Pengertian Metode Am âl
sebagai hasil pengalaman, ilmu pengetahuan, dan interaksi dengan lingkungan.
Setelah memahami pengertian belajar, selanjutnya adalah istilah pembelajaran. Secara etimologi, kata pembelajaran berasal pula dari kata
ajar dan belajar. Penambahan imbuhan pem- dan akhiran –an membuat
kata pembelajaran memiliki arti “proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau mahluk hidup belajar”.
17
Menurut Rusman “pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain.
Komponen tersebut meliputi tujuan, materi, metode, dan evaluasi”.
18
Sedangkan menurut Hamzah, “istilah pembelajaran memiliki hakikat
perencanaan atau
perancangan desain
sebagai upaya
untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam pembelajaran siswa tidak
hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan”.
19
Menurut Abudin Nata, “yang diharapkan dari penggunaan istilah pembelajaran adalah usaha membimbing peserta didik dan menciptakan
lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar untuk belajar”.
20
Setelah dua kata tersebut diketahui definisinya, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pembelajaran berarti suatu jalan atau cara yang
ditempuh seseorang guru kepada muridnya untuk mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.
Sebagaimana yang dikatakan Jejen dalam “Metode Pendidikan dalam Perspektif Islam, bahwa:
Metode pengajaran atau pendidikan adalah suatu cara yang digunakan pendidik untuk menyampaikan materi pelajaran, keterampilan, atau
sikap tertentu agar pembelajaran dan pendidikan berlangsung efektif,
17
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Loc Cit., h. 23
18
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: Rajawali Pers, 2013, h. 1
19
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, Cet. VI, h. 2
20
Abudin Nata, Prespektif Islam .. Op Cit., h. 87
dan tujuannya tercapai dengan baik. Guru harus menguasai materi pembelajaran dengan baik, sehingga ia mudah memilih metode yang
tepat untuk mengajarkannya.
21
Berkaitan dengan penelitian ini, metode pembelajaran yang akan dibahas adalah metode pembelajaran
amśâl. Maka selanjutnya dipahami terlebih dahulu perngertian kata
amśâl. Kata amśâl “merupakan bentuk jama’ dari kata berbahasa Arab yaitu maśal
Ĕَثَم
.
22
Syekh Manna’ Al- Qaththan menjelaskan bahwa
amśâl merupakan “penyerupaan suatu keadaan dengan keadaan yang lain demi tujuan yang sama, yaitu pengisah
menyerupakan sesuatu dengan yang aslinya”.
23
Kemudian Hasani Ahmad Syamsuri menjelaskan definisi amśâl secara
etimologis bahwa: Kata
amśâl merupakan bentuk jamak dari maśal yang berarti serupa atau sama. Dilihat dari pola wazan nya, kata
maśal, miśl dan maśil satu pola dengan kata syabah, syibh dan syabih. Pengertian
maśal secara etimologis ini ada tiga macam. Pertama, bisa berarti
perumpamaan, gambaran, atau perserupaan. Kedua, bisa berarti kisah atau cerita, jika keadaanya sangat menakjubkan. Ketiga, bisa berarti
sifat, keadaan, atau tingkah laku yang menakjubkan.
24
Sedangkan secara terminologis sebagaimana yang telah didefinisikan oleh para ahli sastra
maśal atau amśâl adalah “ucapan yang banyak disebutkan yang telah biasa dikatakan orang dimaksudkan untuk
menyamakan keadaan sesuatu yang diceritakan dengan keadaan sesuatu yang akan dituju”.
25
Sejalan dengan pendapat yang telah dikemukakan di atas, Kadar M. Yusuf juga mejelaskan bahwa, secara harfiah kata ma
śal semakna dengan syabah yang berarti serupa, sama atau seperti. Dalam bahasa Arab kata ini
selalu digunakan untuk menyamakan sesuatu dengan sesuatu yang lain.
21
Jejen Musfah , “Metode Pendidikan dalam Perspektif Islam”, TAHDZIB Jurnal Pendidikan
Agama Islam, Vol.3, 2009, h. 107
22
Syaikh Manna’ Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Qur’an, Terj. Mifdhol Abdurrahman dan Aunur Rofiq El-Mazni, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006, h. 353
23
Ibid, h. 354
24
Hasani Ahmad Syamsuri, Studi Ulumul Qur’an, Jakarta: Zikra-Press, 2009, h. 173-174
25
Ibid., h. 174
Maśal juga berarti suatu ungkapan yang menyerupakan keadaan sesuatu atau seseorang dengan apa-apa yang terkandung dalam ungkapan itu.
26
Selanjutnya Ibnu Qayyim juga menjelaskan tentang amśâl,
sebagaimana yang dikutip oleh Manna’ al-Qaththan bahwa amśâl adalah “menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain dalam hukum,
mendekatkan yang rasional kepada yang indrawi, atau salah satu dari dua indra dengan yang lain karena ada kemiripan”.
27
Jejen menjelaskan bahwa, metode perumpamaan atau metode amśâl
adalah, “metode pendidikan yang digunakan pendidik kepada anak didik dengan cara memajukan berbagai perumpamaan agar materinya mudah
dipahami.”
28
Dengan memperhatikan beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli, dapat dipahami bahwa metode
amśâl dalam pembelajaran merupakan sebuah cara guru menjelaskan sesuatu kepada
muridnya dengan menggunakan perumpamaan sesuatu tersebut dengan hal yang lainnya karena adanya kemiripan dengan tujuan mempermudah nalar
siswa untuk memahami sesuatu. Dalam beberapa literatur yang penulis dapatkan, mayoritas
narasumber menjelaskan bahwa amśâl termasuk metode pendidikan Islam.
Meskipun demikian, amśâl dalam pembelajaran atau pendidikan dapat
dikategorikan pula dalam istilah approach atau yang sering dikenal sebagai pendekatan dalam pembelajaran.
Dalam literatur asli berbahasa Arab bukan terjemahan, kata amśâl
termasuk dalam kategori minhâj
ن ج yang berarti pendekatan, bukan
kategori ţarîqah
ةقيرط yang diartikan sebagai metode. Kata ج ن sendiri
berasal dari akar kata
ج ن . Dalam Kamus Lisânul „Arab kata ج ن memiliki
persamaan arti dengan kata
قيرط.
26
Kadar M. Yusuf, Op Cit., h. 118-119
27
Syekh Manna’ Al-Qaththan, Op Cit., h. 355
28
Jejen Inong, Loc Cit.
جه لا و و ،حضاو نب : جه قيرط :جه
29
Menurut Ramayulis, pendekatan merupakan pandangan falsafi terhadap subject matter yang harus diajarkan dapat juga diartikan sebagai
pedoman mengajar yang bersifat realistiskonseptual.
30
Pendekatan dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai sudut pandangan terhadap terjadinya
suatu proses pembelajaran. Dan pendekatan inilah yang akan menginspirasi lahirnya suatu metode pembelajaran. Jadi, pengertian
pendekatan lebih luas dibandingkan dengan metode. Jika kata
amśâl perumpamaan ini dikaitkan dengan istilah al-miśâl
ēÄثملا
pemberian contoh, maka dalam pendidikan hal ini juga merupakan sesuatu yang sangat penting. Sebagaimana Muhammad Quthb mengatakan
dalam karyanya yang berjudul Minhaj al-Tarbiyah al-Islâmiyah:
ل ث لا عقا لا نيب :رشع د حلا بلا
اهلك ةيبرلا مظن -
اه يب نم ةيماسإا ةيبرلاو -
ققحتت ا ةيلايخ ةيلاثم جذاَ مسرت اهأ ةمهتم .قيقحتلل ةلباق ْغ اهأ ،عقاولا ماع
ا د ع كلو ،ق ا نم ءيش كلذ ودبي رمأا ر اظ و .لوزي نأ ثبلي ا قيقدتل
يلاو ،نوكت نأ يغب ي يلا ةحيحصلا ةروصلا مسري نأ ةيبرلا ج ا م نم جه م لك ةمهم نإ نأ نكم ا ةلماكتما ةروصلا ذ ْغبو .سيياقما طبضو عاضوأا حيحصت اًمئاد اهيلإ عجري
هْا سيق ل ،قيرطلا يقب مكو ،طوشلا نم ا عطق مك طبضلا فرعن ،لذبي نأ يغب ي يذلا د
.بولطما دهْا اذ ىإ ا تقاط سيقنو 2.
Kedudukan Am âl dalam Pembelajaran
Dalam beberapa literatur yang penulis dapatkan, mayoritas narasumber menjelaskan bahwa
amśâl termasuk metode pendidikan Islam. Seperti dalam buku “Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan
Masyarakat” karya Abdurahman an-Nahlawi yang menyebutkan bahwa amśâl merupakan salah satu metode pendidikan.
29
Jamaluddin Abi Al-Fadhli Muhammad, Lisânul ‘Arab, Beirut Libanon: Dar Al Kotob Al-
Ilmiyah, 2003 vol. 2, h. 446
30
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005, Cet. IV, h. 23
31
Muhammad Quthb, Minhaj al-Tarbiyah al-Islâmiyah.
Beliau menyebutkan bahwa beberapa metode yang dianggap penting dan paling menonjol antara lain: 1 Metode dialog Qur`ani dan Nabawi, 2
Mendidik melalui kisah Qur’ani dan Nabawi, 3 Mendidik melalui perumpamaan Qur’ani dan Nabawi, 4 Mendidik melalui keteladanan, 5
Mendidik melalui aplikasi pengalaman, 6 Mendidik melalui ibrah dan nasihat, 7 Mendidik melalui tar
ġîb dan tarhîb
32
. Selain itu, hal semacam ini juga terdapat pada jurnal pendidikan
Islam. Salah satu tulisan yang menyebutkan bahwa amśâl merupakan suatu
metode adalah tulisan dari Jejen Musfah, beliau menyatakan bahwa metode pendidikan dalam perspektif Islam mencakup tujuh metode, antara
lain: Metode Perumpamaan Amśâl, Metode Kisah, Metode Tarġîb-
Tarhîb, Metode Dialog Hiwâr, Metode Teladan Uswah Hasanah, Metode Latihan dan Praktik Tajrîbah, dan Metode Nasehat.
33
Di dalam kitab
قيبطتلا و ةيرظنلا نيب : ىماسإا نيدلا ميĖعت
disebutkan bahwa dalam pembelajaran tidak hanya terdapat satu metode, melainkan
ada beberapa macam, salah satunya adalah metode pemberian amśâl
perumpamaan.
ةدّدعتم قرط كا هف ،ميلعتلل ةدحاو ةقيرط كا تسيل ّنأ ىإ تافتلاا بج عو تب ةعّو تم
تادادعتسا عو تبو تاوتحو ملعتلا ضارغأ ،مهاوتسم ددعتو ،نملعتما
.سيردتلا قرط ىعارت نأ بج تارابتعا كا ّنأ ْغ
لئاسو تذخا اّهإ لب،اهئا بأ ةيبرت ة ةدحاو ةقيرط ذختت م ةيماسإا ةيبرلا وم صئاصخ اهيف تعار ةْثك بيلاسأو
تعار امك ،مهيدل ىادجولاو ىلقعلاو يلقعلا او مهكاردإ ىوتسا
ءيه و م رشاعم ْثت نأ نكم لا عفاودلاو مهيف ةرثوما زلاو لا مهئدابم مارحا عم ميلعتلا و ىقلتلل مهسوفن
مهتكراشمو ىتاذلا مهطاشن و ةيصخش
32
Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan Masyarakat, terj: Shihabuddin, Jakarta: Gema Insani, 1995, h. 204
33
Jejen Musfah, “Metode Pendidikan dalam Perspektif Islam”, TAHDZIB Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol.3, 2009, h. 107
اوشحو نقلتلا قيرط نع سيلو ،رصبتو ىعوو مهفب ةبترما و ميلعتلا ةيلمع ةلاعفلا و اهمهف نود فراعماو تامولعما نا ذأا
. اهاعيتسا ةيبرلا ماسإا ةقيرط ّنإ
كرتا ةلماش ةْاعم لك ىرشبلا نئاكلا ةْاعم ى طاشن لكو ةيو عماو ةيداما ةايح ، حورو لقعو مسج ،ءىش نع لفغتاو ائيش م
.ضرأا ىلع
Dari teks kitab
قيبطتلا و ةيرظنلا نيب : ىماسإا نيدلا ميĖعت
di atas dapat dipahami bahwa, dalam dunia pendidikan Islam tidak hanya terdapat satu
metode pembelajaran saja, akan tetapi terdapat berbagai macam metode pembelajaran, metode tersebut disesuaikan dengan tujuan pembelajaran itu
sendiri maupun disesuaikan dengan kesiapan para pengajarnya. Kemudian dalam buku tersebut tertulis beberapa metode pembelajaran
agama Islam antara lain sebagai berikut:
م أ ضرغ نكم و لي اميف ماسإا نيدلا ميلعت قرط
ى :
- ة س ا ةودقلا
- صصقلا
- لاثمأا برضو داشرإاو حص لا
- راو ا
- رلا و بيغرلا
بي -
لمعلا قيرط نع ملعتلا -
باقعلا و باوثلا -
رك ما نع ىه لا و فورعما رمأا -
ةيراْا ثادحأا 1
- ة س ا ةظعوما
- اهتلازإ وأ ةداعلا سرغ
- ةظحاما ةقيرط
- مز ا ميلعتلا
- ةقاطلا يجتلا ميلعتلا
34
،ةتÄحش نسح
قيبطتلا ةيرظنلا نيب : اسإا نيدلا ي عت
رصن ةنيدم ، :
،ÅÄتĒلا ةيبرعلا رادلا ةبتĒم 3991
ط ، 3
، .ص
65 -
65
Dapat dipahami dari teks yang dikutip dari kitab
: ىماسإا نيدلا ميĖعت قيبطتلا و ةيرظنلا نيب
bahwa amśâl atau pemberian perumpamaan termasuk
salah satu metode dari beberapa metode pembelajaran agama Islam khususnya. Jadi, sebagaimana yang dijelaskan dalam buku tersebut
amśâl termasuk dalam kategori metode atau
ةقيرط , bukan kategori pendekatan
approach atau
ج ن . Dalam buku tersebut juga dijelaskan tujuan dari metode
amśâl, sebagai berikut:
عما بيرقت و حيضوتلل ةلثمأا مادختسا رثك دقو مركلا نآرقلا ملسما لقع ىإ ةدرجا ىا
ةروظ ما ْغو ةدرجا ءايشأل ليثم يفو، ةبيجعلا ةصقلا و لا ا ىلع قلطيو .ىوب لا ثيد ا و ،بوبحا كولسلا ىإ وعدتو ،فطاوعلاو رعاشما ىلع رثؤت ي و .سوسحا ىإ اهرقن اه يبشتو
ا ىلع ردقأ و سف لا عقوأ اهأ قيوشتلاو عماسلا ةراإو ةرعلاو ةركذتلاو ةج ا ةماقإ و عا قإ
تلاو .ْسفتلاو حرشلاو داشرإاو ميلع
،ةروظ ما ْغو ةيداما ْغ ءايشأا ليثم و سوسحا ْغ بيرقتل ةقيرطلا ذ مدختستو قت ىلع دمتعت ةقيرط ي و ، ا ربدتي و اهمهفيل ناسنإا لوا تم حبصت ثيح
نم لوقع بير ، احوضو و اسح م رثكأ نم سوسح وأ ، سوسح
ءيشب ءيش يبشت و ىآرقلا لثما و .رخآا امدحأ رابتعا و رخآا نم نسوسحا دحأ وأ سوسحا نم لوقعما بيرقت و ، مكح
تلا و فطاوعلا ْثأتلا اغلا ارود بعلتو ،نآرقلا ةْثك لاثمأاو كولسلا ىلع ْثأ
إا نآرقلا لاثمأا نم ىاعت ه رثكأ دقو ، ةبسا ما فورظ و ةمكح تلمعتسا ول اميف ،ىاسن
رصع لك نوعادلا اه ناعتسا و ثيدح ملسو يلع ه ّاص ي لا اهرض دقو ،ةرعلا و ةركذتلل
وذختي و نوبرما اه نعتسي و ، ةج ا ةماقإ و ق ا ةرص ل يإا لئاسو نم اه
و ، قيوشتلاو حاض . مذلا وأ حدما ْف تلا وأ بيغرلا ةيبرلا لئاسو
Demikianlah beberapa referensi yang menyatakan bahwa amśâl
meupakan salah satu dari berbagai maca metode pembelajaran, khususnya metode pembelajaran Islam.
Disamping itu, ada juga referensi lain yang menyatakan secara implisit bahwa
amśâl tergolong pendekatan approach
ج ن , di dalamnya
tertulis sebagai berikut:
35
Ibid., h. 59-77
36
Ibid., h. 64-65
جه ماف . عمتجا نم دوجو دمتسي نلا ا و ، اّيلاثم نوكي دقو ،اّيعقاو جه ما نوكي دقو لعفلا سردي ام و و ، عقاولا
ام و و , ىاثما جه ما ام يب ؛ مئاقلا عمتجا نم نايك ىقتسي ، . ةلضافلا مهدم نوركفما ب بلطي
Jadi kesimpulannya, mayoritas ahli pendidikan Islam menyebutkan bahwa
amśâl merupakan salah satu dari beberapa metode pembelajaran. Dimana istilah metode itu diungkapkan dengan kata
ط ةقير . Namun
demikian, ada referensi juga yang menyatakan secara implicit bahwa amśâl merupakan suatu manhaj
ج ن atau pendekatan approach.