Komik Sebagai Media Dakwah Islam

penyimpangan sosial bisa didefinisikan sebagai tindakan atau perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai atau ekspektasi masyarakat, maka dari itu penyimpangan tidak selalu berdampak buruk, tergantung dari sudut mana kita melihatnya. Dengan kata lain, penyimpangan sosial bukanlah kualitas dari suatu tindakan, melainkan konsekuensi dari adanya penerapan sangsi bagi perilaku tersebut. Sekalipun penyimpangan sosial bisa memiliki makna berbeda bagi orang atau masyarakat yang berbeda, penyimpangan sosial bisa didefinisikan sebagai tindakan yang tak sesuai atau berlainan dari norma-norma atau ekspektasi- ekspektasi sosial. Oleh karena itu, penyimpangan sulit didefinisikan secara tepat karena penyimpangan bersifat relatif, adapun beberapa teori sosiologis terkenal yang membahas tentang teori-teori penyimpangan seperti anomie, teori konflik, teori sosiokultural,teori labeling, teori kontrol, teori fungsi Durkheim, teori sosialisasi, teori interaksionisme simbolis, dan teori etnometodologis. 15 Edwin Lemert berpendapat bahwa aturan melanggar merupakan hal yang biasa dalam kehidupan sehari-hari dan bahwa banyak episode pelanggaran norma menimbulkan reaksi kecil dari orang lain atau berpengaruh pada konsep diri seseorang penyimpangan primer, dalam kebanyakan kasus, pelanggaran aturan menjadi normal dan diakomodasikan ke dalam penerimaan kehidupan. Ini adalah reaksi ketika masyarakat berprasangka negatif terhadap terjadinya penyimpangan awal stigma dan serangkaian gerakan perilaku yang diulang individu yaitu melanggar aturan dan penyesuaian identitas menyimpang sebagai sarana penyesuaian penyimpangan boleh di bilang menjadi penyimpangan sekunder. 16 15 Yusron Razak, Sosiologi Sebuah Pengantar, Jakarta : Laboratorium Sosiologi Agama, 2008, h. 205. 16 John Scott, Sosiologi : Key Concepts, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011, h. 83. Penyimpangan sosial dalam masyarakat tradisional relatif statis, tidak akan disukai. Penyimpangan sosial terhadap kaidah-kaidah dalam masyarakat yang tradisional memerlukan suatu keberanian dan kebijaksanaan tersendiri. Namun, apabila masyarakat tradisional tersebut merasakan manfaat dari suatu penyimpangan tertentu, maka penyimpangan sosial tersebut dapat diterima. Biasanya proses tersebut dimulai oleh generasi muda yang pernah pergi merantau. Kebiasaan-kebiasaan yang dibawanya dari luar, mulai ditiru oleh orang-orang sekitarnya untuk kemudian menjalar ke seluruh masyarakat. 17 Seperti yang kita ketahui, penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku dalam suatu lingkungan masyarakat, jika ada seseorang yang berperilaku menyimpang maka orang tersebut akan diberikan sanksi atau hukuman yang telah disepakati bersama oleh masyarakat atau pun agama yang mayoritas masyarakat tersebut meyakininya. Dalam komik Si Juki karya Faza Meonk ini peneliti melihat banyak adegan yang merupakan penyimpangan sosial, misalnya penipuan dengan modus MLM Multi Level Marketing, merusak kebersihan lingkungan dengan sampah-sampah visual, dan praktek dukun yang merugikan masyarakat dan berakibat buruk bagi kepercayaan atau iman seseorang.

2. Penyimpangan Sosial Menurut Islam

Seperti yang kita ketahui bahwa penyimpangan sosial biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari, Islam pun memiliki pandangan tersendiri tentang penyimpangan sosial, segala sesuatu yang bersifat berseberangan dengan hukum Islam maka bisa disebut sebagai penyimpangan, dan memiliki hukum tersendiri, 17 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1998, h. 238. baik hukum berupa dosa maupun hukum yang berlaku sesuai tafsiran dari Alquran dan hadist seperti hukum potong tangan bagi pelaku pencuri atau denda berupa harta yang harus dikeluarkan jika melakukan suatu penyimpangan. Dalam Islam, ada istilah syirik, yaitu penyembahan terhadap benda pusaka atau berhala dan meyakini kekuatan benda tersebut sehingga pelakunya ragu akan kuasa Allah. Orang yang melakukan tindakan syirik tersebut disebut musyrik. Allah SWT berfirman:                                     Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib- kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”. QS. An Nisa: 36 Adapula riddah, yaitu keluar dari agama Islam, baik pindah agama yang lain atau menjadi tidak beragama. Adapun pelaku riddah terjadi karena tiga sebab, yaitu: 1. Perbuatan yang mengkafirkan, seperti sujud pada berhala, menyembah bulan, batu, benda pusaka, dan lain-lainnya.