Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 68

Allah. Kemudian mereka berkata kepada Nabi Musa, “ apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan atau bahan olokan?”, pertanyaan mereka ini mengandung keraguan terhadap kekuasaan Allah. 46 Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa Ibnu Hatim meriwayatkan dengan sanad yang bersambung hingga Muhammad bin Sirrin, dari Ubadah As-Silmani, ia berkata bahwa: Ada seorang laki-laki Bani Israel mandul yang mempunyai harta banyak dan anak saudaranya merupakan pewarisnya. Maka ia membunuh anak saudaranya itu. Pada malam hari ia membawa mayatnya, lalu diletakan di depan pintu salah seorang Bani Israel. Ketika pagi tiba, maka pihak korban menuduh si pemilik rumah dan warganya sehingga mereka pun mengangkat senjata dan saling menyerang. Salah satu yang berpikiran lebih bijak berkata,” Mengapa kalian saling membunuh padahal kita punya Rasul” Maka mereka menemui Musa a.s. dan menceritkan kejadian tersebut. Musa berkata,” Sesungguhnya Allah menyuruhmu untuk menyembelih seekor sapi betina. Mereka berkata, „Apakah kamu hendak menjadikan kami bahan ejekan? Musa menjawab,’Aku berlindung kepada Allah sekiranya aku termasuk orang- orang yang bodoh’.” 47 Dan perkataan mereka yang seperti itu sudah menjadi bukti bahwa mereka sangat kasar tabiatnya dan tidak mengakui kek uasaan Allah swt. kemudian Nabi Musa menjawab,”Aku berlindung kepada Allah dari memperolok manusia, karena perbuatan itu termasuk perbuatan orang yang jahil, terlebih bagi seorang rasul yang akan menyampaikan risalah dan hukum Allah kepada manusia. 48 2 Tafsir Ayat Setelah Nabi Musa menjawab demikian, mereka memunculkan pertanyaan lagi, padahal dengan jawaban Nabi Musa saja 46 Ibid. 47 Muhammad Nashib Ar-Rifa ’I, Kemudahan dari Allah: Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Terj., Budi Permadi, jilid.1, Jakarta: Gema Insani 2011, h. 119 48 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Tafsirnya, jilid. I, Op Cit., h. 128 sebenarnya sudah cukup, apalagi di dalam jawaban beliau terdapat sindiran bahwa bisa jadi merekalah orang-orang yang jahil yang menduga Nabi mereka berolok-olok atau Allah berbuat tanpa alasan. 49 Bani Israil berkata lagi kepada Nabi Musa,”Tanyakanlah kepada Tuhanmu agar diterangkan kepada kami tanda-tanda sapi yang dimaksudkan itu”. Nabi Musa menjawab,” sapi yang harus disembelih itu bukan sapi yang tua atau sapi yang muda, tetapi yang sedang umurnya. Turutilah perintah itu dan laksanakanlah segera.” 50 Hamka menafsirkan ayat ini dalam Tafsir Al-Azhar: “Mereka berkata: Serukanlah kepada kami kepada Tuhanmu, supaya diterangkannya bagaimana lembu itu?”. Lembu betina banyak berkeliaran di padang rumput. Kami mau jelas bagaimana macamnya lembu itu. Menjatuhkan perintah hendaklah yang terang Cobalah tanyakan kembali pada Tuhanmu itu, lembu betina yang macam mana yang dikehendaki. Berkata dia: “Sesungguhnya Dia bersabda, bahwa hendaklah lembu betina itu yang belum tua benar dan tidak sangat muda, pertengahanlah diantara itu, maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu itu.” 51 Pada potongan ayat َ ع ا ا ق Mereka berkata, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami”, dalam Tafsir Fathul Qadir dijelaskan bahwa ini merupakan salah satu bentuk keras kepala mereka yang sudah mendarah daging, karena mereka biasa bersikap seperti ini kepada kebanyakan apa yang diperintahkan Allah kepada mereka. Jika seandainya mereka tidak keras kepala dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, tentu akan cukup bagi mereka menyembelih sapi apapun, namun mereka 49 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, vol. 1, Op Cit., h. 268 50 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Tafsirnya, jilid. I, Loc Cit. 51 Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz.1, Jakarta: Pustaka Panjimas, 2001, h. 283-284 sendiri yang mempersulit sehingga Allah pun mempersulit mereka. 52 Ketika mereka bertanya kepada Nabi Musa, “sapi apakah itu?”, Nabi Musa menjawab, “Sesungguhnya Dia berfirman”, Nabi Musa menegaskan bahwa ini adalah firman Allah, bukan ucapan berdasarkan kemauan dan pendapatnya, bahwa “sapi itu adalah sapi yang tidak tua dan tidak pula muda, pertengahan antara itu”. 53 Dalam menafsirkan ayat ini Abu Ja’far berkata dalam kitab Tafsir Ath-Thabari: Maka setelah mereka yakin apa yang diperintahkan Musa kepada mereka adalah benar dan sungguh-sungguh, mereka mengatakan, coba mohonkan kepada Tuhanmu agar Dia menerangkan kepada kami sapi betina apa itu? Mereka bertanya kepada Musa dengan nada membangkang, padahal jika menuruti apa yang diperintahkan Allah niscaya cukuplah bagi mereka sapi betina apa saja. 54 Hamka juga menjelaskan, “kesombongan mereka dan cara mereka bertanya sebenarnya telah mempersulit mereka sendiri. Dengan jawaban Nabi Musa yang demikian, menyuruh mencari lembu betina yang belum tua, tetapi tidak muda lagi, supaya dicari pertengahan antara tua dan muda, mereka telah mempersulit diri.” 55 Perintah Allah seharusnya diterima dan langsung dilaksanakan. Tetapi mereka masih belum beranjak mengerjakannya walaupun penjelasan itu sudah cukup. Bahkan Nabi Musa sudah mengisyaratkan tidak perlu lagi ada pertanyaan dengan mengatakan,” maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepada kamu .” Karena semakin banyak pertanyaan yang diajukan, maka semakin banyak pula jawaban yang akan memberi ciri dan syarat, dan pada gilirannya akan semakin mempersulit. 56 52 Muhammad bin Ali bin Muhammad Asy-Syaukani, Op Cit,, h. 381 53 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, vol. 1, Loc Cit. 54 Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, jilid. 2,, h. 70 55 Hamka, Op Cit,, h. 284 56 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah,, vol.,1 h. 269 Melanjutkan penjelasannya, Hamka mengatakan bahwa: Tadinya jika mereka menangkap saja sembarangan lembu betina, entah muda atau tua, perintah itu telah terlaksana dengan baik. Tetapi dengan perintah yang sekarang ini, mereka sudah menyaring dengan benar dan menaksir umur lembu-lembu betina yang hendak disembelih itu. Nabi Musa memerintahkan lekas-lekaslah laksanakan perintah itu, dengan maksud supaya mereka tidak bertanya lagi. 57 Menurut Abu Ja’far pada bagian akhir ayat ini, yaitu م ا عف ف مأ bahwa Allah berfirman bahwa: “Kerjakanlah apa yang Aku perintahkan kepada kalian, niscaya kalian akan mendapatkan apa yang kalian cari di sisi-Ku, dan sembelihlah sapi betina yang Aku perintahkan kepada kalian, niscaya dengan menaati perintahku tersebut kalian akan mengetahui siapa pelaku pembunuhan itu”. 58 Menurut Imam Asy- Syaukani potongan ayat “ ا عف ف Maka kerjakanlah, merupakan pembaharuan perintah dan penegasannya, serta sebagai dampratan bagi mereka karena keras kepala, namun ini tidak berguna dan tidak mempan bagi mereka, bahkan mereka kembali kepada tabi’at dan makar mereka serta melanjutkan kebiasaan merek a yang telah mendarah daging itu.” 59 Pada ayat 68 Surat al-Baqarah terdapat potongan ayat yang mengandung amśâl, yaitu ا ي ا ع ا ف ا . Potongan ayat tersebut mengandung makna amśâl meskipun tidak secara jelas terdapat lafaż tamśîl yang mengindikasikan amśâl, karena bentuk amśâl seperti ini termasuk amśâl kâminah. Dan potongan ayat tersebut memiliki persamaan makna dengan pepatah طس أ مْا يخ sebaik-baiknya perkara adalah yang di pertengahannya. Dalam pembelajaran, amśâl kâminah seperti ini dapat diimplementasikan. Contoh sederhananya adalah ketika seorang 57 Hamka, Loc Cit. 58 Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari ,, h. 77 59 Muhammad bin Ali bin Muhammad Asy-Syaukani, Op Cit., h. 382 guru menjelaskan materi pelajaran kepada peserta didik, maka hendaknya guru tersebut menjelaskan jangan terlalu cepat dan juga terlalu lambat, tetapi pertengahan diantara keduanya.

3. Tafsr Surat Yȗsuf Ayat 41

a Teks dan Terjemah Surat Yȗsuf Ayat 41                       Hai kedua penghuni penjara: Adapun salah seorang diantara kamu berdua, akan memberi minuman tuannya dengan khamar; Adapun yang seorang lagi Maka ia akan disalib, lalu burung memakan sebagian dari kepalanya. telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyakannya kepadaku. Q.S Y ȗsuf12: 41 60 b Kosa Kata Inti Kata س ا berasal dari akar kata سي - س yang artinya menahan atau memenjarakan. Kata س ا memiliki persamaan arti dengan kata س ا yang artinya penjara. 61 Pendapat tersebut juga dibenarkan dalam Lisânul ‘Arab, bahwa kata س ا dengan kasrah pada huruf sin sama artinya dengan kata س ا yang merupakan isim, dan jika huruf sin nya di fathah maka merupakan maşdar. 62 Kemudian kata سي merupakan fi’il mudhâri’ dari kata س yang berarti memberi minum. 63 60 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya Special for Women, h. 41 61 Ahmad Warson Munawwir ,, h. 613 62 Jamaluddin Abi Al-Fadhli Muhammad, Op Cit., Vol. 13, h. 247 63 Mahmud Yunus,,, h.173 Kata selanjutnya yaitu ي merupakan fi’il mudhâri’ majhȗl dari akar kata ص - ي yang berarti menyalib. Karena kata ي merupakan fi’il majhȗl , maka artinya berubah menjadi disalib, kemudian karena şigatnya juga fi’il mudhâri’ yang mengandung waktu yang akan datang, maka kata ي diartikan akan disalib. 64 Kata ي ق adalah bentuk majh ȗl dari kata ق - ي . Kata ق sendiri memiliki arti melaksanakan, menyelesaikan. Karena kata ي ق adalah bentuk majh ȗl dan disandingkan dengan kata مْا maka artinya menjadi keputusan perkara sudah diambil, diselesaikan. 65 Selanjutnya kata س ي merupakan fi’il mudhâri’ dari kata سا yang berarti meminta fatwa, yang kemudian disambungkan dengan đamîr antumâ, sehingga kata ي س memiliki arti yang kalian berdua minta fatwanya. Meminta fatwa dalam konteks ayat ini berarti juga menanyakan. 66 Meskipun dalam kamus Lisânul ‘Arab tidak menjelaskan dengan khusus arti dari kata ي س , tetapi ada dua kata yang dijelaskan dalam kamus ini yang memiliki asal kata yang sama سا yaitu kata م س ف dan سي . Di dalam Lisanul ‘Arab tertulis: مهَأسف يأ ؛ اًقلخ ُدشأ م أ ْمِهِتْفَ تْساَف :ىاعت لوق قاحسإ وبأ لاقو لاؤس َأ ريرقت ْ ًاقلخ ّدشَأ ّم ع : ّلجو ّزع لوقو .ةفلاسلا ممأا نم ا ْقلَخ ْنَم .مّلعت لاؤس كنولأسي يأ ؛مُكيِتْفُ ي ُه لق َكَنْوُ تْفَ تْسَي 67 64 Ahmad Warson Munawwir ,, h. 787 65 Ibid, h. 1130 66 Ibid, h. 1034 67 Jamaluddin Abi Al-Fadhli Muhammad, Lisânul ‘Arab, Beirut Libanon: Dar Al Kotob Al- Ilmiyah, 2003 vol. 15, h. 170 Dari pernyataan teks Lisanul ‘Arab di atas, dapat dipahami bahwa makna kata م س ف dalam potongan ayat شأ مهأ م س ف خ mengandung makna ا س م أس ف “maka tanyakanlah”. Dan pada kata سي dalam potongan ayat م ي ي ه ق سي mengandung makna ا س أسي . Dengan melihat contoh ayat di atas, maka kata ي س dalam ayat ini dapat diartikan dengan menanyakan atau kalian berdua tanyakan. c Tafsir Surat Yȗsuf Ayat 41 1 Munâsabah Ayat Pada ayat-ayat sebelumnya, yaitu ayat 39-40 Surat Y ȗsuf dijelaskan bahwa Nabi Y ȗsuf mengajak kedua penghuni penjara untuk memeluk agama tauhid, yaitu hanya menyembah kepada Allah Yang Maha Esa. 68 Selain itu, Nabi Y ȗsuf juga menyampaikan pokok-pokok ajaran agama yang dianutnya, yakni agama Islam. 69 Pada ayat 36 Surah Y ȗsuf ini , dua teman Nabi Yȗsuf di penjara pura-pura bermimpi agar mimpi itu ditakwilkan oleh Nabi Y ȗsuf dengan niat untuk menjajaki ilmunya. Salah satu dari mereka berkata, ”sesungguhnya aku bermimpi memeras anggur” dan yang lai n berkata, “sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku membawa roti di atas kepalaku, sebagiannya dimakan burung”, berikanlah kepada kami ta’birnya. Sesungguhnya kami memandangmu termasuk orang-orang yang pandai. 70 Akan tetapi, setelah ditanya seperti itu Nabi Y ȗsuf tidak langsung menjawab ta’bir mimpi yang ditanyakan. Seperti yang 68 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Tafsirnya Edisi Yang Disempurnakan, Jilid. IV, Jakarta: Lentera Abadi, 2010, h. 531 69 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Vol. 6, Op Cit., h. 99 70 Muhammad Ahmad Isawi, Tafsir Ibnu Mas’ud: Studi Tentang Ibnu Mas’ud dan Tafsirnya, Terj. Ali Murtadho Syahudi, Jakarta: Pustaka Azzam, 2009, h. 604-605 dikatakan Quraish Shihab sebelumnya, pada ayat 37-40 Surah Y ȗsuf ini dijelaskan bahwa Nabi Yȗsuf menyampaikan pokok- pokok ajaran Islam kepada kedua orang penghuni penjara tersebut. 71 Dan pada ayat 41 nanti baru akan dijelaskan ta’bir dari mimpi kedua orang penghuni penjara tersebut. 2 Tafsir Ayat Pada ayat sebelumnya yaitu ayat 39-40, telah dijelaskan bahwa Nabi Y ȗsuf dimasukan ke dalam penjara, dan di penjara beliau melakukan dakwah. Di penjara tersebut terdapat dua orang yang bermimpi dan menanyakan takwilnya kepada Nabi Y ȗsuf. Dan kemudian pada ayat ini, barulah dijelaskan oleh beliau takwil mimpi yang dialami dua pemuda itu. Y ȗsuf berkata, “Hai dua penghuni penjara, adapun mimpi yang pertama takwilnya adalah bahwa engkau akan segera keluar dari penjara dan kembali bekerja seperti dulu sebelum masuk penjara, yaitu sebagai tukang siram kebun raja dan akan memberi minum raja dengan khamar. Takwil mimpi kedua bahwa engkau akan dihukum salib, lalu bangkaimu dan sebagian kepalamu akan dimakan burung. Begitulah takwil mimpi yang kamu tanyakan kepada saya sebagai wahyu yang telah diwahyukan kepadaku. 72 Muhammad Nasib Ar- Rifa’I menjelaskan bahwa: Y ȗsuf berkata kepada keduanya, “Hai kedua temanku di dalam penjara, adapun salah seorang diantara kamu berdua, maka dia akan memberi minum kepada tuannya berupa khamr .” Y ȗsuf menggembirakan dengan menakbirkan mimpi keduanya setelah Y ȗsuf merasa puas karena telah menyampaikan dakwah ketauhidan serta menyajikannya selaras dengan kepentingannya terhadap pentakbiran. Maka Y ȗsuf berkata, adapun salah seorang diantara kamu berdua, maka dia akan kembali bekerja menyajikan khamr kepada raja. “Adapun yang seorang lagi, ia akan disalib kemudian burung akan memakan sebagian 71 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Vol. 6, Loc Cit. 72 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Tafsirnya, jil. 4, Op Cit., h. 531-532 kepalanya.” Raja akan menyalibnya, burung mendatanginya, lalu memakan daging kepalanya. Demikianlah Y ȗsuf tidak menentukan secara tegas siapa yang mendapat takbir itu agar ia tidak bersedih. Oleh karena itu Y ȗsuf menyamarkannya dengan kata “adapun yang lain”. Yang dimaksud adalah orang yang membawa roti di atas kepalanya. 73 Menurut Abu Ja’far Firman Allah أ َمأ س ا ي ص ي ا خ هَ سيف Hai kedua penghuni penjara, adapun salah satu diantara kalian berdua akan memberi minum tuannya dengan khamer , yaitu orang yang memeras anggur, ia akan memberi minum khamer kepada tuannya, yakni rajanya. Menjadi juru saji minumannya. 74 Kemudian Abu Ja’far meneruskan penjelasannya, “adapun yang seorang lagi, yakni yang bermimpi membawa roti diatas kepalanya, sementara burung memakannya, maka ia akan disalib dan burung memakan kepalanya”. 75 Abu Ja’far juga menjelaskan kembali bahwa: Ketika Y ȗsuf menabirkan mimpi kedua orang tersebut, keduanya berkata kepada Y ȗsuf, “Kami tidak bermimpi apapun”. Yȗsuf kemudian berkata kepada keduanya مْا ي ق ي س هيف َ ا “Telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyakannya kepadaku”. Yȗsuf berkata ,”Telah selesai masalah yang kalian berdua tanyakan, maka ketentuan Allah pasti akan terjadi kepada kalian berdua seperti yang aku beritahukan kepada kalian. 76 Pendapat seperti ini selaras dengan pendapat para ahli takwil, salah satunya menyebutkan riwayat dibawah ini: Muhammad bin Amr menceritakan kepadaku, ia berkata: Isa Abu Ashim menceritakan kepada kami, ia berkata: Isa menceritakan kepada kami dari Ibnu Abi Najih dari Mujahid tentang ayat ي س هيف َ ا مْا ي ق “Telah diputuskan 73 Muhammad Nasib Ar- Rifa’I,, h.857-858 74 Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari, Terj. Ahsan Askan, jilid. 14, Jakarta: Pustaka Azzam, 2007, h. 690 75 Ibid, h. 691 76 Ibid.