Objek dan Waktu Penelitian Metode Penelitian

yang ghaib dengan sesuatu yang hadir, yang abstrak dengan yang konkret, atau dengan menganalogikan sesuatu hal dengan hal yang yang serupa”. 10 Para mufassir kontemporer ketika menafsirkan ayat amtsâl tidak hanya memperhatikan kedudukan amśâl dalam kedudukan sebagai satu kesatuan susunan kata-kata, tetapi juga berusaha memahami dan menarik makna, hikmah, dan pelajaran dari bagian demi bagian maśal yang ditafsirkannya. Mereka menganalisisnya kemudian menarik dari masing-masing bagian makna dan hikmah, disamping memahami maśal pada ayat yang mereka tafsirkan sebagai satu kesatuan. 11 Selain memperhatikan beberapa hal di atas, menurut Quraish Shihab dalam al-Qur`ân ada ayat-ayat amśâl yang maknanya serupa dengan peribahasa yang digunakan oleh masyarakat. Ketika memahami ayat amśâl yang seperti ini, selain memperhatikan hal-hal yang sudah dijelaskan sebelumnya, hendaknya harus memahami pula lafadz-lafadz tersebut ketika pertama kali terucap, yakni sebelum ia menjadi peribahasa. 12 Berdasarkan pendapat di atas, maka untuk memahami ayat-ayat yang mengandung am śâl perlu dipahami unsur-unsur yang terkandung di dalamnya, seperti objek yang dibuat keserupaan, objek yang diserupakan, dan lain sebagainya yang termasuk dalam syarat-syarat amśâl yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Quraish Shihab berkata bahwa ma śal menampung banyak makna, karena itu ia memerlukan perenungan yang mendalam untuk memahaminya secara baik. 13 10 Manna’ Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Qur’an, Terj. Mifdhol Abdurrahman dan Aunur Rofiq El-Mazni, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006, h. 352 11 Quraish Shihab, Kaidah Tafsir: Syarat, Ketentuan dan Aturan Yang Patut Anda Ketahui Dalam Memahami Al- Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2013, Cet. II,h. 267 12 Ibid, h. 265 13 Ibid, h. 272 38

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Tafsir Surat Ibrâhîm Ayat 18, Surat Al-Baqarah Ayat 68,

dan Surat Y ȗsuf Ayat 41

1. Tafsir Surat Ibrâhîm Ayat 18

a Teks dan Terjemah Surat Ibrâhîm Ayat 18                           Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti Abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan di dunia. Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.Q.S. Ibrâhîm14: 18 1 b Kosa Kata Inti Kata م merupakan bentuk mufrad, dan bentuk jama’ nya adalah مأ yang berarti perumpamaan, bidal, pepatah, dan juga bandingan. 2 Kata م juga memiliki tiga makna lainnya, makna pertama adalah contoh atau tauladan مأ ا ع ا : , makna kedua yaitu peribahasa atau pepatah س َ ا ي ئ س ق , dan 1 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya Special for Women, Bandung: Syamil Al- Qur’an, 2007, h. 257 2 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: Hidakarya Agung, 1990, h. 410