Dengan Cara Inventarisasi dan Pengawasan

1. Format blanko diseminasi SPBK kepada instansi terkait 2. Format laporan groundchek hotspot di lapangan 3. Format blanko diseminasi SPBK kepada masyarakat 4. Penghitungan sistem peringkat bahaya kebakaran hutan 5. Apel siaga 6. Rapat kordinasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan 7. Kampanye pencegahan kebakaran hutan dan lahan 8. Pembentukan dan pengembangan masyarakat peduli api 9. Patroli pencegahan darat, air, udara 35 35 Ibid, Halaman. 109

5. Dengan Cara Inventarisasi dan Pengawasan

Inventarisasi hutan sebagaimana dimaksud dalam pada ayat 1 terdiri dari : 1. Inventarisasi hutan tingkat Nasional. 2. Inventarisasi tingkat Wilayah. 3. Inventarisasi hutan tingkat Daerah Aliran Sungai. 4. Inventarisasi hutan tingkat unit pengelolaan. Inventarisasi Hutan adalah kegiatan pengumpulan dan penyusunan data dan fakta mengenai sumber daya hutan untuk perencenaan pengelolaan sumber daya tersebut.ruang lingkup inventarisasi hutan meliputi : 1. Survei mengenai status dan keadaan fisik hutan, 2. Flora dan fauna, 3. Sumber daya manusia serta, Universitas Sumatera Utara 4. Kondisi sosial masyarakat di dalam dan di sekitar hutan. Inventarisasi hutan wajib dilaksanakan karena hasilnya digunakan sebagai bahan perencanaan pengelolaan hutan agar diperoleh kelestarian hasil. Tujuannya adalah untuk mendapatkan data yang dapat diolah menjadi informasi sebagai bahan perencanaan dan perumusan kebijaksanaan strategis jangka panjang, jangka menengah dan operasional jangka pendek sesuai dengan tingkatan dan kedalaman inventarisasi yang dilaksanakan. Dengan data-data ini yang selalu kita informasikan maka akan dapat mengurangi niat para perusak hutan, karena dapat lebih mudah mendeteksi apabila terjadi kejahatan tersebut, sehingga mereka pun takut karena pemerintah mempunyai data yang lengkap. 36 Penjelasan Pasal 59 Undang-undang No. 41 Tahun 1999 menyatakan, yang dimaksud dengan pengawasan kehutanan adalah pengawasan ketaatan aparat penyelenggara dan pelaksana terhadap semua ketentuan peraturan perundang- undangan dibidang kehutanan. 37 Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melakukan pengawasan kehutanan, masyarakat dan atau perorangan berperan serta dalam pengawasan kehutanan. Pemerintah wajib memberikan pengawasan terhadap pengurusan hutan yang diselenggarakan pemerintah daerah, pemerintah daerah dan masyarakat melakukan pengawasan terhadap pengelolaan dan pemanfaatan hutan yang 36 Abdul Muis Yusuf, S.Sos., M.H, Prof. Muhammad Taufik Makarao, S.H., M.H, Hukum Kehutanan di Indonesia,. Jakarta : Rineka Cipta, 2011 37 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan Universitas Sumatera Utara dilakukan oleh pihak ketiga, melakukan pementauan, meminta keterangan, dan melakukan pemeriksaan atas pelaksanaan pengurusan hutan. 38 4. Unsur Lian yang terkait. Dalam Undang-Undang R.I.Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan, Pasal 54 disebutkan ayat 1 dalam rangka pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan perusakn hutan, Presiden membentuk lembaga yang menangani pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan, ayat 2 Lembaga sebagaimana di maksud dalam ayat 1 berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden., ayat 3 Lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terdiri atas : 1. Unsur Kementerian Kehutanan 2. Unsur Kepeolisian Republik Indonesia 3. Unsur Kejaksaan Republik Indonesia 39 Patroli darat merupakan kegitan yang sederhana, tapi kalau dilaksanakan dengan benar-benar akan menjadi cara yang sangat baik. Patroli yang dilakukan secara rutin pada kawasan-kawasan hutan yang sangat bernilai tinggi dan memiliki tingakat bahaya dalam kebakaran hutan ataupun kerusakannya cukup Pengawasan dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu : 1. Darat 38 Abdul Muis Yusuf, op.cit.Halaman 123 39 Undang-Undang R.I. Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan Universitas Sumatera Utara bermanfaat. Patrol dapat dilakukan dengan berjaga-jaga berkeliling dengan kenderaan, seperti sepeda motor dan kenderaan lainnya maupun berjalan kaki. Mereka harus sudah mengenal kawasan yang menjadi tanggung jawabnya, yang meliputi pengenalan topografi dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat setempat. 2.Air SungaiLaut Patroli air sungailaut hampir sama dengan patroli darat yang berkeliling di sekitar kawasan hutan dengan menggunakan kenderaan air, dengan patroli air ini kemungkina terjadinya dapat membawa informasi yang lebih cepat apabila terjadi sesuatu yang merusak hutan seperti misalnya kebakaran hutan maupun perbuatan illegal loging. Kelemahan cara patroli darat dan air ini adalah terbatasnya kawasan yang terawasi teru-menerus sehingga tidak semua kawasan hutan dapat kita telusuri karena keadaan medan dan waktu tempuh yang cukup lama. 3.Udara Patroli udara merupakan patrol yang terapkan untuk kawasan hutan yang luas dan berpenduduk jarang, atau daerah yang sulit diawasi dari darat dan air. Keuntungan patroli udara ini adalah dapat mempermudah dan mempercepat melakukan pengawasan, baik dari segi informasi dan juga waktu. Pengawasan lewat udara ini mempunyai beberapa keunggulan yaitu : Universitas Sumatera Utara a. Memiliki kemampuan untuk melakukan pengawasan sautu daerah yang rawan terjadi kebakaran atau kejahatan illegal loging dan berpenduduk yang jarang serta yang sulit di jangkau melalui patroli darat dan air. b. Sekali saja pengamatan melalui udara sudah dapat mancakup seluruh wilayah yang rawan terjadi kebakaran atau kejahatan illegal loging, sehingga tidak perlu dilakukan berulang-ulang. Hal ini dapat menghemat biaya operasional patroli. 40 Informasi yang diberikan disampaikan kepada pemerintah agar pemerintah dapat membuat perencanaan untuk menangani masalah ini dan dapat bertindak cepat. kewajiban peran serta masyarat di atur juga dalam Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1967 Pasal 15 ayat 3 yang berbunyi : untuk menjamin terlaksananya perlindungan hutan ini dengan sebaik-baiknya maka rakyat diikutsertakan. Selanjutnya di jelaskan bahwa kewajiban melindungi hutan bukan

B. Peran Serta Masyarakat

Dokumen yang terkait

Pertanggungjawaban Pidana Illegal Logging (Pembalakan Liar) Sebagai Kejahatan Kehutanan Berdasarkan Undang-Undang No.41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan Dan Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Perusakan Hutan

7 155 148

Pemalsuan Surat Dalam Perkawinan Dihubungkan Dengan Kitab Undang – Undang Hukum Pidana Dan Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1974

0 30 80

Implementasi Hukum Pidana Dalam Pencegahan dan Penanggulangan Pembalakan Liar (Illegal Logging) Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan Juncto Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlin

0 18 106

PERANAN PERUM PERHUTANI KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN (KPH ) CEPU DALAM UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENEBANGAN HUTAN SECARA LIAR (ILLEGAL LOGGING ) DI TINJAUAN DARI UNDANG - UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KERUSAKA

0 2 16

PENYERTAAN DALAM TINDAK PIDANA PERUSAKAN HUTAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PERUSAKAN HUTAN | AFANDI | Legal Opinion 6225 20586 1 PB

0 0 15

UU NO 18 2013 Pencegahan Perusakan Hutan

0 0 60

BAB II UPAYA PENCEGAHAN PERUSAKAN HUTAN A. Upaya-Upaya yang dapat dilakukan dalam Mencegah Perusakan Hutan - Upaya Hukum dalam Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013

0 0 35

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Upaya Hukum dalam Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013

0 0 19

EFEKTIVITAS UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PERUSAKAN HUTAN DALAM PENEGAKAN TINDAK PIDANA PENEBANGAN LIAR DI KABUPATEN BANGKA SKRIPSI

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN - Efektivitas undang-undang nomor 18 tahun 2013 tentang pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan dalam penegakan tindak pidana penebangan liar di Kabupaten Bangka - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 16