1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dari sejak awal kehadiran Islam di muka bumi, ia telah memberikan perhatian yang besar terhadap pendidikan, sehingga mampu mengubah
pusat kebudayaan dan peradaban yang semula ada di Cina, India, Romawi, Persia dan lainnya berpindah ke dunia Islam, sebagaimana
terlihat di Baghdad, Mesir dan lainnya.
1
Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Karena pendidikanlah yang akan
mengembangkan potensi manusia. Berkaitan dengan hal ini, pendapat Muhammad Amin yang dikutip oleh Abudin Nata menyatakan bahwa
pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan bakat-bakat dan kemampuan individual sehingga potensi-potensi tersebut dapat
diaktualisasikan secara sempurna. Potensi-potensi itu sesungguhnya merupakan kekayaan manusia yang amat berharga.
2
Oleh karena pentingnya peranan pendidikan, maka sebagai umat Islam dalam
menjalankan sebuah pendidikan hendaknya pendidikan tersebut dilandasi dengan nilai-nilai keislaman.
Al-Qur`ân sebagai kitab suci sekaligus pedoman hidup umat Islam, banyak membicarakan dan menjelaskan tentang seluk beluk dan hal-hal
yang berkaitan dengan pendidikan. Ia juga mendorong umat manusia untuk mencari ilmu dan mendudukannya sebagai sesuatu yang utama dan
mulia. Sebagaimana dalam Surat al-Qalam68 ayat 1
َنْوُرُطْسَي اَمَو ِمَلَقْلاَو ن
1
Abudin Nata, Studi Islam Komprehensif, Jakarta: Prenada Media Group, 2011, h. 207
2
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005, h. 103
Nun. Demi pena dan apa saja yang mereka tuliskan.
3
Musthafa Husni Assiba’i menjelaskan bahwa yang dimaksud pada Surat al-Qalam ayat pertama yaitu Allah telah menjadikan alat menulis
pena untuk bahan bersumpah, sebagaimana juga yang ditafsirkan oleh jumh
ȗr ahli al-Qur`ân. Barang siapa yang suka menyelidiki Kitabullah yang Mulia, maka ia pasti mengetahui bahwa Allah bersumpah dengan
makhluk-Nya adalah untuk menyatakan betapa sangat pentingnya apa yang disumpahkan itu, juga untuk menarik perhatian seluruh manusia
kepadanya.
4
Menurut Quraish Shihab, al-Qur`ân secara harfiah berarti “bacaan
yang m encapai puncak kesempurnaan”.
5
Kemudian beliau juga menuturkan bahwa
“al-Qur’an memperkenalkan dirinya hu-dan li al-nas petunjuk untuk seluruh manusia. Inilah fungsi utama kehadirannya
”.
6
Al-Qur`ân merupakan salah satu sumber hukum agama Islam, di dalamnya banyak terdapat aturan hukum bagi kehidupan manusia yang
akan menjamin kebahagiaan pemeluknya di dunia dan akhirat nanti. Dan para ulama juga sepakat bahwa dalam penggunaan sumber hukum Islam,
al-Qur`ân lah yang menjadi prioritas utama dibandingkan sumber hukum Islam lainnya.
7
Karena al-Qur`ân mempunyai fungsi untuk memberi petunjuk ke jalan yang sebaik-baiknya.
Allah berfirman dalam Q.S. Al-Isrâ` ayat 9,
. . . ُمَوْ قَأ َيِه ِِلِل ىِدْهَ ي َناَءْرُقْلا اَذه نِإ
Sesungguhnya al-Qur`ân ini memberikan petunjuk kepada jalan yang paling lurus
…
8
Menurut ulama besar kontemporer, Muhammad Husein Ath- Thabathaba’iy sebagaimana yang dikutip oleh guru besar kita Quraish
3
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Syamil Al-Qur’an,
2007, h. 564
4
Musthafa Husni Assiba’i, Kehidupan Sosial Menurut Islam, Bandung: Diponegoro, 1993, Cet III, h. 112
5
M.Quraish Shihab, Lentera Al- Qur’an, Jakarta: PT Mizan Pustaka, 2008, Cet. II, h.21
6
Ibid, h. 26
7
Sapiuddin Shiddiq, Ushul Fiqh, Jakarta: KENCANA, 2011, h. 25
8
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya, Op Cit.,h. 283