulat yang sudah Saksi tebang bersamaKEDUL Bin NAKRAWI dan NURDIN alias ENDIN Bin MASTURI yangrencananya kayu
bulat tersebut akan dijual kepada Pak SUNAR DPO denganharga Rp1.500,00 seribu lima ratus rupiah perbatang;”
Pasal 87 ayat 1 a UUP3H yang berbunyi : Orang perseoranagan yang dengan sengaja menerima, membeli, menjual, menerima tukar, menerima titipan danatau
memiliki hasil hutan yang diketahui dari pembalakan liar Pasal 12 huruf k, mengelola hasil hutan yang diambil atau dipungut secara tidak sah, Pasal 12
huruf l danatau menyimpan Pasal 12 huruf m dipidana minimal, 1 satu tahun, maksimal, 5 lima tahun, serta denda, minimal, Rp. 500.000.000 lima
ratus juta rupiah maksimal, Rp.2.500.000.000 dua miliar lima ratus juta rupiah.
Ketentuan dalam Pasal ini terdakwa melakukan tindak pidana menjual hasil hutan dari pembalakan liar, hasil hutan tersebut adalah kayu yang di jual kepada pak
sudar DPO. Yang terangkan oleh saksi Yunistian Nazari Als Tian Bin Zakarsih dan dibenarkan terdakwa sebagai berikut :
‘’Para Terdakwa menebang pohon menggunakan parang dan dijadikan kayubulat, selanjutnya pohon yang sudah ditebang oleh para Terdakwa dibawa kepangkalan
kayu digabung dengan kayu bulat yang sudah Saksi tebang bersamaKEDUL Bin
Universitas Sumatera Utara
NAKRAWI dan NURDIN alias ENDIN Bin MASTURI yangrencananya kayu bulat tersebut akan dijual kepada Pak SUNAR DPO denganharga Rp1.500,00
seribu lima ratus rupiah perbatang;” Dari sini kita dapat melihat bahwa JPU tidak memasukkan semua segela
ketentuan pidana kehutanan yang terkait dengan tindak pidana yang terdakwa lakukan. yang Seharusnya JPU mendakwakannya agar terdakwa mengetahui
pelanggaran apa saja yang telah meraka lakukan dan tidak mengulanginya lagi. Selain itu hakim juga mempunyai banyak pertimbangan dalam menjatuhkan
hukuman, dan hukuman tersebut dapat setimpal dengan perbuatan yang mereka lakukan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari tulisan ini diantaranya adalah : 1.
Upaya pencegehan perusakan hutan Dengan hadirnya Undnag-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Perusakan Hutan di harapkan lebih mampu untuk menindak segalatindak pidana pidana perusakan hutan, dengan penerapan sanksi-sanksi
yang telah tercamtum secara jelas, yang menjerat segala pelaku tindak pidana perusakan hutan, baik itu orang perorangan, korporasi dan lainya sebagainya,
dan juga mereka para aparat penegak hukum yang juga sebagian terlibat dalam tindak pidana ini, sehinga mereka para perusak hutan yang masih
mementingkan kepentingan individu, tidak berani untuk mengulangi kejahatannya, dan bagi mereka yang ingin mecoba-coba, mengurungkan
kembali niatnya untuk melakukan kejahatan perusakan hutan. 2.
Upaya pemberantasan tindak pidana perusakan hutan, ,selain dari pejabat yang berwenang atau aparat penegak hukum, masyarakat juga harus bener-
bener turut serta dalam mencegah dan memberantas tindak pidana perusakan hutan, yang merupakan tanggung jawab kita bersama demi menjaga hutan
tetap lestari dan pada fungsinya untuk kesejahteraan bangsa Indonesia. 3.
Upaya pencegahan dan pemberantasan peruskan hutan memang perlu berbagai cara seperti peringatan, penyuluhan ,pengawasan bahkan kerjasama
Internasional, demi tercapainya tujuan yang kita inginkan, dan akan
Universitas Sumatera Utara