Penahanan Penyitaan Tindakan PPNS dan Kepolisian dalam memberantas tindak pidana perusakan hutan

Ketentuan dalam KUHAP Pasal 18 di tetapkan tentang cara penangkapan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan tugas penangkapan dilakukan oleh petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia. 2. Penangkapan dilakukan berdasarkan surat perintah yang dikeluarkan oleh penyidik atau penyidik pembantu. 3. Pelaksanaan penangkapan dilakukan dengan cara menunjukkan surat perintah penangkapan yang memuat : identitas tersangka, alasan penangkapan,uraian singkat perkara kejahatan yang dipersangkakan dan tempat ia diperiksa. 4. Tembusan surat perintah disampaikan kepada keluarga tersangka setelah penangkapan dilakuakan. 5. Atas pelaksanaan penangkapan dibuat berita acara penangkapan Pasal 75 KUHAP . 6. Batas waktu penangkapan hanya dapat dilakukan paling lama satu hari Pasal 19 ayat 1 KUHAP. 7. Terhadap tersangka pelaku pelanggaran tidak dapat dilakukan penangkapan kecuali telah dipanggil secara sah dua kali berturut-turut tidak memenuhi panggilan tanpa alasan yang sah Pasal 19 ayat 2 KUHAP 76

c. Penahanan

Sepintas antara penangkapan dan penahanan seperti tidak terdapat perbedaan, karena sama-sama mengekang kebebasan sementara bagi tersangka, demikian antara penangkapan dan penahanan terdapat perbedaan sebagai berikut : 76 KUHAP Pasal 18 Universitas Sumatera Utara 1. Penangkap dibatasi jangka waktu satu 1 hari paling lama, sedangkan penahanan paling lama dua puluh 20 hari. 2. Penangkap dapat dilakukan tanpa surat perintah yaitu dalam hal tertangkap tangan, sedangkan penahanan harus didasarkan surat perintah. 3. Dalam hal penangkapan terhadap pelaku tertangkap tangan dapat dilakukan oleh setiap orang, sedangkan penahanan ditingkat penyidikan hanya dapat dapat dilakukan oleh penyidik atau penyidik pembantu atas perintah penyidik. 4. Dalam hal penangkapan tidak ditentukan tempat penangkapan, sedangkan penahanan di tentukan, yaitu rutan, rumah, atau di suatu kota. 5. Penangkapan dilakukan atas dasar bukti permulaan yang cukup, sedsangkan penahanan dilakukan terhadap tersangka atau terdakwa berdasarkan bukti yang cukup dan adanya keadaan yang menimbulkan kekhawatiran bahwa tersangka atau terdakwa akan melarikan diri, merusak atau menghilangkan barang bukti atau mengulangi tindak pidana. Tujuan dilakukannya penahanan ini adalah untuk membatasi kemerdekaannya, agar tidak menimbulkan hambatan terhadap pemeriksaan. 77

d. Penyitaan

Penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan atau menyimpan di bawah penguasaannya benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penuntutan dan peradilan. Misalnya seperti penyitaan alat-alat barat 77 Harun M. Husein Op.cit. Halaman. 129 Universitas Sumatera Utara yang di gunakan untuk melakukan kejahatan Illegal Loging, atau penyitaan kayu yang sudah siap untuk di edarkan. 78 1. Benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruhnya atau sebahagian di duga diperoleh dari tindak pidana atau sebagian dari tindak pidana. Benda-benda yang dapat disita oleh penyidik antara lain adalah : 2. Benda yang telah dipergunakan secara langsung untuk melakukan tindak pidana atau untuk mempersiapkannya. 3. Benda yang khusus dibuat untuk melakukan tindak pidana. 4. Benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak pidana yang dilakukan. 5. Benda yang berada dalam sitaan karena perkara perdata atau karena pailit apat juga disita untuk kepentingan penyidikan penuntutan dan mengadili perkara pidana. 79

2. Fakor-faktor penyebab kerusakan hutan

Dokumen yang terkait

Pertanggungjawaban Pidana Illegal Logging (Pembalakan Liar) Sebagai Kejahatan Kehutanan Berdasarkan Undang-Undang No.41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan Dan Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Perusakan Hutan

7 155 148

Pemalsuan Surat Dalam Perkawinan Dihubungkan Dengan Kitab Undang – Undang Hukum Pidana Dan Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1974

0 30 80

Implementasi Hukum Pidana Dalam Pencegahan dan Penanggulangan Pembalakan Liar (Illegal Logging) Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan Juncto Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlin

0 18 106

PERANAN PERUM PERHUTANI KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN (KPH ) CEPU DALAM UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENEBANGAN HUTAN SECARA LIAR (ILLEGAL LOGGING ) DI TINJAUAN DARI UNDANG - UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KERUSAKA

0 2 16

PENYERTAAN DALAM TINDAK PIDANA PERUSAKAN HUTAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PERUSAKAN HUTAN | AFANDI | Legal Opinion 6225 20586 1 PB

0 0 15

UU NO 18 2013 Pencegahan Perusakan Hutan

0 0 60

BAB II UPAYA PENCEGAHAN PERUSAKAN HUTAN A. Upaya-Upaya yang dapat dilakukan dalam Mencegah Perusakan Hutan - Upaya Hukum dalam Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013

0 0 35

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Upaya Hukum dalam Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013

0 0 19

EFEKTIVITAS UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PERUSAKAN HUTAN DALAM PENEGAKAN TINDAK PIDANA PENEBANGAN LIAR DI KABUPATEN BANGKA SKRIPSI

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN - Efektivitas undang-undang nomor 18 tahun 2013 tentang pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan dalam penegakan tindak pidana penebangan liar di Kabupaten Bangka - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 16